Sudah 3 Hari, Kemenkominfo Masih Investigasi Kebocoran 34 Juta Data Paspor By BeritaSatu.

 

Sudah 3 Hari, Kemenkominfo Masih Investigasi Kebocoran 34 Juta Data Paspor

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
June 19, 2023
Ilustrasi paspor.
Ilustrasi paspor.

Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) masih menelusuri dugaan kebocoran 34,9 juta data paspor Warga Negara Indonesia (WNI). Kemenkominfo memastikan telah memblokir akses untuk mengunduh sampel data yang diduga bocor tersebut.

"Masih kita telusuri. Kita masih menelusuri apakah data yang beredar adalah betul data-data terkait paspor," ungkap Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong dalam pernyataan tertulis kepada jurnalis B Universe, Jumat (7/7/2023).

Kasus dugaan kebocoran data paspor ini pertama kali muncul pada Rau (5/7/2023). Sebanyak 34.900.867 data paspor berhasil dikuasai oleh hacker Bjorka. Bahkan Bjorka menjual data tersebut dengan harga US$ 10.000 atau sekitar Rp 150 juta.

Usman menyampaikan, Kemenkominfo juga sedang menelusuri tahun terbit data paspor yang diduga bocor tersebut. Jika memang ditemukan adanya kebocoran data, Kemenkominfo akan menelusuri penyebab dari kebocoran data agar dapat melakukan antisipasi pencegahan di kemudian hari.

"Sementara sampai di situ dulu hal-hal yang kita telusuri," ujar Usman.

Sementara itu dari hasil investigasi yang dilakukan perusahaan keamanan siber Vaksincom terhadap 1 juta sampel yang dibagikan Bjorka, data yang bocor tersebut memang mengandung informasi yang hanya dimiliki oleh Ditjen Imigrasi, seperti nomor paspor dan National Identiti Kartu Identitas Masyarakat (NIKIM). Hal ini mengonfirmasi bahwa data tersebut memang milik Imigrasi. Namun dikatakan Alfons, dari 1 juta data sampel yang dibagikan, tidak semuanya valid.

"Dari sampel data yang diberikan sekitar 1 juta, masih banyak juga yang tidak valid karena mengandung data pemegang paspor yangberumur lebih dar 100 tahun," kata pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya.

NIKIM sendiri adalah identitas digital yang akan digunakan untuk pengamanan paspor elektronik pada masa depan. NIKIM akan memuat data pribadi seperti nama, alamat, dan nomor identitas seperti halnya KTP.

"NIKIM ini kemungkinan seperti chip yang terkandung pada e-KTP. Pada paspor ada chip yang memiliki informasi yang bisa dibaca dengan pembaca khusus. Ini untuk identifikasi paspor palsu," jelasnya.

Alfons mendorong agar dugaan kebocoran data paspor ini diinvestigasi hingga tuntas. Jika ada metode pengelolaan data yang kurang baik dan tidak sesuai standar, segera diperbaiki. Pasalnya kasus kebocoran data bisa berdampak buruk pada sektor pariwisata lantaran Ditjen Imigrasi juga mengelola data wisatawan mancanegara (wisman).

"Andaikan memang pengelolaan data di Imigrasi kurang baik, misalnya siapapun bisa mengakses database, ini harus segera dibenahi. Sebab Imigrasi tidak hanya mengelola data orang Indonesia, tetapi juga mengelola data orang asing," kata Alfons.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)