Balada Medsos Buatan Trump: Mirip Twitter, Semua Postingan Disebut 'Kebenaran' - Kumparan

 

Balada Medsos Buatan Trump: Mirip Twitter, Semua Postingan Disebut 'Kebenaran'

Balada Medsos Buatan Trump: Mirip Twitter, Semua Postingan Disebut 'Kebenaran'
Truth Social ini adalah aplikasi medsos buatan Donald Trump. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT

Media sosial buatan mantan presiden AS Donald Trump, Truth Social, telah meluncur dalam versi Beta pada pekan ini. Secara tampilan dan konsep, ia mirip dengan Twitter. Satu-satunya pembeda signifikan adalah setiap postingan pengguna disebut sebagai ‘truth’ atau ‘kebenaran’.

ADVERTISEMENT

Kabar mengenai peluncuran versi Beta dari Truth Social disampaikan oleh anak Donald Trump, Donald Trump Jr., lewat postingan di Instagram pada Rabu (16/2). Dia menampilkan screenshot truth dari sang ayah agar pengikutnya bersiap medsos itu rilis.

“Siap-siap! Presiden favoritmu akan melihatmu segera,” kata Donald Trump dalam postingannya.

Mengutip Reuters, dua orang narasumber menyebut bahwa Truth Social versi Beta memang telah dirilis bagi 500 penguji coba. Per Rabu (16/2), pengembang telah merilis versi aplikasi Truth Social 0.9 yang berisi perbaikan atas bug 're-teruth' –istilah yang mereka pakai untuk retweet– serta kompresi dan rasio foto dan peningkatan pembuatan akun.

Truth Social sendiri dikembangkan oleh ventura milik Trump yang disebut Trump Media & Technology Group (TMTG). Menurut Kepala Eksekutif TMTG, Devin Nunes, Truth Social memberikan "pengalaman yang menarik dan bebas sensor".

ADVERTISEMENT

Aplikasi beta medsos tersebut kini baru tersedia di TestFlight, situs web milik Apple yang biasa dipakai pengembang sebelum software-nya rilis di App Store. Truth Social direncanakan rilis pada akhir Maret 2022.

Truth Social bakal menjadi corong utama Donald Trump untuk menyampaikan opininya di publik setelah ia diblokir tanpa batas waktu dari berbagai medsos mainstream, seperti Twitter, Facebook, dan Google, sejak tahun lalu.

Trump dikenal sebagai sosok politikus yang kerap berbagi informasi hoaks atau misleading, serta opini yang memecah belah. Puncaknya adalah ketika pemilu AS 2020, dengan Trump terus-terusan menyebut bahwa ia dicurangi.

Pendukung Trump akhirnya melakukan kericuhan di gedung Kongres AS, Capitol, pada 6 Januari 2021. Menurut catatan Time, selama kericuhan itu Trump memposting video di mana dia menyuruh para perusuh untuk pulang, tetapi kukuh dalam pendiriannya bahwa ia dicurangi selama pemilu dan dia mencintai para perusuh.

ADVERTISEMENT

Akibat video tersebut, dan berbagai posting lain selama kerusuhan yang melanggar kebijakan platform medsos, Trump diblokir oleh Facebook, Twitter, dan Google.

Setiap postingan adalah ‘kebenaran’?

Penggunaan istilah ‘truth’ atau ‘kebenaran’ untuk merujuk setiap postingan pengguna memberikan kesan bahwa media sosial bikinan Trump melindungi kebebasan berpendapat. Begitupun dengan janji Kepala Eksekutif-nya yang menyebut Truth Social bakal bebas sensor.

Klaim semacam itu bakal disambut baik oleh kelompok konservatif di AS yang selama ini merasa bahwa mereka dibatasi oleh perusahaan teknologi besar (Big Tech) saat menyampaikan pandangan politiknya.

Namun, apakah menjalankan media sosial tanpa sensor benar-benar memungkinkan?

Balada Medsos Buatan Trump: Mirip Twitter, Semua Postingan Disebut 'Kebenaran' (1)
TRUTH Social, platform media sosial milik Donald Trump. Foto: Screenshot Apple Apps Store

Tantangan terbesar Truth Social saat ini adalah memastikan agar aplikasinya tidak ditendang dari App Store milik Apple atau Play Store milik Google. Tanpa kedua toko aplikasi tersebut, Truth Social tidak bisa menjangkau publik yang lebih luas lewat smartphone.

ADVERTISEMENT

Masalahnya, untuk tetap berada di toko aplikasi itu Truth Social mesti menjaga moderasi konten di platformnya. Kegagalan moderasi konten akan membuat Truth Social bernasib sama seperti Parler – media sosial yang sempat jadi favorit konservatif AS pendukung Trump tahun lalu. Pada 2021, Parler sempat diblokir dari App Store dan Google Play Store karena gagal memoderasi konten kekerasan.

“Hal yang akan menjadi sulit adalah jika mereka berada dalam situasi seperti Parler, di mana mereka memiliki tingkat ujaran kebencian yang sedemikian rupa sehingga layanan hosting dan kemungkinan App Store mulai memperhatikan,” kata David Thiel, arsitek big data sekaligus Chief Technology Officer dari Stanford Internet Observatory, kepada Reuters.

Saat ini, TMTG bekerja sama dengan Hive, sebuah perusahaan berbasis di San Francisco yang melakukan moderasi konten berbasis AI. Kerja sama itu ditujukan untuk menandai konten seksual eksplisit, ujaran kebencian, intimidasi, dan konten kekerasan. Kemitraan TMTG dengan Hive kemungkinan besar ditujukan agar Truth Social tetap diterima App Store dan Google Play Store.

ADVERTISEMENT

Baca Juga

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)