Sejarah Perang Dingin Teknologi Amerika Serikat dan Huawei
Jakarta, Beritasatu.com - Pertikaian hebat antara Amerika Serikat (AS) dan perusahaan teknologi Tiongkok, Huawei, adalah salah satu perang modern terbesar dalam dunia teknologi. Konflik ini melibatkan banyak hal, termasuk keamanan nasional, ekonomi global, dan persaingan teknologi.
Huawei didirikan pada 1987 oleh mantan insinyur militer, Ren Zhengfei di Shenzhen, Tiongkok. Huawei awalnya merupakan perusahaan yang fokus pada penjualan peralatan telekomunikasi.
Dalam beberapa dekade, Huawei tumbuh menjadi salah satu pemimpin global dalam industri telekomunikasi, termasuk peralatan infrastruktur jaringan dan perangkat seluler. Keberhasilan Huawei ini diraih tanpa campur tangan pasar AS.
Namun, Huawei mengalami berbagai masalah dengan AS, yang akhirnya mengarah pada konflik serius. Dilansir dari berbagai sumber berikut asal mula perang dingin teknologi AS dan Huawei.
Asal Mula Perang AS dan Huawei
Perang dingin teknologi antara AS dan Huawei dimulai pada awal 2012. Berawal dari laporan Reuters yang mengatakan Huawei memiliki hubungan dengan perusahaan Skycom.
Perusahaan Skycom yang terdaftar di bursa Hong Kong itu, dilaporkan menjual kembali produk teknologi AS ke Iran. Saat itu, Iran sedang mendapat sanksi dari AS. Skycom dituding sebagai anak perusahaan Huawei.
Penjualan produk teknologi AS kepada Iran dianggap melanggar aturan ekspor negara tersebut. Namun, Huawei membantah informasi tersebut, dan menyatakan perusahaannya mematuhi hukum negeri Paman Sam.
Setahun kemudian, Reuters kembali melaporkan Chief Financial Officer (CFO) Huawei, Meng Wanzhou, resmi menjadi pengurus perusahaan Skycom periode 2008 hingga 2009.
Para pegawai Skycom pun menggunakan kartu identitas dan alamat email Huawei. Kemudian, masalah itu menjalar ke bank-bank di AS yang menjadikan Huawei nasabahnya.
Menurut aturan hukum, bank-bank di AS harus memastikan uang yang disalurkan tidak untuk menjalankan transaksi ilegal dengan Iran. Pada 2013, Meng Wanzhou pun terbang ke New York untuk meyakinkan para bankir AS, keterlibatannya terhadap Skycom hanya agar meningkatkan kepatuhan hukum internasional.
Dia juga menyatakan Huawei telah menjual seluruh sahamnya di entitas tersebut. Namun, faktanya Huawei menjual saham Skycom ke perusahaan offshore company atau perusahaan yang statusnya hanya di atas kertas dan masih dikendalikan oleh Huawei.
Hal itu yang menjadi awal mula perang dingin antara teknologi AS dan Huawei. Kasus tersebut lalu dibawa ke meja hijau. Para jaksa menyampaikan alasan bank-bank AS ditipu dalam melakukan transaksi ilegal.
Dampak Perseteruan Teknologi
Perang teknologi antara AS dan Huawei memiliki dampak yang signifikan di berbagai aspek, termasuk ekonomi, keamanan, inovasi, dan hubungan kemitraan. Berikut beberapa dampak utama dari konflik ini.
- Dampak pada Huawei
Sanksi dan perdagangan AS telah menyebabkan melambatnya pertumbuhan bisnis Huawei, terutama dalam hal penjualan perangkat telekomunikasi dan ponsel cerdas. Perusahaan ini telah kehilangan akses ke teknologi dan komponen kunci, yang berdampak pada kemampuan mereka untuk bersaing di pasar global.
Penurunan penjualan dan reputasi global telah mengakibatkan penurunan pendapatan Huawei. Perusahaan ini harus mencari solusi alternatif untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada.
- Dampak pada Industri Teknologi Global
Perang teknologi ini telah menciptakan kinerja dalam rantai pasokan global, terutama dalam industri semikonduktor. Banyak perusahaan teknologi di seluruh dunia bergantung pada komponen dari AS dan Tiongkok. Ketegangan ini juga mengganggu produksi dan pasokan.
Perang teknologi ini juga telah mendorong negara-negara dan perusahaan-perusahaan teknologi untuk lebih mempertimbangkan keamanan siber dan pelanggaran hak kekayaan intelektual. Hal ini dapat berdampak positif pada teknologi dan perusahaan teknologi untuk menghasilkan produk yang lebih aman serta inovatif.
Ketegangan antara AS dan Huawei juga menciptakan kesenjangan dalam pasar dan investasi. Investor dan perusahaan teknologi harus menghadapi risiko geopolitik yang meningkat, yang dapat memengaruhi keputusan investasi mereka.
- Dampak pada Hubungan Diplomatik
Konflik ini telah memperparah ketegangan dalam hubungan diplomatik antara AS dan Tiongkok. Kedua belah pihak telah memberikan sanksi dan tindakan balasan, menciptakan ketegangan yang sulit diselesaikan.
Bahkan, AS juga berusaha meyakinkan sekutunya untuk tidak menggunakan peralatan Huawei dalam infrastruktur telekomunikasi mereka, yang memengaruhi hubungan diplomatik dengan negara-negara seperti Inggris dan Australia.
Komentar
Posting Komentar