30 mesin pencari keamanan siber terbaik untuk tahun 2024 - tek id

BAKTI Kominfo Butuh Dana Rp13,4 Triliun Untuk Satria-2 - Selular ID

 

BAKTI Kominfo Butuh Dana Rp13,4 Triliun Untuk Satria-2

Suharno
BAKTI Kominfo Butuh Dana Rp13,4 Triliun Untuk Satria-2.
BAKTI Kominfo Butuh Dana Rp13,4 Triliun Untuk Satria-2.

JAKARTA, SELULAR.ID – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membutuhkan dana US$860 juta (sekitar Rp13,4 triliun) untuk membuat Satelit Republik Indonesia 2 atau Satria-2.

Hal tersebut Direktur BAKTI Kominfo, Fadhilah Mathar ungkapkan sembari mengatakan Satria-2 akan mulai dirakit tahun 2025.

Fadhilah mengatakan terkait pengadaan proyek inimasih dalam proses diskusi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

“Untuk Satria-2, kami mengusulkan itu sekitar US$860 juta (sekitar Rp13,4 triliun) dengan kapasitas 300 Gbps agar bisa menjangkau seluruh Indonesia, termasuk di beberapa wilayah terpencil,” ujarnya, akhir pekan lalu.

TONTON JUGA:

Fadhilah menjelaskan pemerintah berencana melibatkan pendanaan dari luar negeri melalui skema pinjaman ataupun dana hibah.

“Proses itu tidak bisa langsung dilakukan, karena berbeda dengan proyek yang didanai anggaran pendapatan belanja negara (APBN) penerimaan negara bukan pajak (PNBP), tetapi ada tahapan lagi nantinya,” pungkasnya.

Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi sebelumnya mengeklaim sejumlah negara seperti Prancis, Inggris, Amerika Serikat, hingga Cina telah menyatakan ketertarikan bergabung dalam proyek Satria-2.

Kini Kemenkominfo masih menyeleksi vendor yang dinilai pemerintah bisa memberikan penawaran terbaik.

Pada Juni 2023 lalu, pemerintah telah berhasil meluncurkan Satria-1 yang disebut mulai bisa dimanfaatkan secara bertahap per Januari 2024.

Proyek tersebut memakan anggaran mencapai US$550 juta (setara Rp8,1 triliun*) dengan kapasitas 150 Gbps, atau lebih rendah dibanding rencana proyek Satria-2.

Pemerintah menjelaskan kecepatan ideal untuk akses internet adalah 4 Mbps.

Indonesia diperkirakan masih membutuhkan kapasitas hingga 900 Gbps untuk memaksimalkan 150.000 titik pada 2030.

Jaringan internet yang belum merata di Indonesia turut menjadi peluang bagi para perusahaan telekomunikasi, terutama bisnis fiber optics.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah perusahaan penyedia layanan internet atau internet service provider (ISP) di Indonesia mencapai 828 unit pada 2022.

Jumlah perusahaan ISP itu dilaporkan bertambah 35,51 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 611 perusahaan.

Hal itu turut meningkatkan jumlah pelanggan ISP yang kini telah mencapai 13,2 juta orang per 2022, naik 5,6 persen yoy.

Simak berita menarik lainnya dari Selular.id di Google News

BACA JUGA

JAKARTA, SELULAR.ID – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membutuhkan dana US$860 juta (sekitar Rp13,4 triliun) untuk membuat Satelit Republik Indonesia 2 atau Satria-2.

Hal tersebut Direktur BAKTI Kominfo, Fadhilah Mathar ungkapkan sembari mengatakan Satria-2 akan mulai dirakit tahun 2025.

Fadhilah mengatakan terkait pengadaan proyek inimasih dalam proses diskusi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

“Untuk Satria-2, kami mengusulkan itu sekitar US$860 juta (sekitar Rp13,4 triliun) dengan kapasitas 300 Gbps agar bisa menjangkau seluruh Indonesia, termasuk di beberapa wilayah terpencil,” ujarnya, akhir pekan lalu.

TONTON JUGA:

Fadhilah menjelaskan pemerintah berencana melibatkan pendanaan dari luar negeri melalui skema pinjaman ataupun dana hibah.

“Proses itu tidak bisa langsung dilakukan, karena berbeda dengan proyek yang didanai anggaran pendapatan belanja negara (APBN) penerimaan negara bukan pajak (PNBP), tetapi ada tahapan lagi nantinya,” pungkasnya.

Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi sebelumnya mengeklaim sejumlah negara seperti Prancis, Inggris, Amerika Serikat, hingga Cina telah menyatakan ketertarikan bergabung dalam proyek Satria-2.

Kini Kemenkominfo masih menyeleksi vendor yang dinilai pemerintah bisa memberikan penawaran terbaik.

Pada Juni 2023 lalu, pemerintah telah berhasil meluncurkan Satria-1 yang disebut mulai bisa dimanfaatkan secara bertahap per Januari 2024.

Proyek tersebut memakan anggaran mencapai US$550 juta (setara Rp8,1 triliun*) dengan kapasitas 150 Gbps, atau lebih rendah dibanding rencana proyek Satria-2.

Pemerintah menjelaskan kecepatan ideal untuk akses internet adalah 4 Mbps.

Indonesia diperkirakan masih membutuhkan kapasitas hingga 900 Gbps untuk memaksimalkan 150.000 titik pada 2030.

Jaringan internet yang belum merata di Indonesia turut menjadi peluang bagi para perusahaan telekomunikasi, terutama bisnis fiber optics.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah perusahaan penyedia layanan internet atau internet service provider (ISP) di Indonesia mencapai 828 unit pada 2022.

Jumlah perusahaan ISP itu dilaporkan bertambah 35,51 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 611 perusahaan.

Hal itu turut meningkatkan jumlah pelanggan ISP yang kini telah mencapai 13,2 juta orang per 2022, naik 5,6 persen yoy.

Simak berita menarik lainnya dari Selular.id di Google News

Awesome
Needs Work
Contact

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin