Bank Indonesia Jelaskan Soal Peretasan Data, Dipastikan Layanan Operasional Tak Terganggu
JAKARTA, KOMPAS.TV – Belakangan tersiar kabar bahwa data Bank Indonesia diretas oleh kelompok yang diketahui sebagai geng ransomware Conti. Bank Indonesia dalam hal ini membenarkan adanya kebocoran data dan peretasan tersebut.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyampaikan, adanya upaya peretasan berupa ransomware tersebut terjadi pada Desember lalu.
"Ini menyadarkan kami bahwa cyberattack, atau bahkan cybercrime itu nyata dan kami juga kena," ujar Erwin Haryono pada konferensi pers secara virtual, Kamis (20/1/2022).
Adapun data tersebut diretas oleh kelompok peretas ransomware Conti. Kabar peretasan itu diunggah salah satu platform intelijen bernama Dark Tracer di Twitter pada Kamis (20/1) pagi.
Ransomware adalah sejenis malware yang intinya mampu mengambil alih kendali atas sebuah komputer dan mencegah penggunanya mengakses data hingga tebusan dibayar.
Dalam keterangannya, DarkTracer mengumumkan peringatan bahwa ransomware Conti telah memberi tanda Bank Indonesia sebagai bagian dari daftar korbannya.
Ia juga membagikan potongan tangkapan layar dari situs gelap geng ransomware Conti. Terlihat tampilan file yang dinamai corp.bi.go.id. Tertera keterangan unggahan yang tertulis bahwa total data tersebut sebanyak 838 file sebesar 487,09 MB.
Dalam hal ini, Erwin pun menjelaskan, sejak terjadinya peretasan data oleh ransomware, BI sudah melakukan langkah-langkah untuk memitigasi serangan kejahatan siber ke depannya.
"Pertama kami menguatkan framework termasuk di level pegawai karena ransomware itu masuk pada the weakest link tadi itu. Kemudian juga mengembangkan infrastruktur yang lebih ketat dan juga mengembangkan kerja sama yang lebih erat," terang Erwin.
Dengan langkah-langkah mitgasi yang sudah dilakukan, Erwin memastikan, setelah terjadinya serangan ransomware BI sudah melakukan antisipasi dan penanganan audit sehingga tidak ada gangguan apapun dari layanan yang diberikan oleh BI.
Di samping itu, dijelaskannya, layanan operasional Bank Indonesia tidak terganggu serta tetap terkendali dan bisa mendukung kegiatan ekonomi masyarakat.
Komentar
Posting Komentar