BRIN garap proyek satelit konstelasi nasional demi kemandirian data - ANTARA News
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencanangkan program pembangunan satelit konstelasi nasional untuk mewujudkan kemandirian data bagi Indonesia.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN Rokhis Khomarudin dalam sebuah dialog tentang eksplorasi geoinformatika yang dipantau di Jakarta, Selasa mengungkapkan bahwa data satelit yang selama ini dimiliki oleh Indonesia masih bergantung dari negara lain, seperti Amerika Serikat, China, Jepang, maupun Korea Selatan.
"Jika satelit konstelasi nasional terwujud, kita bisa memandirikan data kita, sehingga kita bisa mengimplementasikan bidang ilmu geoinformatika dengan baik," katanya
Rokhis menuturkan pihaknya sedang menyiapkan mesin untuk berbagai plug in yang bisa memuat banyak data, seperti data kebakaran hutan dan lahan, data mangrove, data kesehatan, data kebencanaan, hingga data ketahanan pangan.
Setiap plug in dapat mengeluarkan output yang disebut multi output sesuai dengan tematik yang ada.
"Plug in adalah tantangan bagi periset geoinformatika, sehingga kita bisa menghasilkan suatu produk yang cepat, akurat, dan biaya yang murah," kata Rokhis.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa perlu riset yang cukup panjang untuk membangun plug in karena para periset perlu menerjemahkan data satelit ke dalam algoritma tertentu sebagai informasi.
Beberapa prototipe layanan data yang dibangun oleh BRIN adalah Sipongi milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sipongi memuat data real-time tentang titik panas, luas kebakaran hutan, hingga produksi emisi karbon.
Kemudian, rilis informasi yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga bentuk prototipe yang dibangun oleh BRIN. Bahkan, data tentang potensi penangkapan ikan juga bagian dari prototipe proyek tersebut.
Rokhis optimistis bahwa geoinformatika, multi input, dan multi output atau disingkat Geomemo bukan mimpi yang tidak bisa tercapai, karena BRIN sudah punya beberapa prototipe.
"Beberapa yang sudah jadi itu tinggal masukkan plug in ke dalam engine yang besar, sehingga kita bisa dapatkan multi output," kata Rokhis.
Komentar
Posting Komentar