Pemerintah AS Tidak Akan Bail Out Silicon Valley Bank
Senin, 13 Maret 2023 | 10:48 WIB
Oleh: Faisal Maliki Baskoro / FMB
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Keuangan AS Janet Yellen menegaskan Pemerintah AS tidak akan menyelamatkan atau bail out Silicon Valley Bank (SVB) yang kolaps.
"Saat krisis keuangan (2008) ada investor dan pemilik bank besar yang di-bail out. Kami tidak akan melakukan itu lagi," kata Yellen kepada ABC News, Minggu (12/3/2023).
Yellen memastikan Pemerintah AS akan berupaya mencegah potensi risiko sistemik dari kolapsnya SVB. Selain SVB, Silvergate Capital, bank kripto terbesar kedua di AS, minggu lalu juga mengumumkan proses likuidasi.
"Sistem perbankan Amerika aman, tangguh, dan memiliki modal cukup. Kami akan berusaha melindungi simpanan nasabah," kata Yellen.
Dalam upaya mencegah risiko sistemik, regulator juga telah menutup Signature Bank, bank kripto terbesar di AS. Regulator memastikan bahwa nasabah tetap bisa mengakses pinjamannya.
Sen. Mark Warner dari Demokrat-Virginia mengatakan skenario terbaik adalah mencari bank lain untuk menjadi pembeli potensial SVB secepatnya.
Kabar baiknya bagi nasabah adalah deposito mereka masih aman. Sebelumnya nasabah yang tidak sempat menarik deposito khawatir karena mayoritas tidak mengasuransikan deposito mereka dan jumlah yang dijamin pemerintah hanya US$ 250.000.
"Nasabah akan tetap dapat mengakses deposito mereka mulai hari Senin (13/3/2023). Kerugian yang dialami Silicon Valley Bank tidak akan ditutupi oleh uang pembayar pajak," demikian bunyi pernyataan bersama Kementerian Keuangan AS, the Federal Reserve, dan FDIC, Minggu.
Silicon Valley Bank adalah bank tempat startup-startup di Silicon Valley hingga India menyimpan dan meminjam uang. Sebelum ditutup, para startup nasabah SVB buru-buru menarik uang mereka. Dengan adanya campur tangan Pemerintah Federal, startup-startup ini bisa bernafas lega karena masih bisa membayar gaji karyawan.
Dalam waktu 48 jam, Silicon Valley Bank kolaps. Pada hari Rabu (8/3/2023), bank masih beroperasi dan pada hari Jumat (10/3/2023), SVB yang berusia 40 tahun itu ditutup regulator AS dan depositonya disita.
Ini adalah kegagalan perbankan AS terbesar sejak kejatuhan bank Washington Mutual pada 2008. Kejatuhan bank berukuran menengah itu dimulai Rabu malam, ketika investor dikejutkan dengan berita bahwa SVB perlu mengumpulkan US$ 2,25 miliar untuk menopang neraca keuangannya.
Penyebab kejatuhan SVB disinyalir karena dampak dari tindakan Federal Reserve menaikkan suku bunga secara agresif untuk mengendalikan inflasi. Kenaikan suku bunga membuat biaya pinjaman perusahaan-perusahaan start-up semakin mahal. Melambatnya sektor start-up teknologi akhirnya berdampak kepada SVB, yang mayoritas nasabahnya adalah start-up.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
TAG:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar