OPlus, Perusahaan Misterius yang Naungi Oppo, Realme, OnePlus By CNN Indonesia - Opsitek

Informasi Teknologi Pilihan

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

OPlus, Perusahaan Misterius yang Naungi Oppo, Realme, OnePlus By CNN Indonesia

Share This

 

OPlus, Perusahaan Misterius yang Naungi Oppo, Realme, OnePlus

By
Android Authority
cnnindonesia.com
3 min
Ilustrasi (Istockphoto/ Finwal)
Jakarta, CNN Indonesia --

OppoRealmeOnePlus dimiliki oleh perusahaan Oujia Holdings, yang dikenal secara internasional sebagai OPlus. OPlus adalah pemegang saham mayoritas Oppo, sub brand Realme, dan sub brand OnePlus.

OPlus adalah perusahaan investor misterius yang mengawasi OnePlus, Oppo, dan Realme. Disebut misterius karena ada perusahaan BBK Electronic yang juga menaungi Oppo, Vivo, OnePlus dan Realme.

Baru-baru ini, pendiri OnePlus, Pete Lau diangkat menjadi Senior Vice President (SVP) di OPlus. Ia mengatakan OPlus tidak berhubungan sama sekali dengan BBK. Meski demikian, Lau tetap menjabat sebagai CEO OnePlus.

"Pete tetap berkomitmen pada perannya sebagai CEO OnePlus. Pada saat yang sama, ia juga berperan sebagai SVP dan chief product experience officer untuk OPlus, berkontribusi pada pengembangan produk dan perencanaan," kata Oneplus.

Di Oplus, tugas Lau adalah mensinergikan tiga merek ponsel itu dan pengembangan produk untuk Oppo dan OnePlus.

Di sisi lain, latar belakang pendanaan dan hierarki perusahaan OnePlus dengan Oppo dan Realme masih diselimuti misteri.

Dilansir dari , kepindahan Lau ke OPlus dianggap akan melancarkan sinergitas merek antara Oppo, Realme, dan OnePlus. 

Lau sendiri memulai karir di Oppo sebagai teknisi pada 1998. Pada 2013 ia meninggalkan Oppo untuk mendirikan OnePlus.

Dilansir dari South Morning China Post, peran baru pendiri OnePlus akan menempatkannya dalam kendali langsung lini produk Oppo.  Ia juga akan fokus untuk mencapai sinergi antara Oppo, OnePlus dan Realme. 

Lau mendirikan OnePlus untuk menyasar segmen pasar kelas atas dan desain merek itu telah memiliki penggemar setia. Oppo kemudian menjadi pemegang saham utama di OnePlus.

BBK Electronics

BBK Electronics menjadi perusahana yang mendanai Oppo, Vivo, Realme, dan OnePlus. Masih belum jelas relasi perusahaan ini dengan kedudukan Oplus. (CNNIndonesia/Safir Makki)

Sementara itu BBK Electronics adalah perusahaan yang menaungi Oppo, Vivo, dan Realme. Data IDC menunjukkan  Oppo ada di tempat pertama dan berturut-turut disusul Vivo, Samsung, Realme, dan Xiaomi.

BBK Electronics menjadi induk dari empat perusahaan ponsel, Oppo, Vivo, Realme, dan OnePlus. Jadi sebuah kebingungan ketika ada perusahaan OnePlus yang diklaim juga menguasai saham

Jika dihitung, BBK Electronic ini setidaknya menguasai lebih dari setengah peredaran ponsel di Indonesia (61,6 persen). Disebut peredaran, karena data IDC menghitung dari pengiriman (pengapalan) ponsel yang dilakukan produsen dari pabrik ke pasar, bukan dari data penjualan mereka.

Menelisik sejarahnya, BBK Electronics Corp, sebuah perusahaan asal China ini memulai bisnisnya dengan menjual berbagai alat elektronik seperti pemutar CD, MP3,dan DVD sejak 1995. Perusahaan ini dimiliki oleh pebisnis miliader bernama Duan Yongping.

Duan awalnya bekerja pada perusahaan Zhongshan Yihua Grup. Di grup ini ia berhasil mengubah pabrik yang sekarat menjadi bisnis menguntungkan. Ia lantas membuat unit yang memproduksi konsol video gim murah, Subor Electronics Industry Corp di bawah Yihua.

Namun, akhirnya Duan keluar dari Yihua setelah niatnya menguasai saham Subor ditolak. kemudian ia mendirikan BBK Electronics pada 1995. Duan membagi lini bisnis BBK Electronics ke dalam tiga segmen besar yaitu elektronik edukasi, audiovisual seperti DVD, dan komunikasi (ponsel).

Pada 2004, Duan kemudian melebarkan sayap bisnisnya dengan mendirikan Oppo. Dilansir dari Phone Radar, Oppo baru benar-benar menciptakan ponsel pintar pada 2009 setelah sebelumnya fokus pada produk pemutar DVD.

Setahun kemudian Oppo membuka peluang bisnis untuk merambah pasar mancanegara. Asia Tenggara menjadi fokus Oppo, merek ini menargekan Thailand kemudian disusul  Indonesia, Pakistan, dan Malaysia.

Setelah sukses dengan Oppo, BBK menghadirkan ponsel Vivo pada 2009 dengan ponsel pertama dua tahun setelahnya. Vivo mengandalkan selebriti sebagai bintang iklan untuk menarik minat pengguna.

Melalui sub brand Oppo, BBK kemudian menawarkan ponsel premium di bawah nama OnePlus untuk merambah segmen pasar kelas atas. Penjualan merek ini ditargetkan bagi pasar Eropa dan Amerika Serikat melalui Amazon.

Pada 2018, Oppo kembali menelurkan sub brand baru dengan nama Realme untuk menyasar pasar menengah ke bawah.

(jnp/eks)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages