Instagram Disebut Buruk bagi Remaja, Facebook Membantah dengan Grafik By Kompas
Instagram Disebut Buruk bagi Remaja, Facebook Membantah dengan Grafik
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fasset.kompas.com%2Fcrops%2FLDN-SSo0vlHMWCasxxm8KZVotCU%3D%2F160x0%3A1420x840%2F750x500%2Fdata%2Fphoto%2F2021%2F05%2F05%2F60928b766753b.png)
KOMPAS.com - Beberapa pekan lalu, Wall Street Journal (WSJ) merilis sebuah laporan yang menyebut Facebook sebenarnya mengetahui Instagram memiliki dampak buruk dan berbahaya (toxic) bagi remaja, terutama perempuan.
Hal itu berdasarkan sebuah dokumen internal Facebook yang menampilkan hasil survei terhadap penggunaan Instagram pada 40 orang remaja laki-laki dan perempuan yang bocor di internet.
Facebook pun "gerah" dan memberikan klarifikasinya dalam sebuah blog. Klarifikasi tersebut dirilis sekitar dua minggu setelah laporan WSJ tadi tayang.
Klarifikasi itu disampaikan oleh Vice President Head of Research Facebook, Pratiti Raychoudhury. Menurut dia, WSJ keliru menginterpretasikan studi internal Facebook tersebut.
"Sama sekali tidak akurat jika riset internal kami mendemonstrasikan bahwa Instagram berdampak buruk bagi remaja perempuan," kata Raychoudhury.
"Riset ini justru memberikan gambaran bahwa Instagram membantu para remaja (bukan hanya perempuan saja) mengatasi beragam masalah yang menjadi momok di kehidupan mereka," imbuh Raychoudhury.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fasset.kompas.com%2Fcrops%2FjzBczjV4e9B4Lm1AfgVIarjZi18%3D%2F0x16%3A890x610%2F750x500%2Fdata%2Fphoto%2F2021%2F09%2F28%2F6152baecddc63.png)
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Salah satunya adalah pertanyaan terkait penggunaan Instagram dan efeknya terhadap bentuk tubuh (body image) para pengguna remaja perempuan, sebagaimana ilustrasi grafik sebelah kanan di atas.
"Bentuk tubuh adalah satu-satunya masalah yang menjadi momok bagi remaja perempuan yang menggunakan Instagram. Meski demikian, masalah ini diakui masih tak berdampak bagi sebagian besar (45,5 persen) dari mereka," jelas Raychoudhury.
Efek negatif karena body image
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fasset.kompas.com%2Fcrops%2F3tp8mY6_H21hdnSQt4OidIxYlUE%3D%2F0x0%3A1200x800%2F750x500%2Fdata%2Fphoto%2F2021%2F04%2F06%2F606bc904d46fc.jpg)
Isu terkait body image ini memang sempat menjadi topik yang diperbicangkan banyak pihak, lantaran masalah ini kerap muncul dan menjadi dampak negatif ketika seseorang menggunakan jejaring sosial Instagram.
Bahkan pada 2019 lalu, Instagram berencana menerapkan kebijakan membatasi pengguna di bawah umur 18 tahun melihat beragam postingan yang berkaitan dengan obat peninggi badan, penurut berat badan, dan produk kecantikan lainnya, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TheVerge, Rabu (29/9/2021).
Kemudian, riset bertajuk #StatusofMind yang dipublikasikan oleh lembaga kesehatan asal Inggris, Royal Society for Public Health, menyimpulkan bahwa Instagram merupakan jejaring sosial yang paling banyak dikeluhkan memiliki dampak negatif.
Salah satu yang membuat jejaring sosial tersebut toxic adalah masalah terkait body image dan pengguna perempuan tadi, di mana pengguna perempuan biasanya suka membanding-bandingkan penampilan mereka dengan apa yang ada di Instagram.
"Instagram bisa dengan mudah membuat pengguna perempuan merasa seolah-olah tubuhnya tidak bagus. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang menggunakan filter dan mengedit fotonya agar terlihat 'sempurna'," ujar seorang responden dalam riset tersebut.