7 negara yang memenuhi pedoman kualitas udara bersih versi WHO, Indonesia bagaimana? - Tek id

 

7 negara memenuhi pedoman kualitas udara bersih versi WHO

7 negara yang memenuhi pedoman kualitas udara bersih versi WHO, Indonesia bagaimana?

Oleh: Lysti Rahma - Kamis, 28 Mar 2024 19:07 WIB

Kota Palembang menjadi kota paling berpolusi menurut laporan AQI, sedangkan kota Solok menjadi kota yang paling sedikit terpapar polusi.


7 negara yang memenuhi pedoman kualitas udara bersih versi WHO, Indonesia bagaimana?

Di tengah hiruk-pikuk aktivitas dunia modern, udara bersih menjadi semakin langka dan berharga. Namun, masih ada beberapa negara yang berhasil mempertahankan keaslian udara alaminya, mempengaruhi kesehatan dan harapan hidup masyarakatnya secara positif.

Menurut laporan dari perusahaan pemantau kualitas udara Swiss, IQAir, Bangladesh, Pakistan, dan India mengalami tingkat polusi udara paling tinggi di dunia. Partikel polusi udara di negara-negara ini setidaknya 10 kali lipat dari rekomendasi WHO. WHO menetapkan rata-rata nilai partikel berukuran 2,5 mikrogram (PM 2,5) per 24 jam yakni 15 microgram per meter kubik (ug/m3).

Sedangkan Indonesia menghadapi tantangan besar terkait polusi udara, terutama dengan indeks kualitas udara PM2.5 dan PM10 yang menunjukkan tingkat polusi yang signifikan. Kota Palembang menjadi kota paling berpolusi menurut laporan AQI, sedangkan kota Solok menjadi kota yang paling sedikit terpapar polusi. 

Berikut adalah 7 negara yang berhasil memenuhi pedoman kualitas udara WHO pada tahun lalu, seperti dilaporkan oleh NBC News (28/3):

Baca Juga
  1. Finlandia
  2. Estonia
  3. Australia
  4. Selandia Baru
  5. Grenada
  6. Islandia
  7. Mauritius

Kebakaran hutan menjadi salah satu penyebab utama peningkatan polusi udara setiap tahunnya. Asap dari kebakaran hutan di Kanada berdampak negatif pada kualitas udara di Amerika Serikat, menyebabkan peningkatan polusi partikulat dari tahun ke tahun.

Penelitian dari Universitas Stanford menunjukkan bahwa asap kebakaran hutan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk peningkatan risiko asma, kanker paru-paru, serta masalah pernapasan kronis. Bahkan, risiko kelahiran prematur dan keguguran juga dikaitkan dengan paparan asap kebakaran hutan.

Rata-rata, penduduk Amerika Serikat menghirup lebih banyak asap kebakaran hutan pada tahun 2023 daripada tahun-tahun sebelumnya. Ini menyoroti bahwa polusi udara dapat membalikkan pencapaian bertahun-tahun dalam menjaga kualitas udara, bahkan di negara-negara dengan undang-undang lingkungan yang ketat.

Laporan dari IQAir menyoroti bahwa polusi udara dari pembakaran bahan bakar fosil, bersama dengan faktor-faktor lain seperti kebakaran hutan yang dipengaruhi oleh perubahan iklim, menjadi ancaman serius terhadap kesehatan manusia secara global. Dengan demikian, tindakan bersama dari berbagai negara menjadi sangat penting dalam mengatasi masalah ini dan melindungi kesehatan masyarakat secara global.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)