INDEF Bongkar Isu Sorotan Netizen saat Debat, Simak Daftarnya - CNN Indonesia

 

INDEF Bongkar Isu Sorotan Netizen saat Debat, Simak Daftarnya

CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga Continuum Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengungkap ada empat isu besar yang dapat sorotan utama netizen pada debat terakhir capres, Minggu (4/2) malam. Simak rinciannya.

Hal tersebut terungkap dalam riset big data oleh lembaga Continuum INDEF terhadap tiga platform media sosial, yakni Twitter atau X, TikTok, dan komentar di YouTube. Periode pengumpulan data adalah Minggu (4/2) hingga Senin pagi (5/2).

Maisie Sagita, Data Analyst Continuum INDEF, mengatakan data yang dianalisa berasal dari tiga media sosial tersebut, total ada 74.356 perbincangan dari 54.170 akun medsos.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rinciannya, Twtter 48.610 perbincangan dari 35.300 akun, kemudian TikTok 8.142 perbincangan dari 7.264 akun, dan YouTube 17.604 perbincangan dari 11.606 akun.

Untuk metodologi dari X dan TikTok Continuum menggunakan keyword atau kata kunci untuk meng-crawl data dan mendapat perbincangan yang berisi kata kunci tersebut

Sementara untuk YouTube metodenya ada tiga live streaming yang disiarkan dari akun KPU, Kompas TV, dan Narasi. Dari tiga link live streaming ini Continuum meng-crawl semua komentar netizen.

"Kita petakan eksposur untuk masing-masing isu. Jadi ada 15 isu yang coba kami petakan, dan dari 15 isu itu ada empat isu dengan eksposur perbincangan paling banyak atau paling banyak dibicarakan oleh publik," kata Maisie dalam diskusi publik 'Tanggapan Atas Debat Kelima Pilpres di Jakarta, Senin (5/2).

Lantas, apa saja empat isu yang mendapat sorotan paling besar dari publik dalam debat kemarin?

Pertama, mengenai kesetaraan gender. Menurut Maisie isu kesetaraan gender ini yang paling disorot adalah perhatian dari pemerintah dan lebih memprioritaskan perlindungan perempuan.

"Bagaimana caranya? Salah satu langkah konkret yang diminta untuk mengusut kekerasan seksual, itu salah satu langkah konkret yang diminta publik ke pemerintah," ungkap dia.

"Lalu ada juga perbincangan mengenai apresiasi terhadap salah satu paslon, yang dianggap telah membantu meningkatkan awareness publik terhadap isu seputar perempuan ini," lanjutnya.

Satu-satunya yang mengungkit masalah ini adalah capres nomor urut 1, Anies Baswedan. Dalam debat kemarin, Anies mengangkat isu ini dengan menyebut catcalling jadi salah satu kategori pelecehan seksual.

Kedua, isu mengenai stunting. Dalam debat kemarin, capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo sempat berdebat mengenai stunting.

Mulanya, Prabowo melontarkan pertanyaan apakah Ganjar setuju dengan program makan siang gratis ke anak-anak sekolah untuk menangani stunting.

Ganjar menjawab dirinya tidak setuju dengan pendapat Prabowo. Pencegahan stunting, kata dia, dimulai dari memperhatikan kesehatan ibu, bukan saat anak sudah lahir.

Menurutnya, isu mengenai stunting ini juga dikaitkan dengan sindiran netizen yang menciptakan jargon 'apapun masalahnya, jawabannya makan siang gratis'.

"Kali ini jargonnya apapun masalahnya, jawabannya makan siang gratis. Ini juga disorot oleh publik karena yang diinginkan publik tuh bukan makan siang gratisnya, tapi yang disorot tuh makanan yang lebih bergizi, karena makanan bergizi ini sangat penting untuk kebutuhan ibu hamil," papar Maisie.

Ketiga, isu seputar bantuan sosial (bansos). Maisie menjelaskan netizen menyorot banyaknya problematika atau masalah terkait seputar bansos.

Ia mengatakan ada beberapa masalah yang disampaikan. Misalnya, mengenai pembagian bansos yang bertujuan untuk mendapat simpati pemberi bansos

Dari hasil analisis, terlihat bahwa publik menilai bansos menggunakan uang rakyat, sehingga mereka meminta agar bansos lebih tepat sasaran.

"Publik juga meng-highlight masalah korupsi dan penimbunan bansos yang lalu-lalu," jelas dia.

Keempat, isu mengenai kesejahteraan guru. Menurutnya, publik menilai pendidikan itu merupakan investasi jangka panjang.

"Publik menilai pendidikan itu merupakan investasi dan bagaimana caranya kita investasi itu dengan cara menyejahterakan guru dan dosen. Atau kalau lebih konkret dan nyata dengan menaikkan upah dan gaji guru dan mengurangi beban administrasi," pungkas dia.

(mrh/dmi)

Baca Juga

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)