Kisah Orang Terkaya ke-3 Dunia, Belajar Otodidak Jadi Programmer Sukses Dirikan Oracle
NEW YORK, iNews.id - Larry Ellison berhasil menggeser posisi Jeff Bezos sebagai orang terkaya ketiga di dunia dalam daftar Real Time Billionaires Forbes. Salah satu pendiri Oracle itu kini berada di bawah Elon Musk dan Bernard Arnault.
Dalam peringkat terbaru Forbes, Ellison diperkirakan memiliki kekayaan bersih sebesar 156,2 miliar dolar AS atau Rp2.337 triliun. Sementara Bezos di peringkat keempat, dengan kekayaan bersih 148,2 miliar dolar AS aau Rp2.217,3 triliun.
Elon Musk tetap memimpin daftar peringkat orang terkaya dunia, dengan kekayaan mencapai 236,9 miliar dolar AS atau Rp3.544,4 triliun. Sedangkan posisi kedua ditempati konglomerat barang mewah asal Prancis, Bernard Arnault dengan kekayaan sebesar 233,7 miliar dolar AS atau Rp3.496,5 triliun.
Posisi orang terkaya ketiga dunia menjadi peringkat tertinggi yang dicapai Ellison untuk pertama kalinya. Selama dua bulan terakhir, kekayaannya meningkat secara signifikan mencapai 45 miliar dolar AS berkat melonjaknya saham Oracle sebesar 45 persen. Naiknya saham Oracle didorong minat investor terhadap kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif.
Mengutip Business Insider, Ellison yang lahir pada 1944 ini dibesarkan dalam keluarga kelas pekerja di Chicago. Dia dibesarkan oleh kerabatnya lantaran sang ibu belum menikah ketika melahirkannya. Ellison pun tak mengenal ayahnya.
Saat mengenyam pendidikan di universitas, dia dua kali putus kuliah. Pertama dari University of Illinois dan kedua dari University of Chicago. Setelah itu, dia pindah ke California dan bekerja serabutan.
Ellison yang dikenal cerdas ini pun mendapatkan pekerjaan sebagai programmer, padahal tak pernah mengambil kelas komputer. Dia mengaku, belajar pemrograman secara otodidak.
"Saya tidak pernah mengambil kelas ilmu komputer seumur hidup saya. Saya mendapat pekerjaan sebagai programmer, sebagian besar, saya (belajar) otodidak. Saya belajar hanya dari buku dan mulai pemrograman," kata dia.
Editor : Jujuk Ernawati
Follow Berita iNews di Google News
Ellison mendapatkan pekerjaan sebagai programmer di Ampex Corporation. Salah satu tugasnya adalah membangun database CIA. Namun pada 1977, dia dan dua rekannya memutuskan keluar dari Ampex untuk membangun perusahaan manajamen basis data sendiri.
Pelanggan pertama Oracle saat itu adalah CIA. Produk mereka, Oracle Version 2 pun menjadi database paling populer yang pernah dijual.
Dia sukses memimpin raksasa perangkat lunak tersebut. Bahkan Ellison pernah menjadi CEO dengan bayaran termahal di Amerika Serikat (AS) sebelum mengundurkan diri sebagai CEO pada 2014.
Meski sukses dan menjadi konglomerat, Ellison mengaku, menjadi orang kaya bukan tujuannya. Adapun tujuannya mendirikan Oracle lantaran ingin membangun perusahaan dengan lingkungan yang nyaman, sehingga bisa menikmati menjalankan pekerjaan.
"Itu adalah tujuan utama saya. Tentu, saya ingin mencari nafkah. Saya tentu tidak pernah berharap menjadi kaya, tentu saja tidak sekaya ini," ujarnya.
Dia menyatakan tidak percaya bisa sampai pada level saat ini. Meski tak lagi menjabat CEO, namun Ellison tetap sebagai ketua dan CTO di perusahaan tersebut hingga kini.
Saham Oracle menghasilkan sekitar 75 persen dari kekayaannya. Selain saham Oracle, Ellison juga merupakan salah satu pemegang saham individu terbesar Tesla, dengan lebih dari 11 miliar dolar AS diinvestasikan di perusahaan tersebut.
Ellison punya banyak koleksi mobil dan jet pribadi, serta memiliki tim berlayar. Portofolio real estatnya yang luar biasa mencakup klub golf pribadi di Rancho Mirage, California; sebuah rumah senilai 70 juta dolar AS di Silicon Valley; rumah musim panas bekas keluarga Astor di Newport, Rhode Island; vila taman bersejarah di Kyoto, Jepang; dan seluruh pulau Lanai di Hawaii yang dibeli pada 2012 seharga 300 juta dolar AS.
Editor : Jujuk Ernawati
Follow Berita iNews di Google News
Komentar
Posting Komentar