1,3 Miliar Data Registrasi SIM Card Diduga Bocor, Ini Cara Mengeceknya - BeritaSatu
1,3 Miliar Data Registrasi SIM Card Diduga Bocor, Ini Cara Mengeceknya
Kamis, 1 September 2022 | 19:05 WIB
Oleh: Herman / FMB

Jakarta, Beritasatu.com – Kasus kebocoran data kembali terjadi. Kali ini ada 1,3 miliar data registrasi SIM Card masyarakat Indonesia yang diduga bocor. Pakar keamanan siber yang juga chairman lembaga riset siber CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) Pratama Persadha menjelaskan, kebocoran tersebut diunggah pada 31 Agustus 2022 oleh anggota forum situs breached.to dengan nama identitas 'Bjorka'. Pengunggah tersebut juga memberikan sample data sebanyak 1,5 juta data.
"Jika diperiksa, sample data yang diberikan tersebut memuat sebanyak 1.597.830 baris berisi data registrasi SIM Card milik masyarakat Indonesia. isinya berupa NIK (nomor induk kependudukan), nomor ponsel, nama provider, dan tanggal registrasi. Penjual juga mencantumkan harga sebesar US$ 50.000 dollar atau sekitar Rp 700 juta dan transaksi hanya menggunakan mata uang kripto,” terang Pratama Persadha dalam keterangan resminya, Kamis (1/9/2022).
Pratama menjelaskan, data pastinya berjumlah 1.304.401.300 baris dengan total ukuran mencapai 87 GB. Ketika sampel data dicek secara acak dengan melakukan panggilan beberapa nomor, maka nomor tersebut masih aktif. Dikatakan Pratama, untuk mengecek apakah data kita termasuk ke dalam 1,5 juta sampel data yang dibagikan atau tidak, bisa menggunakan situs www.periksadata.com dengan memasukkan nomor ponsel.
"Sampai saat ini sumber datanya masih belum jelas. Dari pihak Kominfo, Dukcapil, maupun Operator seluler juga telah membantah bahwa datanya dari server mereka. Masalahnya saat ini hanya mereka (Kominfo, Dukcapil, Operator seluler) yang memiliki dan menyimpan data ini. Kalau operator seluler sepertinya tidak mungkin, karena sampel datanya lintas operator. Jalan terbaik harus dilakukan audit dan investigasi digital forensik untuk memastikan kebocoran data ini dari mana. Sangat mustahil jika data yang bocor ini tidak ada yang mempunyainya. Namun kalau kita melihat sampel data yang datanya dari semua operator, seharusnya hanya Kominfo yang bisa mempunya data ini, tapi kita perlu pastikan dulu,” kata Pratama.