Ada Satelit Merah Putih 2, Lengkap Sudah Kebutuhan Indonesia - detikinet

 

Ada Satelit Merah Putih 2, Lengkap Sudah Kebutuhan Indonesia

By Fitraya Ramadhanny
detikcom
February 20, 2024
Foto: Telkom
Foto: Telkom
Orlando-

High Throughput Satellite (HTS) Merah Putih 2 akan meluncur Rabu dini hari besok. Keberadaan satelit ini akan melengkapi kebutuhan Indonesia.

Satelit Merah Putih 2 dari PT Telkomsat akan meluncur pada Selasa, 20 Februari 2024 waktu Florida atau Rabu, 21 Februari 2024 waktu Indonesia. Ia akan menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur (113 BT).

Jika proses peluncuran berjalan sukses, maka PT Telkom akan memiliki dan mengoperasikan tiga satelit aktif. Sebelumnya sudah ada Telkom 4 atau Satelit Merah Putih di slot orbit 108 BT dan satelit Telkom-3S di slot orbit 118 BT.

Direktur Utama PT Telkom Indonesia Ririek Adriansyah, mengatakan dengan satelit ketiga ini maka akan melengkapi kebutuhan spektrum di Indonesia.

"Secara spektrum itu cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat yang butuh akses internet tapi di daerah remote. Kalau di Jakarta kan nggak pakai satelit ya," kata Ririek kepada para pemimpin media nasional dan detikINET di Orlando, Florida, Selasa (20/2/2024).

Meski begitu, tetap terbuka peluang menambah satelit lagi. Hal ini bergantung pada pengajuan resmi atas nama pemerintah Indonesia ke International Telecommunication Union (ITU).

"Tapi di balik itu yang men-drive adalah perusahaan operator satelit," kata dia.

Dalam jangka panjang rencana regenerasi satelit, Ririek mengatakan umur satelit rata-rata 15 tahun tapi untuk operasional bisa 20 tahun. Untuk pemesanan baru, pemerintah harus mempersiapkan 2,5 tahun sebelumnya.

"Untuk bikin satelit amannya kita mulai pesan itu 2,5 tahun sebelumnya, karena pabrik satelit itu butuh 2,5 tahun membangunnya," kata Ririek.

Tidak terlupakan adalah urusan asuransinya. Asuransi ini untuk peluncuran sampai dengan periode 12 bulan berikutnya. Premi bisa mencapai 25% dari harga satelit dan bisa bergantung banyak klaim di tahun sebelumnya yang bisa menambah jumlah premi asuransi di tahun berikutnya.

"Harga preminya tergantung satelit dan roket yang dipakai," pungkas Ririek.

Baca Juga

Komentar

Opsi Media Informasi Group

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)