SpaceX raih kontrak dari NASA untuk De-orbit ISS pada 2030 - Tek id

Media Asing Soroti Isu Kebocoran Data Pelanggan PLN dan IndiHome di Indonesia Halaman all - Kompas

 

Media Asing Soroti Isu Kebocoran Data Pelanggan PLN dan IndiHome di Indonesia Halaman all - Kompas.com

Call center Indihome atau nomor call center Indihome (nomor telepon Indihome)

KOMPAS.com - Belakangan ini, jagat maya Indonesia diramaikan dengan laporan dugaan kebocoran data yang datang bertubi-tubi.

Dua insiden dugaan kebocoran data di antaranya dialami oleh perusahaan fixed broadband IndiHome (PT Telkom) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Keduanya merupakan perusahaan badan usaha milik negara (BUMN).

Dugaan insiden kebocoran data yang dialami oleh dua perusahaan BUMN ini pun ikut menarik perhatian media asing. Pantauan KompasTekno pada Selasa (23/8/2022), setidaknya ada tiga media asing yang ikut mewartakan soal dugaan insiden kebocoran data PLN dan IndiHome di Indonesia.

Dua media di antaranya berasal dari negara tetangga Indonesia, yaitu New Straits Times (Singapura) dan MalaysiaNow (Malaysia). Satu media lain yang ikut memberitakan masalah ini adalah Reuters, media asing asal Inggris yang kerap membahas isu bisnis dan masalah global lainnya.

Ketiga media asing itu menulis berita dengan isi yang serupa. Judul artikel yang digunakan ketiga media asing ini juga hampir serupa, yakni "Indonesia investigating alleged data breaches at state-owned firms" (Indonesia menyelidiki dugaan pelanggaran data di perusahaan milik negara).

Isi berita 3 media asing soal PLN dan IndiHome

Ilustrasi data 17 juta pelanggan PLN diduga bocor dan dijual di forum online.
Lihat Foto
Reuters, New Straits Times, dan MalaysiaNow kompak mengawali pemberitannya dengan melaporkan adanya dugaan kebocoran data yang diawali oleh perusahaan milik negara, yaitu PLN dan IndiHome.

Berita ketiga media asing itu kemudian dilanjutkan dengan keterangan resmi dari perwakilan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, yang telah memanggil manajemen kedua perusahaan BUMN tersebut.

Berita juga memuat soal respons pihak IndiHome dan PLN. Dengan mengutip media lokal di Indonesia, ketiganya memberitakan bahwa pihak PLN tidak segera memberikan respons soal dugaan kebocoran data ini.

Baru pada Sabtu (20/8/2022), juru bicara PLN baru memberikan tanggapannya, dengan menyebutkan bahwa pihak PLN tengah menginvestigasi dugaan kebocoran data tersebut.

Lalu, ketiganya juga mengutip keterangan resmi dari juru bicara Telkom pada Senin (22/8/2022), yang menyebutkan bahwa tidak ada kebocoran data pelanggan IndiHome.

Bahas sertifikat vaksin Presiden Jokowi yang pernah bocor

Tak hanya mewartakan soal dugaan kebocoran data IndiHome dan PLN, Reuters, New Straits Times, dan MalaysiaNow juga menambahkan informasi bahwa Indonesia kerap mengalami kebocoran data dalam beberapa tahun terakhir.

Bocor dan tersebarnya sertifikat vaksin Covid-19 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi salah satu contoh yang disebutkan dalam laporan ketiga media asing itu.

Catatan sertifikat vaksin Jokowi ramai dibagikan secara luas di media sosial pada September 2021 yang berasal dari aplikasi skrining Covid-19 PeduliLindungi.

Soroti UU PDP tak kunjung rampung

Ketiganya kompak menutup pemberitaan dengan menyoroti soal Rancangan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi di Indonesia.

Ketiganya melaporkan, "RUU PDP yang bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur keamanan siber negara itu diajukan ke parlemen pada tahun 2020, tetapi belum disahkan".

RUU PDP memang masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2020. RUU ini ditargetkan akan rampung sesuai rencana Prolegnas 2020, yakni Oktober 2021. Namun, hingga kini, Agustus 2022, RUU PDP tak kunjung disahkan.

Laporan Reuters, New Straits Times, dan MalaysiaNow soal dugaan kebocoran data IndiHome dan PLN dapat dibaca selengkapnya melalui tautan di bawah ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin