Mengintip Rencana Jababeka (KIJA) Bangun Silicon Valley Cikarang - Bisnis Indonesia
Mengintip Rencana Jababeka (KIJA) Bangun Silicon Valley Cikarang - Bisnis Indonesia
Bisnis, JAKARTA – Rencana PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) bakal membangun proyek 'The Next Silicon Valley' yang diklaim pertama dan terbesar di Indonesia seluas 60 ha di Cikarang Jawa Barat bukan isapan jempol belaka. Jababeka tahun ini akan segera merilis kawasan teknologi layaknya Silicon Valley dengan nama Correctio di wilayah Cikarang. Salah satu produk unggulan yang ditawarkan yaitu CORE.
Presiden Direktur PT Grahabuana Cikarang sekaligus Direktur Jababeka Suteja Sidarta Darmono mengatakan sebagai langkah awal diwujudkannya Correctio, Jababeka melalui anak perusahaannya, PT Grahabuana Cikarang (Jababeka Residence) memperkenalkan satu produk unggulan perdananya yaitu CORE.
CORE merupakan komitmen Jababeka untuk mewujudkan industri 4.0. dan society 5.0. Jababeka ingin menghadirkan kawasan dengan mutu teknologi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini serta sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi.
“Jababeka akan mengembangkan ekosistem yang kuat untuk mendukung industri 4.0 melalui pengenalan teknologi baru, termasuk utilisasi internet of things (IoT), augmented reality, automasi, dan sebagainya. Memiliki society 5.0 juga penting karena Correctio Jababeka berkaitan erat dengan gaya hidup masyarakat,” ujarnya belum lama ini.
CORE Jababeka rencananya bakal dilengkapi dengan beragam fitur, mulai 4 keys Small Office, Home Office (SOHO) Concept atau konsep bangunan multifungsi dan smart building system (smart doorlock, motion sensor, CCTV, lighting control, AC & TV control, smart speaker). Kemudian, ruang komunitas Green Belt sepanjang 1,5 kilometer dan Inner Court Plaza.
Selain itu, CORE Jababeka bakal menerapkan konsep high ceiling yang dipadu dengan roof window sehingga menghasilkan sirkulasi udara dan pencahayaan alami. Kawasan ini juga menggunakan solar panel sebagai sumber listrik terbarukan.
Di sisi lain, CORE Jababeka yang berada tepat di tengah kawasan Correctio berdekatan dengan beragam fasilitas pendukung. Misalnya, President University dan Makerspace Jababeka (Fablab) yang berperan sebagai pusat pendidikan dan inovasi, future TOD (Transit Oriented Development) Center Jababeka sebagai pusat moda transportasi terpadu, hingga shopping mall dan lapangan golf internasional.
General Manager Corporate Marketing PT Grahabuana Cikarang Eric Limansantoso mengatakan dengan konsep bangunan tiga dan dua lantai, CORE menawarkan akses privat terpisah menuju masing-masing lantai yang diantaranya area komersial, area kantor, dan ruang tamu. “Hal ini guna menunjang keamanan penghuni agar tak merasa terganggu ketika menjalani kehidupan personal, pekerjaan, atau usaha dalam aktivitas sehari-hari,” katanya.
Dia berharap dengan tumbuhnya kawasan yang berteknologi memadai hingga pemenuhan kebutuhan hunian ini dapat menciptakan ekosistem industri kolaboratif sehingga terwujud kawasan eksklusif untuk perusahaan teknologi dan startup di Indonesia.
Adapun, anak usaha dari KIJA, PT Jababeka Infrastruktur mulai memasarkan proyek hunian terbaru dengan konsep SOHO dikisaran Rp1,9 miliar dengan jumlah unit yang dijual pun masih terbatas yaitu sebanyak 25 unit.
PT Jababeka Infrastruktur optimis pengembangan kawasan industri teknologi Correctio atau Jababeka Silicon Valley dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Managing Director PT Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono mengatakan Correctio yang berlokasi di Jababeka Cikarang merupakan kawasan industri yang sudah 'matang' karena telah dihuni oleh 1.800 perusahaan.
“Di Jababeka ada 1.800 perusahaan. Juga, Jababeka sudah launching Hackaton yaitu kompetisi yang melibatkan ratusan talenta yang akan memberikan solusi terhadap masalah di industri yang akan melahirkan startup dan bergabung di kawasan CORE,” ucapnya.
Melalui program Hackaton yang digelar dapat menstimulasi hadirnya perusahan rintisan atau startup baru di Correctio sehingga tercipta ekosistem yang saling terkoneksi. Dengan demikian, secara ekonomi pengembangan yang dilakukan pihaknya akan menciptakan perusahaan-perusahaan baru, sehingga tercipta lapangan kerja dan lahir talenta-talenta baru.
“Bukan hanya sumber daya manusia berbasis tenaga atau skill tetapi berbasiskan ilmu pengetahuan. Ini dampaknya secara ekonomi maupun secara sumber daya manusia,” tuturnya.
Selain itu, sejumlah industri yang akan muncul seiring berkembangnya proyek Jababeka. Beberapa di antaranya yaitu industri yang bersifat padat karya, industri padat inovasi, dan industri teknologi di dorong kualitas sumber daya manusia yang berkompetensi.
“Dengan adanya kawasan Silicon Valley ini akan ada perusahaan-perusahaan, kompetensi digital, solusi teknologi, dan mereka berkumpul untuk membuat perusahaan-perusahaan bisa naik kelas,” ujarnya.
Menurutnya, terdapat tiga faktor pembentuk kawasan dengan ekosistem seperti Silicon Valley di Indonesia, antara lain dapat melahirkan inovasi dan solusi untuk permasalahan industri, menghasilkan SDM kompeten, dan menciptakan aktivitas ekonomi sehingga dapat menambah lapangan pekerja dan berdampak pada ekonomi negara.
Jababeka juga memperkenalkan inovasi terbaru dalam upaya pembangunan kawasan industri Correctio dengan mengusung penggunaan district cooling system yang merupakan sistem pendinginan kawasan yang terpusat. Penggunaannya dapat memasok pendingin ke seluruh kawasan dengan kapasitas tinggi namun daya listrik yang rendah.
Dengan begitu, Correctio menjadi kawasan dengan upaya pengurangan emisi karbon yang optimal. Untuk itu, pengembang kawasan tersebut menggandeng Mitsubishi Heavy Industries (MHI) dalam penerapan inovasi barunya.
“Kerja sama ini sesuai dengan visi Jababeka yang selalu berupaya mewujudkan Net-Zero Industrial Cluster di Correctio,” ujarnya.
Tak hanya itu, Agung optimis kerja sama keduanya akan mewujudkan Correctio sebagai pusat bisnis berbasis teknologi terbesar dan pertama di Indonesia, sekaligus kawasan industri dengan mengedepankan ekosistem hijau dan keberlanjutan.
“Kawasan ini akan mengoptimalkan konsep smart and green city. Oleh karenanya, visi ini perlu didukung dengan kemitraan bersama Mitsubishi Heavy Industries yang dapat menyediakan fasilitas district cooling system di kawasan,” terangnya.
MHI Indonesia dan Jababeka dalam hal ini telah menginisiasi studi kelayakan terhadap penggunaan district cooling system. Nantinya, DCS akan ditampilkan juga di Fabrication Lab (Fablab) Jababeka sebagai layanan untuk mendorong efektivitas operasional perusahan.
Presiden Direktur PT MHI Indonesia Shinji Kobayashi meyakini peran MHI Indonesia dapat memberikan solusi inovatif yang mendukung pembangunan Correctio.
“MHI Group terdorong untuk menemukan cara baru yang berkelanjutan untuk menggerakkan kawasan ini, meningkatkan infrastruktur, dan berinovasi di manufaktur kawasan,” ujarnya.
MHI sendiri telah memiliki segudang pengalaman khususnya dalam pemberian layanan di berbagai industri mencakup sistem energi, sistem pembangkit listrik infrastruktur, logistik, sistem pendingin, dan lainnya.
Kemitraan MHI dan Jababeka disebutnya sebagai langkah strategis untuk mendukung visi pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan menetapkan target Net-Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat.
Dengan demikian, Jababeka juga memberikan kesempatan untuk para Startup dan perusahaan industri di kawasan Correctio untuk menciptakan lapangan kerja hijau dan dekarbonisasi sektor.
Untuk untuk membangun industri 4.0 dan society 5.0 ke depan di kawasan Correctio, Jababeka infrastruktur menggandeng Telkomsel Enterprise untuk memenuhi kebutuhan teknologi di kawasan tersebut.
Managing Director PT Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono menuturkan dengan bersinergi bersama Telkomsel, Jababeka berkomitmen untuk membangun ekosistem teknologi berkelanjutan yang mampu menjadi solusi atas seluruh kebutuhan industri dan startup di kawasan Correctio
Kehadiran Telkomsel Enterprise dapat menjadi solusi untuk kebutuhan manufaktur teknologi cerdas sehingga perusahaan teknologi dan startup di kawasan Correctio dapat terkoneksi dengan mumpuni.
Vice President Enterprise Product Management Telkomsel Hanang Setiohargo menuturkan pihaknya menyambut baik kerja sama ini yang dinilai sebagai kesempatan strategis untuk perusahaannya yang bergerak di bidang telekomunikasi sehingga dapat masuk ke dunia industri.
“Kerja sama ini membuktikan bahwa digitalisasi bisa masuk ke dunia industri yang memiliki niche sendiri. Semoga ini menjadi landasan awal untuk kami berpartner agar bisa memajukan industri di Indonesia,” tuturnya.
Telkomsel sendiri hadir di kawasan Correctio untuk menyediakan layanan Enterprise Prodcut & Smart Manufacturing Solutions, salah satunya yaitu dengan penyediaan Fabrication Laboratory (Fablab) Jababeka.
Fablab merupakan layannan yang menyediakan solusi bagi pegiat industri untuk mendorong efektivitas operasional perusahaan. Dengan demikian, perusahaan di kawasan Jababeka dapat lebih optimal dalam memanfaatkan teknologi digital.
“Kami yakin kerja sama yang terjalin dapat mendorong implementasi solusi teknologi masa depan untuk mengakselerasi transformasi digital lintas sektor, melesat dengan digital mencapai industri 4.0,”
Selain Telkomsel, Jababeka menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PT Bisa Artifisial Indonesia (BISA AI), dan Indogen Capital sebagai mitra strategis dalam mewujudkan kawasan Jababeka Silicon Valley. (Affifah Rahmah Nurdifah)