CEO CrowdStrike Soal Jutaan Komputer Alami Layar Biru: Bukan Serangan Siber - Liputan 6

 

CEO CrowdStrike Soal Jutaan Komputer Alami Layar Biru: Bukan Serangan Siber

CEO CrowdStrike meminta maaf mengenai gangguan update software yang menyebabkan jutaan komputer di dunia mengalami layar biru (BSOD). Ia juga menyebutkan, hal ini terjadi bukan karena serangan siber.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 20 Jul 2024, 10:35 WIB
Person working on Windows 11 computer
Person working on Windows 11 computer (Photo by Windows on Unsplash)

Advertisement

Liputan6.com, Jakarta - CEO sekaligus Pendiri CrowdStrike George Kurtz meminta maaf atas gangguan yang membuat jutaan perangkat Windows Microsoft mengalami layar biru.

Imbas hal ini, berbagai bidang bisnis seperti penerbangan, maskapai, perbankan, ritel, hingga rumah sakit mengalami gangguan layanan masif di seluruh dunia.

Advertisement

Kurtz dalam pernyataan yang dikutip dari blog CrowdStrike, Sabtu (20/7/2024) mengatakan, seluruh timnya memahami betapa seriusnya dampak dari global outage alias gangguan ini.

Advertisement

"Kami dengan cepat mengidentifikasi masalah dan menerapkan perbaikan, memungkinkan kami untuk fokus secara teliti pada pemulihan sistem pelanggan sebagai prioritas tertinggi kami," katanya.

Ia lebih lanjut menjelaskan kalau pemadaman yang terjadi bukan karena serangan siber. Menurutnya, pemadaman disebabkan karena kecacatan yang ditemukan dalam update konten Falcon untuk host Windows.

Selain itu, gangguan layar biru alias blue screen of death (BSOD) ini hanya terjadi pada perangkat berbasis Windows Microsoft. Adapun host Mac dan Linux tak terdampak masalah ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Layanan Sudah Berfungsi Normal

Pengguna Windows di Dunia Terkena Blue Screen of Death Massal, CrowdStrike Diduga Jadi Penyebabnya
Pengguna Windows di Dunia Terkena Blue Screen of Death Massal, CrowdStrike Diduga Jadi Penyebabnya. (Liputan6.com/ Yusliason)

Selanjutnya, CrowdStrike bekerja sama dengan pelanggan dan mitra yang terdampak memastikan bahwa semua sistem dipulihkan. Dengan begitu, klien bisa memberikan layanan kembali.

Saat ini menurut Kurtz, CrowdStrike sudah beroperasi normal dan masalah ini tidak memengaruhi sistem Falcon mereka.

"Tidak ada dampak terhadap perlindungan apa pun jika sensor Falcon terpasang. Layanan Falcon Complete dan Falcon OverWatch tidak terganggu," kata dia.

Selain itu, Kurtz juga melampirkan alamat web yang bisa dikunjungi sebagai portal dukungan dari CrowdStrike.

"Kami mengerahkan seluruh tim CrowdStrike untuk membantu Anda (klien) dan tim. Jika Anda memiliki pertanyaan dan memerlukan dukungan tambahan, harap hubungi perwakilan CrowdStrike atau dukungan teknis Anda," katanya.

Advertisement

Minta Semua Pihak Tetap Waspada

Tampilan Menu Start di WIndows 11 (Microsoft)
Tampilan Menu Start di WIndows 11 (Microsoft)

Meski bukan karena serangan siber, Kurtz mengingatkan kalau gara-gara pemadaman, mungkin pelaku jahat akan mencoba memanfaatkan peristiwa ini.

"Saya mendorong semua orang untuk tetap waspada dan memastikan bahwa Anda berinteraksi dengan perwakilan resmi CrowdStrike," katanya.

Kurtz juga berkomitmen untuk memberi transparansi penuh tentang masalah yang menyebabkan dampak luar biasa pada layanan umum dan bagaimana hal ini bisa terjadi. Pihaknya juga berupaya untuk mencegah hal serupa terjadi lagi.

Apa Itu CrowdStrike?

Tampilan Baru Microsoft Store Windows 11
Tampilan Baru Microsoft Store Windows 11. (Microsoft Store)

Sebelumnya, kegagalan update software yang dikeluarkan oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike menyebabkan efek berantai di sistem teknologi informasi global, Jumat, kemarin.

Imbasnya, berbagai industri mulai dari perbankan, maskapai penerbangan, ritel, hingga rumah sakit mengalami pemadaman dan gangguan layanan.

Rupanya, pusat dari masalah ini adalah vendor keamanan siber yang berbasis di Texas, AS, CrowdStrike. Pada Jumat, 19 Juli kemarin, perusahaan keamanan siber ini mengalami gangguan besar setelah adanya masalah pada update software mereka.

Lalu, apa sebenarnya CrowdStrike dan kenapa kesalahan pada update software mereka berdampak pada munculnya layar biru pada jutaan komputer berbasis Microsoft Windows?

Mengutip CNBC, Sabtu (20/7/2024), CrowdStrike merupakan vendor keamanan siber yang mengembangkan software untuk membantu perusahaan mendeteksi dan memblokir peretasan.

CrowdStrike dipakai oleh banyak perusahaan di seluruh dunia, termasuk di antaranya perbankan, layanan kesehatan, hingga perusahaan energi.

CrowdStrike dikenal sebagai perusahaan keamanan endpoint karena menggunakan teknologi cloud untuk menerapkan perlindungan siber pada perangkat yang terhubung ke internet.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Advertisement

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Opsi Media Informasi Group

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)