Ekonomi Digital Indonesia Capai Rp1.300 Triliun di Tahun 2023 - Selular ID

 

Ekonomi Digital Indonesia Capai Rp1.300 Triliun di Tahun 2023

Industri Ekonomi Digital Indonesia Capai Rp1.300 Triliun di Tahun 2023

JAKARTA, SELULAR.ID – Berdasarkan hasil riset eConomy SEA dari Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia secara keseluruhan mencapai US$82 miliar atau setara Rp 1.300 triliun.

Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria yang menyampaikan hal tersebut, kemarin (27/3/2024).

Meskipun memiliki potensi nilai ekonomi yang besar, akan tetapi Nezar Patria menyoroti sejumlah isu-isu terkait ekosistem ekonomi digital.

Salah satunya terkait persaingan usaha dalam industri.

TONTON JUGA:

Nezar Patria menyebutkan terdapat empat hal terkait isu persaingan usaha.

Mulai dari gap peromdalan, ketimpangan akses atas data, ketergantungan terhadap teknologi tertentu, hingga perusahaan teknologi asing yang dominan.

Baca juga: Ekonomi Digital Melambat, Talenta Digital Dituntut Makin Kompeten

“Mengenai persaingan usaha, apalagi isu fair level playing field. Yang muncul penetrasi penyedia layanan teknologi oleh platform dari luar Indonesia,” kata Nezar Patria, Rabu (27/3/2024).

Isu lainnya terkait human capital development.

Antara lain terdiri dari keterbatasan pekerja yang memiliki skill digital, job displacement, inklusi digital kelompok rentan, dan bias algoritma pada kelompok rentan.

Terakhir adalah isu pelindungan data pribadi.

Masalahnya terdiri dari kebocoran data, pemanfaatan algoritma, pengumpulan data secara masif, arus data lintas batas, dan fenomena dark pattern.

“Dark pattern adalah tampilan user interface, untuk mengurasi pengguna untuk keuntungan satu kelompok,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Nezar juga mengutip laporan Wantiknas yang mengatakan ekonomi digital akan menyumbang 4,6% dari PDB pada 2024.

Pertumbuhan itu terdiri dari empat sektor yakni e-commerce, transportasi dan makanan, pinjaman online dan media online.

Dalam pemaparannya ditunjukkan e-commerce memiliki nilai US$62 miliar (Rp 985 triliun), transportasi dan makanan US$7 miliar (Rp 111 triliun), perjalanan online US$6 miliar (Rp 95,2 triliun) dan media online US$7 miliar (Rp 111 miliar).

Baca juga: Dukung Ekonomi Digital, Bulan Fintech Nasional 2023 Kembali Digelar

Pada 2023 sendiri, menurut hasil riset eConomy SEA yang dibuat Google, Temasek, dan Bain & Company, disebutkan nilai ekonomi digital Indonesia secara keseluruhan mencapai US$82 miliar atau setara Rp 1.300 triliun.

Sementara untuk nilai digital payment pada tahun 2030 diproyeksikan mencapai US$760 miliar (Rp 12.000 triliun). Salah satunya karena keberadaan QRIS.

Ikuti berita Selular.id di Google News

Suharno
Suharno

JAKARTA, SELULAR.ID – Berdasarkan hasil riset eConomy SEA dari Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia secara keseluruhan mencapai US$82 miliar atau setara Rp 1.300 triliun.

Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria yang menyampaikan hal tersebut, kemarin (27/3/2024).

Meskipun memiliki potensi nilai ekonomi yang besar, akan tetapi Nezar Patria menyoroti sejumlah isu-isu terkait ekosistem ekonomi digital.

Salah satunya terkait persaingan usaha dalam industri.

TONTON JUGA:

Nezar Patria menyebutkan terdapat empat hal terkait isu persaingan usaha.

Mulai dari gap peromdalan, ketimpangan akses atas data, ketergantungan terhadap teknologi tertentu, hingga perusahaan teknologi asing yang dominan.

Baca juga: Ekonomi Digital Melambat, Talenta Digital Dituntut Makin Kompeten

“Mengenai persaingan usaha, apalagi isu fair level playing field. Yang muncul penetrasi penyedia layanan teknologi oleh platform dari luar Indonesia,” kata Nezar Patria, Rabu (27/3/2024).

Isu lainnya terkait human capital development.

Antara lain terdiri dari keterbatasan pekerja yang memiliki skill digital, job displacement, inklusi digital kelompok rentan, dan bias algoritma pada kelompok rentan.

Terakhir adalah isu pelindungan data pribadi.

Masalahnya terdiri dari kebocoran data, pemanfaatan algoritma, pengumpulan data secara masif, arus data lintas batas, dan fenomena dark pattern.

“Dark pattern adalah tampilan user interface, untuk mengurasi pengguna untuk keuntungan satu kelompok,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Nezar juga mengutip laporan Wantiknas yang mengatakan ekonomi digital akan menyumbang 4,6% dari PDB pada 2024.

Pertumbuhan itu terdiri dari empat sektor yakni e-commerce, transportasi dan makanan, pinjaman online dan media online.

Dalam pemaparannya ditunjukkan e-commerce memiliki nilai US$62 miliar (Rp 985 triliun), transportasi dan makanan US$7 miliar (Rp 111 triliun), perjalanan online US$6 miliar (Rp 95,2 triliun) dan media online US$7 miliar (Rp 111 miliar).

Baca juga: Dukung Ekonomi Digital, Bulan Fintech Nasional 2023 Kembali Digelar

Pada 2023 sendiri, menurut hasil riset eConomy SEA yang dibuat Google, Temasek, dan Bain & Company, disebutkan nilai ekonomi digital Indonesia secara keseluruhan mencapai US$82 miliar atau setara Rp 1.300 triliun.

Sementara untuk nilai digital payment pada tahun 2030 diproyeksikan mencapai US$760 miliar (Rp 12.000 triliun). Salah satunya karena keberadaan QRIS.

Ikuti berita Selular.id di Google News

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)