AS Sebut Rusia Mau Bikin Nuklir di Luar Angkasa
Jakarta, CNN Indonesia --
Intelijen Amerika Serikat melaporkan Rusia tengah berupaya membuat program sistem nuklir anti-satelit di luar angkasa.
Hal itu disampaikan oleh beberapa anggota senior Kongres yang mengetahui laporan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut mereka, laporan intel terkait Rusia itu telah diberitahukan kepada Kongres dan sekutu-sekutu AS. Beberapa anggota parlemen bahkan menyebut laporan tersebut cukup serius sehingga harus dipublikasi.
Tiga pejabat AS yang mengetahui laporan itu mengatakan program nuklir luar angkasa tersebut masih dalam pengembangan dan belum berada di orbit.
Tidak jelas seberapa jauh teknologi itu telah berkembang saat ini. Seorang pejabat AS sementara itu mengatakan kepada CNN bahwa program tersebut tidak melibatkan senjata yang akan digunakan untuk menyerang manusia.
Direktur proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, Hans Kristensen, mengatakan program anti-satelit yang ditempatkan di orbit di sekitar Bumi akan menimbulkan bahaya yang signifikan bagi satelit komando dan kontrol nuklir AS.
"Jika itu mengorbit, itu adalah tingkat ancaman baru [terhadap sistem], entah itu nuklir atau tidak," kata Kristensen, seperti dikutip CNN.
Pada Rabu (14/2), ketua Komite Intelijen DPR, Mike Turner, mengumumkan bahwa pihaknya memiliki "informasi mengenai ancaman keamanan nasional yang serius."
Dalam sebuah surat kepada anggota parlemen, Turner mengatakan agama itu terkait dengan "kemampuan militer asing yang tidak stabil yang harus diketahui oleh semua pembuat kebijakan Kongres."
Tak lama setelah pernyataan Turner, Ketua DPR dari Partai Republik Mike Johnson meminta publik agar tak perlu khawatir.
Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan juga mengaku "terkejut" dengan ucapan Turner. Dia pun menegaskan bakal bertemu dengan Turner untuk meminta penjelasan.
"Kami menjadwalkan briefing untuk anggota DPR dari Kelompok Delapan besok," kata Sullivan.
Turner dalam pernyataannya juga mendesak pemerintah AS mendeklasifikasi "semua informasi yang berkaitan dengan ancaman ini sehingga Kongres, Pemerintah, dan sekutu kami dapat secara terbuka mendiskusikan tindakan yang diperlukan untuk menanggapi ancaman ini."
Selama bertahun-tahun, Rusia diyakini menggenjot sistem luar angkasa yang dirancang guna menetralisir sistem milik AS.
Rusia mengklaim ingin menargetkan satelit musuh dari darat, udara, dunia maya dan ruang angkasa.
Pada 2020, Rusia melakukan uji coba senjata anti-satelit berbasis ruang angkasa dengan kemampuan orbital cangiih yang bisa memiliki dua kemampuan, yakni melayani dan memeriksa satelit sekutu, sambil memiliki kemampuan untuk menyerang musuh.
Upaya untuk meluncurkan sistem anti-satelit bersenjata nuklir ke luar angkasa akan melanggar Perjanjian Luar Angkasa tahun 1967, yang secara eksplisit melarang "benda apa pun yang membawa senjata nuklir atau jenis senjata pemusnah massal lainnya" di orbit.
(blq/bac)
Komentar
Posting Komentar