Pakar Siber Ingatkan Ancaman LockBit ke BSI Tak Sekadar Gertak Sambel By BeritaSatu

 

Pakar Siber Ingatkan Ancaman LockBit ke BSI Tak Sekadar Gertak Sambel

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
April 19, 2023
Ilustrasi ransomware.
Ilustrasi ransomware.

Jakarta, Beritasatu.com - Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengingatkan bahwa geng hacker LockBit tidak akan sekedar gertak sambal dengan ancamannya setelah berhasil mencuri dan mengenkripsi 1.5 TB data Bank Syariah Indonesia (BSI). Alfons juga mengingatkan BSI untuk menghitung segala risiko sebelum mengambil keputusan.

Geng LockBit sebelumnya mengaku sebagai aktor di balik gangguan layanan BSI sejak Senin (8/5/2023). LockBit juga mengaku telah mencuri 15 juta catatan pelanggan, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 terabyte data internal. Mereka selanjutnya mengancam akan merilis semua data di web gelap jika negosiasi gagal.

"Lockbit tidak sekadar gertak sambal dan membuktikan kalau memang berhasil mencuri dan mengenkripsi 1.5 TB data BSI. Jika Anda perusahaan besar dan mengalami kebocoran data, bersikaplah sebagai perusahaan besar. Hitung resiko dan biaya sebelum mengambil keputusan," kata Alfons Tanujaya, Sabtu (13/5/2023).

Geng hacker LockBit mengaku sebagai aktor yang meretas layanan Bank Syariah Indonesia
Geng hacker LockBit mengaku sebagai aktor yang meretas layanan Bank Syariah Indonesia

Alfon menduga kejadian peretasan kemungkinan besar terjadi jauh sebelum 8 Mei 2023 atau sebelum layanan BSI mulai mengalami gangguan. 8 Mei 2023 adalah saat semua data sudah berhasil disalin dan aksi enkripsi dilakukan.

Alfons menambahkan, akibat kebocoran data, nasabah dengan saldo yang tidak wajar akan terekspos dan menjadi perhatian publik, kantor pajak dan pihak berwenang. Data sensitif seperti kredensial m banking, internet banking, email dan lainnya akan bocor dan diharapkan pemilik akun segera mengganti semua kredensial m-Banking, internet banking dan pin ATM.

"Data pribadi karyawan dan nasabah sangat berpotensi dibocorkan. Harap semua karyawan, nasabah dan pihak yang terafiliasi dengan bank menyadari hal ini dan mempersiapkan mitigasinya," katanya mengingatkan.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

URL berhasil di salin.

Sebelumnya, Dirut BSI Hery Gunardi mengatakan, pihak BSI menemukan indikasi dugaan serangan siber, yang membuat mereka perlu mematikan sistem untuk memastikan keamanannya. Namun terkait dugaan itu, ia menyebut perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Dalam hal ini BSI terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait.

"Terkait dengan dugaan serangan siber, pada dasarnya perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. BSI terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait baik regulator, OJK, BI, pemegang saham, stakeholder lain, termasuk juga pemerintah," kata Hery Gunadi, Kamis (11/5/2023).

Hery juga menyampaikan bahwa proses normalisasi layanan BSI dilakukan dengan baik. BSI juga menegaskan, dana dan data nasabah tetap aman di BSI.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

URL berhasil di salin.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)