Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home Android Internet Pilihan WhatsApp

    Bobol Rekening Lewat WhatsApp, Dosen Unair: Pelaku Incar Pengguna HP Android Halaman all - Kompas

    4 min read

     

    Bobol Rekening Lewat WhatsApp, Dosen Unair: Pelaku Incar Pengguna HP Android Halaman all - Kompas.com

    Bobol Rekening Lewat WhatsApp, Dosen Unair: Pelaku Incar Pengguna HP Android

    Kompas.com, 8 Februari 2023, 12:03 WIB
    Beredar modus pembobolan m-banking dengan cara mengirimkan dokumen APK melalui WhatsApp dengan dalih menyebarkan surat undangan pernikahan.
    Lihat Foto
    Editor: Dian Ihsan

    KOMPAS.com - Modus pembobolan rekening melalui aplikasi WhatsApp menjadi buah bibir para warganet belakangan ini.

    Para pelaku berdalih mengirimkan undangan pernikahan berupa file yang akan mengarahkan penerima pesan untuk memasang file tersebut, sehingga dapat mencuri data pribadi mereka.

    Dosen Prodi Teknologi Sains Data Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Noor Fakhruzzaman angkat suara soal itu.

    Dia mengatakan, sebetulnya teknik penipuan yang dilakukan oleh para pelaku terbilang cukup lawas.

    Pakar Sebut Gempa Turkiye Paling Ditakuti Para Ahli Gempa

    Modus penipuan tersebut dikenal sebagai social engineering dalam bahasa cybersecurity.

    "Social engineering itu gampangnya cara pembobolan cybersecurity, tapi melalui interaksi sosial. Misalnya, memanfaatkan ketidaktahuan pengguna WhatsApp tentang file APK. Prosesnya hampir sama seperti kasus phising atau pemalsuan konten web bank dan lainnya," kata dia melansir laman Unair, Rabu (8/2/2023).

    Dalam hal ini, sambungnya, para pelaku berupaya untuk memanfaatkan kemudahan dan kebiasaan penggunaan WhatsApp serta kelemahan mereka dalam literasi digital.

    Sebab, banyak pengguna WhatsApp berpikir bahwa file dengan format APK tidak berbahaya.

    Bahkan, mereka mengira file tersebut sebagai foto biasa sehingga mengunduhnya dengan sembarangan.

    Lanjut Ruzza menyampaikan, dalam kasus tersebut kemungkinan besar aplikasi yang dikirim oleh pelaku berisi exploit.

    Di mana, exploit ini memiliki fungsi untuk membuka backdoor dan akses super admin atau root ke setiap handphone (HP) penerima.

    Selain itu, para pelaku biasanya hanya menargetkan pengguna HP android.

    Karena, HP android memakai aplikasi dan operating system yang bersifat open source, sehingga lebih mudah untuk membuat kode exploit.

    "Meskipun sebenarnya di beberapa HP android keluaran baru ada mekanisme pencegahan, yaitu harus allow external sources ketika meng-install aplikasi. Namun, kebanyakan warga Indonesia gak suka baca-baca notice hp dan langsung menekan tombol ya saja," ungkap dia.

    "Lalu, HP android sebenar aman-aman saja, karena instalasi aplikasi APK yang berkedok undangan harus melalui persetujuan pengguna. Namun karena pengguna itu tidak mengetahui dan tidak teliti, maka aplikasi dapat ter-install dengan mudah," sambung dia.

    Untuk itu, dia berpesan untuk selalu bersikap waspada dan berhati hati, terutama dalam membaca setiap notifikasi telepon.

    "Selain itu, kita juga harus meningkatkan wawasan terkait literasi digital, karena cybersecurity secanggih apapun akan tetap kalah dengan celah social engineering," tukas dia.

    Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
    Tag

    [Category Opsiin, Media Informasi, Tekno]
    Komentar
    Additional JS