Apa Itu Lithium Ferro Phosphate yang Ditanyakan Gibran ke Cak Imin - CNN Indonesia

 

Apa Itu Lithium Ferro Phosphate yang Ditanyakan Gibran ke Cak Imin

Apa Itu Lithium Ferro Phosphate yang Ditanyakan Gibran ke Cak Imin. Foto: Pradita Utama/detikcom
Apa Itu Lithium Ferro Phosphate yang Ditanyakan Gibran ke Cak Imin. Foto: Pradita Utama/detikcom

Jakarta-

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka sempat melontarkan pertanyaan terkait Lithium Ferro Phospate kepada Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

"Paslon nomor 1 dan timsesnya sering menggaungkan LFP, Lithium Ferro Phosphate. Saya nggak tahu ini pasangan nomor 1 anti-nikel apa gimana, mohon dijelaskan," kata Gibran dalam Debat Cawapres yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (21/1) malam.

Moderator Debat Cawapres kemudian meminta Gibran untuk menjelaskan LFP.

"LFP, lithium fero phosphate, tadi sudah saya bilang, itu sering digaungkan Pak Tom Lembong," ujarnya.

Merespons pertanyaan Gibran, Cak Imin balas menyindir dengan mengatakan bahwa diskusi yang dilakukan sebaiknya bukan tebak-tebakan singkatan.

"Semua ada etikanya, termasuk kita diskusi di sini bukan tebak-tebakan definisi atau singkatan. Kita levelnya policy dan kebijakan," kata Cak Imin.

Jadi, apa itu Lithium Ferro Phosphate?

Lithium Ferro Phosphate (LFP) atau litium besi fosfat (LiFePO 4) adalah jenis baterai lithium-ion yang menggunakan bahan lithium iron phosphate sebagai bahan katoda, dan elektroda karbon grafit dengan lapisan logam sebagai anoda.

"LiFePO4 merupakan salah satu katoda yang banyak digunakan sebagai komponen baterai sekunder berbasis lithium-ion," tulis Moch Khabibul Adi Rachmanto dari Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.

Mengutip studi yang dipimpin Rachmanto, 'Review: Metode Sintesis Katoda LiFePO4 Baterai Lithium-Ion', LFP disebutkan memiliki sejumlah keunggulan, antara lain bisa diisi ulang.

Selain itu, LFP berbiaya rendah, tingkat keamanan tinggi, toksisitas yang rendah, serta siklus hidup yang panjang sehingga bisa dimanfaatkan untuk banyak kegunaan, sebagai penyimpanan energi listrik pada smartphone, laptop, hingga kendaraan listrik.

Berdasarkan penelitian Mengmeng Wang dari Hongkong Polytechnic University dan rekan-rekannya bertajuk 'Recycling of lithium iron phosphate batteries: Status, technologies, challenges, and prospects', LFP menjadi alternatif baterai ramah lingkungan seiring meningkatnya pilihan penggunaan kendaraan listrik, pengganti kendaraan berbasis bahan bakar fosil.

"Terbatasnya pasokan bahan bakar fosil menuju netralitas karbon telah mendorong upaya besar-besaran untuk mengganti kendaraan berbahan bakar fosil dengan kendaraan listrik," kata para peneliti.

Saingan utama baterai LFP saat ini adalah baterai NCM. Di China, NCM masih unggul yakni penggunaannya 61,1% ketimbang LFP yang 38,3%. Untuk kendaraan listrik, LFP punya persentase 51,7%, lebih unggul ketimbang NCM. Masalahnya, saat ini masih perlu dipikirkan cara mendaur ulang limbah LFP meski LFP adalah jenis yang lebih ramah lingkungan ketimbang NCM.

"Daur ulang baterai bekas, yang merupakan komponen pasokan energi inti kendaraan listrik, diperlukan untuk mengembangkan industri kendaraan listrik yang berkelanjutan," kata Wang.

Simak Video "Jelang Debat Cawapres Kedua"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)