Malaysia dan Singapura Raup Untung Dampak Perang Cip AS dan China - Selular.ID
JAKARTA, SELULAR.ID – Dua tetangga dekat Indonesia, Malaysia dan Singapura meraup untung dari perang cip antara Amerika dan Cina.
Tiongkok menggandeng Malaysia untuk merakit sebagian cip kelas atas.
“Semakin banyak perusahaan desain semikonduktor Cina yang memanfaatkan perusahaan-perusahaan Malaysia untuk merakit sebagian cip kelas atas mereka,” kata beberapa sumber yang Selular lansir dari Reuters (18/12/2023).
Korporasi Cina meminta perusahaan-perusahaan pengemasan cip Malaysia untuk merakit unit pemrosesan grafis atau GPU.
Kerja sama ini mencakup perakitan, bukan fabrikasi wafer cip, sehingga tidak melanggar batasan Amerika.
TONTON JUGA:
Dua sumber menyampaikan, perusahaan Cina membutuhkan pasokan cip seiring meningkatnya permintaan layanan berbasis AI.
Layanan berteknologi canggih ini membutuhkan cip kelas atas.
Pengemasan cip canggih dapat secara signifikan meningkatkan kinerja cip.
Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan Cina menggandeng korporasi Malaysia.
Malaysia dinilai tepat mendiversifikasi perakitan cip bagi perusahaan Cina.
Sebab, negara ini dianggap memiliki hubungan baik dengan Cina, biaya produksi terjangkau, tenaga kerja berpengalaman, dan peralatan canggih.
Selain itu, Intel membuat pabrik cip di Penang, Malaysia sejak 1972.
Salah satu produsen cip terbesar di dunia juga memiliki dua pabrik lain di negara tetangga Indonesia ini.
Lalu, Bosch telah membuat pusat pengujian cip dan sensor di Penang, Malaysia dengan biaya 65 juta euro.
Perusahaan juga menargetkan investasi baru 285 juta euro di negara ini.
Infineon Jerman pun mengatakan pada Agustus 2023 bahwa mereka akan menginvestasikan €5 miliar atau sekitar US$5,4 miliar untuk memperluas pabrik cip daya di Malaysia.
Pada 2021, pembuat cip Amerika Intel mengumumkan akan membangun pabrik pengemasan cip canggih US$ 7 miliar di Malaysia.
Selain Malaysia, perusahaan-perusahaan Cina menggali bisnis di negara lain.
Pada 2021, perusahaan perakitan dan pengujian cip terbesar ketiga di dunia, JCET Group menyelesaikan akuisisi fasilitas pengujian canggih di Singapura.
Negara-negara lain seperti Vietnam dan India juga berusaha untuk memperluas lebih jauh ke dalam layanan manufaktur cip.
Kedua negara itu berharap dapat memikat klien yang ingin meminimalkan risiko geopolitik Amerika – Cina.
Produsen chip asal Amerika Serikat GlobalFoundries akan membangun pabrik semikonduktor baru di Singapura dengan nilai investasi US$ 4 miliar.
Pabrik bakal dibangun seluas 23 ribu meter persegi.
Pabrik cip itu diperkirakan memiliki kapasitas produksi 450 ribu wafer berukuran 300 milimeter per tahun pada 2025 hingga 2026.
GlobalFoundries sudah memiliki dua pabrik cip di Singapura.
Masing-masing memproduksi 720 ribu wafer 300 mm dan 692.000 wafer 200 mm per tahun. Cip ini digunakan untuk mobil dan teknologi 5G.
GlobalFoundries merupakan perusahaan cip terbesar ketiga di dunia dari sisi pendapatan, menurut penyedia intelijen pasar TrendForce.
Peringkat perusahaan ini di bawah TSMC Taiwan dan Samsung Electronics Korea Selatan.
Salah satu klien terbesar GlobalFoundries yakni Qualcomm, yang memproduksi cip Snapdragon untuk ponsel Xiaomi, Samsung, Realme, Vivo hingga OPPO.
Simak berita menarik lainnya dari Selular.id di Google News
Komentar
Posting Komentar