Deretan Modus Penipuan WhatsApp Sepanjang 2023 By BeritaSatu

Sumidinew
By -
4 minute read
0

 

Deretan Modus Penipuan WhatsApp Sepanjang 2023

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
Fitur Pertahankan di Chat di WhatsApp
Fitur Pertahankan di Chat di WhatsApp

Jakarta, Beritasatu.com - Seiring dengan perkembangan teknologi, modus penipuan yang dilakukan juga semakin canggih. Salah satu yang banyak memakan korban adalah penipuan melalui WhatsApp.

WhatsApp adalah aplikasi pesan instan yang banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Kepopuleran WhatsApp menjadikan penggunanya rentan terhadap berbagai penipuan online.

Berbagai modus penipuan melalui WhatsApp biasanya akan menguras habis rekening penggunanya. Dilansir dari berbagai sumber, berikut deretan modus penipuan WhatsApp sepanjang 2023.

Modus Penipuan WhatsApp Sepanjang 2023

Modus Melalui Tombol View
Baru-baru ini, ramai mengenai penipuan WhatsApp melalui tombol “View” yang jika ditekan akan langsung membuat data pribadi dan menguras rekening penggunanya.

Modus ini pertama kali diunggah oleh akun TikTok @hendrayusuf260, pada (23/7/2023).

“Hati-hati modus penipuan baru! Jangan asal klik kalau dapat pesan singkat dari orang yang tidak dikenal!!,” tulis akun TikTok @hendrayusuf260.

Dalam video yang diunggah, tampak tangkapan layar yang berisi pesan singkat dari nomor tidak dikenal, mengirimkan sebuah pesan berisi file atau dokumen buram yang membuat penasaran targetnya, disertai tombol “View” di bawahnya.

Pengunggah video tersebut mengimbau ke para pengguna WhatsApp untuk lebih waspada untuk tidak asal menekan tombol “View”. Hal ini karena jika file tersebut terunduh, maka data diri pengguna akan diretas penipu, bahkan saldo rekening pada aplikasi mobile banking seketika akan raib.

Menurut pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, jika pengguna menekan tombol “View” penipu tidak akan langsung bisa membobol mobile banking pengguna, tetapi pengguna akan diarahkan ke sebuah situs palsu untuk memasukkan kredensial atau kata sandi.

Tidak sampai di sana, setelah kredensial berhasil dicuri, penipu akan mengincar kode one time password (OTP). Jika korban memasukkan kode OTP, maka kemungkinan besar data diri atau saldo rekening mobile banking akan lenyap.

Modus atas Nama Bank
Modus ini awalnya banyak tersebar melalui short message service (SMS), tetapi kini modus itu telah tersebar melalui pesan instan WhatsApp.

Awalnya penipu akan mengirim pesan singkat yang berisi pemberitahuan korban memenangkan undian bank atau meminta korban melakukan pembaruan data pribadi bank.

Tujuan utama penipu adalah untuk mendapatkan data pin, password, dan username mobile banking atau alat transaksi keuangan korban. Jika pengguna mendapat pesan itu, segera blokir dan laporkan nomor WhatsApp tersebut.

Modus Undangan Pernikahan Digital
Modus ini sempat viral beberapa waktu, karena cukup banyak memakan korban. Hampir sama dengan modus penipuan WhatsApp lainnya, penipu akan mengirimkan undangan pernikahan digital kepada korban.

Alih-alih mengirimkan file undangan pernikahan digital, pelaku akan mengirim pesan file atau dokumen Android package kit (APK) yang diberi nama “Surat Undangan Pernikahan Digital”.

Setelah mengirim undangan pernikahan digital palsu, penipu akan mengarahkan korban untuk segera mengunduh dan membuka file tersebut.

Pengguna WhatsApp disarankan untuk lebih berhati-hati, jika menerima pesan dari orang yang tidak dikenal, perhatikan nama, pesan yang dikirim, dan jangan langsung ikuti arahan pelaku.

Modus Resi Ekspedisi
Modus penipuan WhatsApp selanjutnya adalah dengan modus mengirimkan resi paket dari kurir ekspedisi. Pelaku penipuan akan menyamar menjadi kurir ekspedisi paket, dan akan mengirimkan file format APK pada korban dengan bertuliskan foto resi.

Setelah itu, kurir yang menyamar juga akan mengarahkan korban untuk membuka file yang telah dikirimkan tersebut. Jika korban mengunduh dan membuka file itu, maka tanpa disadari saldo rekening mobile banking akan terkuras habis.

Modus Surat Tilang Online
Serupa dengan modus undangan pernikahan digital dan resi ekspedisi. Surat penipuan online juga akan mengirimkan file APK kepada korbannya.

Pada modus ini pelaku akan mengatasnamakan kepolisian yang mengirimkan surat tilang online. Pelaku akan mengirimkan file APK yang bertuliskan “Surat Tilang-1.0”, dan mengarahkan korban untuk segera membuka file tersebut.

Untuk melancarkan aksinya, pelaku juga akan meminta korbannya untuk datang ke kantor polisi.

Modus Tagihan Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Pada modus penipuan ini, pelaku akan menyamar menjadi petugas PLN yang mengirimkan file APK sebagai tagihan listrik.

Untuk meyakinkan korban, pelaku juga menyertakan nomor pelanggan dan menerangkan tunggakan tagihan listrik sudah memasuki bulan ketiga.

Pelaku juga akan mengarahkan penggunanya untuk membaca tagihan listrik melalui file APK yang dikirim, dan seketika saldo mobile banking ludes.

Modus Like dan Subscribe
Terakhir adalah modus penipuan WhatsApp yang meminta korban untuk melakukan tugas menyukai (like) dan berlangganan (subscribe) ke akun YouTube tertentu.

Awalnya pelaku akan menawarkan tugas ini melalui pesan WhatsApp, ketika korban tertarik, pelaku akan meminta korban masuk grup di aplikasi pesan Telegram. Melalui grup tersebut, korban akan diminta melakukan tugas like dan subscribe.

Dilansir dari Beritasatu.com, Alfons Tanujaya menyampaikan, dalam penipuan kerja lepas like dan subscribe ini, korban akan mendapatkan pembayaran sesuai dengan janji.

Setiap kali melakukan tugas like dan subscribe, korban awalnya akan mendapatkan transfer uang tunai ke rekeningnya. Ini membuat korban jadi percaya. Jika korbannya sudah percaya, kemudian korban akan ditawari kesempatan untuk mendapatkan hasil lebih besar lagi.

Namun, kali ini tidak gratis, melainkan harus menginvestasikan uangnya guna mendapatkan imbal hasil yang dijanjikan. Mereka tetap harus bekerja melakukan like dan subscribe pada akun media sosial yang telah ditentukan.

Ketika korban menyetor sejumlah besar uang sebagai deposit, uang tersebut kemudian ditahan dengan berbagai alasan, dan digunakan sebagai alat untuk menekan agar korban menyetor lebih banyak uang jika tidak ingin kehilangan setoran awal.

Pada akhirnya, grup Telegram akan ditutup, dan pelaku penipuan akan menghilang. Barulah mereka akan menyadari telah menjadi korban penipuan.

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
5/related/default