Misteri di Balik Pemecatan CEO OpenAI Terungkap, Super AI Q* Dituding Jadi Penyebabnya | TINTAHIJAU

Misteri di Balik Pemecatan CEO OpenAI Terungkap, Super AI Q* Dituding Jadi Penyebabnya | TINTAHIJAU.com

Kamis, 23 November 2023

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Pengembangan kecerdasan buatan (AI) telah mencapai puncaknya dengan kehadiran super AI bernama Q* (dibaca Q Star). Namun, di balik gemerlapnya pencapaian ini, terungkap bahwa Q* menjadi pemicu sebenarnya di balik pemecatan Sam Altman dari kursi CEO OpenAI.

Pada Jumat (17/11), Altman dipecat dari dewan direksi setelah ditemukan bahwa “dia tidak secara konsisten jujur dalam komunikasinya dengan dewan.” Meskipun negosiasi dilakukan pada akhir pekan, Altman gagal kembali ke kursi CEO, dan 700 karyawan OpenAI mengancam untuk keluar. Microsoft kemudian merekrut Altman.

Namun, pada Selasa (21/11) malam, Altman dan OpenAI mencapai kesepakatan untuk mengembalikannya ke kursi CEO dan mengganti jajaran dewan direksi. Fakta terbaru yang diungkapkan oleh Reuters menunjukkan adanya alasan lain di balik pemecatan tersebut.

Empat hari sebelum pemecatan Altman, beberapa peneliti OpenAI menulis surat kepada dewan direksi untuk memperingatkan tentang potensi ancaman yang dibawa oleh kecerdasan buatan super ini. Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, Q* dianggap sebagai entitas yang dapat mengancam umat manusia.

Surat tersebut, bersama dengan algoritma AI yang sebelumnya tidak dilaporkan, menjadi alasan utama pemecatan Altman, demikian diungkapkan oleh dua sumber terpercaya. Surat tersebut diyakini menjadi salah satu faktor dari daftar keluhan panjang yang menyebabkan pemecatan Altman, bersama dengan kekhawatiran terkait komersialisasi kemajuan Q* sebelum memahami konsekuensinya.

Reuters tidak dapat memverifikasi salinan surat tersebut, dan staf yang menulis surat tidak memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar. Demikian juga, OpenAI menolak untuk memberikan komentar.

Namun, menurut sumber, OpenAI mengakui adanya surat tersebut dalam pesan internal kepada staf proyek Q* dan surat kepada dewan direksi sebelum akhir pekan.

Seorang juru bicara OpenAI menyatakan bahwa pesan tersebut, yang dikirim oleh eksekutif lama Mira Murati, hanya mengingatkan staf terkait berita-berita media tertentu tanpa memberikan komentar terhadap keakuratannya.

Beberapa orang di OpenAI percaya bahwa Q* bisa menjadi terobosan dalam pencarian kecerdasan buatan yang dikenal sebagai kecerdasan umum buatan (AGI). AGI didefinisikan oleh OpenAI sebagai sistem autonom yang melampaui manusia dalam sebagian besar tugas bernilai ekonomis.

Meskipun Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen kemampuan Q*, sumber menyebut bahwa, berkat sumber daya komputasi yang besar, model baru ini mampu memecahkan masalah matematika tertentu. Meskipun hanya mengerjakan matematika pada tingkat siswa sekolah dasar, keberhasilan dalam tes tersebut membuat para peneliti sangat optimistis tentang kesuksesan Q* di masa depan.

bersambung ke halaman berikutnya

Sam Altman di Puncak APEC: Antara Kemajuan AI dan Pemecatan yang Mengejutkan

Sam Altman, yang sebelumnya memimpin upaya besar untuk menjadikan ChatGPT sebagai salah satu aplikasi perangkat lunak dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah, mendapati dirinya berada di tengah sorotan saat pemecatan mendadaknya dari OpenAI. Altman, yang juga berhasil mengamankan investasi dan sumber daya komputasi penting dari Microsoft untuk mendekati Artificial General Intelligence (AGI), terkejut dengan keputusan dewan.

Altman tidak lama sebelumnya memberikan pidato optimis di pertemuan puncak para pemimpin dunia di San Francisco, yang diselenggarakan dalam Konteks Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Dalam pidatonya, Altman menyatakan keyakinannya akan adanya kemajuan besar di bidang kecerdasan buatan. Namun, hanya sehari setelah pidato tersebut, dewan memutuskan untuk memecatnya.

Pentingnya Matematika dalam Pengembangan AI Generatif

Pemecatan Altman mungkin terkait dengan surat peringatan yang dikirimkan oleh sejumlah peneliti OpenAI kepada dewan direksi. Dalam surat tersebut, para peneliti menyoroti kehebatan dan potensi bahaya dari kecerdasan buatan, meskipun tidak merinci masalah keamanan yang diangkat.

Para peneliti menganggap matematika sebagai kunci utama dalam pengembangan AI generatif. Saat ini, AI generatif mampu menulis dan menerjemahkan bahasa dengan memprediksi kata berikutnya secara statistik, namun kemampuan untuk menyelesaikan masalah matematika dengan benar memberikan AI kemampuan penalaran yang lebih besar, mirip dengan kecerdasan manusia.

AGI dan Potensi Ancaman

Pentingnya kemampuan AGI untuk menggeneralisasi, mempelajari, dan memahami memberikan dampak besar pada penelitian ilmiah baru. Namun, ada juga potensi bahaya yang diakui oleh para peneliti, meskipun tidak dijelaskan secara rinci dalam surat mereka kepada dewan.

Selain itu, kelompok ilmuwan AI di OpenAI yang fokus pada optimasi model AI untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan menciptakan karya ilmiah menjadi sorotan. Tim ini, yang terbentuk dari gabungan tim “Code Gen” dan “Math Gen” sebelumnya, terus mengeksplorasi cara mengoptimalkan model AI untuk mencapai tingkat kemampuan penalaran yang lebih tinggi.

Meskipun rincian lebih lanjut tentang surat peringatan dan alasan di balik pemecatan Altman masih menjadi misteri, peristiwa ini membuka pintu diskusi lebih lanjut tentang peran matematika dalam mengarahkan masa depan AI dan dampaknya terhadap AGI yang semakin mendekati.

Sumber: Reuters via CNN Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: red.tintahijau@gmail.com

  • Tag

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin