Tantangan Pemerintah, Impor Produk Elektronik Lebih Tinggi Dibandingkan Ekspor - Selular ID - Opsitek

Informasi Teknologi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Tantangan Pemerintah, Impor Produk Elektronik Lebih Tinggi Dibandingkan Ekspor - Selular ID

Share This
Responsive Ads Here

 

Tantangan Pemerintah, Impor Produk Elektronik Lebih Tinggi Dibandingkan Ekspor

Selular.ID – Industri elektronik nasional masih mengalami defisit, dengan nilai impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor. Pada tahun 2024, nilai impor produk elektronika mencapai 25,43 miliar USD.

Sedangkan nilai ekspor hanya sebesar 9,23 miliar USD. Salah satu produk dengan nilai impor yang tinggi adalah AC rumah tangga, yang pada tahun 2024 tercatat sebesar 420,46 juta USD—meskipun menurun 9% dari tahun sebelumnya, nilainya tetap signifikan.

Namun secara keseluruhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2024 tumbuh 5,02% secara tahunan dibandingkan periode yang sama 3 tahun sebelumnya, dan meningkat sebesar 0,53% secara kuartalan dimana salah satunya ditopang oleh sektor industri.

Faisol Riza, Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia dalam peresmian pabrik AC LG do Bekasi, Jawa Barat baru-baru mengatakan, LG telah menunjukkan dukungan nyata terhadap pertumbuhan industri elektronika dengan memproduksi berbagai produk elektronika yang berkontribusi baik terhadap ekspor maupun penjualan dalam negeri

Tingginya nilai impor tersebut mencerminkan besarnya permintaan domestik terhadap produk AC yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi.

Perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan suhu, serta peningkatan daya beli masyarakat kelas menengah.

Menjawab tantangan tersebut, kehadiran pabrik AC terbaru PT. LG Electronics Indonesia. memberikan angin segar bagi industri.

Selain berpotensi menekan ketergantungan terhadap impor, fasilitas produksi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri sekaligus merambah pasar ekspor.

Hal ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur AC di kawasan 4 ASEAN.

Keberadaannya juga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lokal, mendukung ekonomi daerah serta transfer pengetahuan teknologi tata udara,”kata Faisol Riza baru-baru ini.

Dikatakan Faisol Riza, Indonesia masih menghadapi tantangan berupa ketergantungan terhadap impor komponen.

Industri komponen AC dalam negeri masih belum sepenuhnya kuat, sehingga pasokan bagi industri hilir masih sangat bergantung pada impor.

Nilai impor produk kompresor, sebagai salah satu komponen utama AC, tercatat sebesar 244,29 juta USD pada tahun 2024.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mendorong PT. LG Electronics Indonesia agar memproduksi secara lokal berbagai komponen utama, termasuk kompresor, guna memperkuat kemandirian dan rantai pasok nasional.

Pemerintah dorong penggunaan dalam negeri
Pemerintah terus mendorong penggunaan produk dalam negeri sebagai bagian dari semangat kemandirian industri nasional.

Penggunaan produk lokal, terutama yang diproduksi oleh putra-putri bangsa, menjadi fokus utama dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Dari sisi regulasi, produk AC kini termasuk dalam ruang lingkup penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) 5 secara wajib.

Ketentuan ini sebelumnya diatur dalam Permenperin No. 34 Tahun 2013 tentang Pemberlakuan SNI Wajib untuk Pendingin Ruangan, Lemari Pendingin, dan Mesin Cuci.

Regulasi ini kemudian diperbarui melalui Permenperin No. 7 Tahun 2025 tentang Pemberlakuan SNI untuk Elektronika Rumah Tangga Secara Wajib, yang akan mulai berlaku pada Juli 2025.

Baca Juga:Perluas Investasi Pabrik AC LG Electronics di Indonesia Segera Beroperasi

Dengan adanya ketentuan baru ini, produk AC yang dihasilkan, termasuk dari pabrik terbaru PT. LG Electronics Indonesia, diharapkan dapat memenuhi standar mutu dan keselamatan yang ditetapkan.

Yuni Riadi
Yuni Riadi

Selular.ID – Industri elektronik nasional masih mengalami defisit, dengan nilai impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor. Pada tahun 2024, nilai impor produk elektronika mencapai 25,43 miliar USD.

Sedangkan nilai ekspor hanya sebesar 9,23 miliar USD. Salah satu produk dengan nilai impor yang tinggi adalah AC rumah tangga, yang pada tahun 2024 tercatat sebesar 420,46 juta USD—meskipun menurun 9% dari tahun sebelumnya, nilainya tetap signifikan.

Namun secara keseluruhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2024 tumbuh 5,02% secara tahunan dibandingkan periode yang sama 3 tahun sebelumnya, dan meningkat sebesar 0,53% secara kuartalan dimana salah satunya ditopang oleh sektor industri.

Faisol Riza, Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia dalam peresmian pabrik AC LG do Bekasi, Jawa Barat baru-baru mengatakan, LG telah menunjukkan dukungan nyata terhadap pertumbuhan industri elektronika dengan memproduksi berbagai produk elektronika yang berkontribusi baik terhadap ekspor maupun penjualan dalam negeri

Tingginya nilai impor tersebut mencerminkan besarnya permintaan domestik terhadap produk AC yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi.

Perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan suhu, serta peningkatan daya beli masyarakat kelas menengah.

Menjawab tantangan tersebut, kehadiran pabrik AC terbaru PT. LG Electronics Indonesia. memberikan angin segar bagi industri.

Selain berpotensi menekan ketergantungan terhadap impor, fasilitas produksi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri sekaligus merambah pasar ekspor.

Hal ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur AC di kawasan 4 ASEAN.

Keberadaannya juga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lokal, mendukung ekonomi daerah serta transfer pengetahuan teknologi tata udara,”kata Faisol Riza baru-baru ini.

Dikatakan Faisol Riza, Indonesia masih menghadapi tantangan berupa ketergantungan terhadap impor komponen.

Industri komponen AC dalam negeri masih belum sepenuhnya kuat, sehingga pasokan bagi industri hilir masih sangat bergantung pada impor.

Nilai impor produk kompresor, sebagai salah satu komponen utama AC, tercatat sebesar 244,29 juta USD pada tahun 2024.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mendorong PT. LG Electronics Indonesia agar memproduksi secara lokal berbagai komponen utama, termasuk kompresor, guna memperkuat kemandirian dan rantai pasok nasional.

Pemerintah dorong penggunaan dalam negeri
Pemerintah terus mendorong penggunaan produk dalam negeri sebagai bagian dari semangat kemandirian industri nasional.

Penggunaan produk lokal, terutama yang diproduksi oleh putra-putri bangsa, menjadi fokus utama dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Dari sisi regulasi, produk AC kini termasuk dalam ruang lingkup penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) 5 secara wajib.

Ketentuan ini sebelumnya diatur dalam Permenperin No. 34 Tahun 2013 tentang Pemberlakuan SNI Wajib untuk Pendingin Ruangan, Lemari Pendingin, dan Mesin Cuci.

Regulasi ini kemudian diperbarui melalui Permenperin No. 7 Tahun 2025 tentang Pemberlakuan SNI untuk Elektronika Rumah Tangga Secara Wajib, yang akan mulai berlaku pada Juli 2025.

Baca Juga:Perluas Investasi Pabrik AC LG Electronics di Indonesia Segera Beroperasi

Dengan adanya ketentuan baru ini, produk AC yang dihasilkan, termasuk dari pabrik terbaru PT. LG Electronics Indonesia, diharapkan dapat memenuhi standar mutu dan keselamatan yang ditetapkan.

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages