Viral Tombol Block di WhatsApp Bisa Kuras Rekening, Ini Penjelasannya
Jakarta, Beritasatu.com - Belakangan ini viral di media sosial modus penipuan online yang mengaitkan tombol "Block" di WhatsApp dengan potensi pencurian uang dari rekening mobile banking. Menurut informasi yang beredar, jika seseorang menekan tombol "Block" untuk memblokir nomor pengirim yang tidak dikenal, uang dalam rekening mobile banking mereka bisa terkuras.
Tautan yang diklaim bisa menguras rekening bank disebut disimpan di tombol "Block" ini, karena penipu diduga telah memahami kebiasaan pengguna yang sering memblokir nomor WhatsApp yang tidak dikenal. Informasi ini banyak beredar di media sosial dan juga di WhatsApp. Bagaimana kenyataannya?
Menurut Alfons Tanujaya, seorang pakar keamanan siber dari Vaksincom, informasi yang beredar tersebut tidak benar. Tampilan nomor pengirim WhatsApp dengan tombol "Block" yang terlihat jelas dan berlatar belakang warna hitam adalah tampilan WhatsApp Beta yang memiliki fitur dark mode atau mode gelap.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F620x350-2%2F2023%2F09%2F1694933398-1080x1981.webp)
"Itu adalah tampilan dark theme dari WhatsApp versi Beta dengan mode gelap sebagai latar belakangnya. Tidak benar bahwa tombol Block itu dapat merampok rekening bank," kata Alfons Tanujaya, Minggu (17/9/2023).
Alfons juga mengingatkan agar informasi yang salah tersebut tidak disebarluaskan di media sosial dan WhatsApp karena dapat menyebabkan kebingungan.
Di sisi lain, penipuan melalui WhatsApp belakangan ini juga semakin mengkhawatirkan. Bahkan, penjahat online sering mengirimkan tautan yang berisi malware kepada kontak WhatsApp korban. Salah satu modus penipuan yang populer di WhatsApp adalah melalui file PDF berkedok undangan pernikahan.
File PDF menjadi metode phishing yang menarik karena bisa digunakan di berbagai platform dan memungkinkan penyerang berinteraksi dengan pengguna, sehingga skema penipuan terlihat lebih meyakinkan daripada sekadar email biasa dengan tautan teks.
Karenanya, masyarakat perlu berhenti sejenak dan berpikir sebelum membuka file yang mencurigakan. Pasalnya jumlah serangan phishing terus meningkat, dan rekayasa sosial menjadi vektor utama yang digunakan oleh penyerang untuk mengeksploitasi pengguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar