Ditanya soal Desakan Mundur dari Menkominfo, Budi Arie Cuma Kasih Jempol | kumparan
Menkominfo Budi Arie Setiadi enggan berkomentar soal desakan terhadap dirinya untuk mundur dari jabatannya. Musababnya tak lain karena serangan server PDN yang mengganggu pelayanan masyarakat.
Budi yang ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, hanya memberi salam namaste. Sebelum masuk lift, Budi Arie sempat memberi tanda jempol tanpa menjawab pertanyaan.
Budi Arie juga sempat ditanya soal mundurnya Dirjen Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kemkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan.
Samuel mundur karena menjadi orang yang bertanggung jawab atas serangan ransomware Brain Chiper ke server PDNS.
Tapi, reaksinya juga sama. Tak memberi komentar dan hanya tersenyum tipis.
Sementara itu, desakan mundur kepada Budi Arie lewat petisi di change.org telah ditandatangani sebanyak 24.389. Petisi yang dimotori SAFEnet itu bertajuk "Kartu Merahkan Budi Arie".
Sebelumnya, Dirjen Aptika Samuel Abrijani Pangerapan mundur dari jabatan usai merasa menjadi pihak yang paling bertanggung atas serangan Ransomware Brain Chipper, Kamis (4/7) lalu.
"Setelah 8 tahun, dengan ini menyatakan per tanggal 1 Juli saya sudah menyatakan pengunduran diri secara lisan dan suratnya sudah saya serahkan kemarin kepada Menteri Kominfo," kata Semuel dalam konferensi pers di Kantor Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.
Semuel dilantik sebagai Dirjen Aptika oleh Menkominfo Rudiantara pada Jumat, 7 Oktober 2016. Dirjen Aptika mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang penatakelolaan aplikasi informatika.
"Terima kasih atas kerja samanya selama ini dan saya mohon maaf apabila ada kesalahan dan perkataan saya yang kurang berkenan. Demikian yang bisa saya sampaikan," lanjut Semuel.
Dalam sesi tanya jawab, Semuel menjelaskan, alasan utama dirinya mundur karena merasa bertanggung jawab atas serangan siber terhadap server PDN. Data di PDN dienkripsi atau dikunci sehingga tak bisa diakses oleh para tenant yang berasal dari lembaga negara, kementerian, dan pemda.
"Kejadian ini bagaimanapun secara teknis tanggung jawab saya sebagai Dirjen pengampu transformasi pemerintahan secara teknis," tutur Semuel.
"Saya mengambil tanggung jawab ini secara moral harusnya selesai di sana karena masalah ini harus saya tangani," ucap dia.
Serangan ransomware sendiri diketahui setelah Imigrasi mengalami gangguan layanan di bandara-bandara internasional sekitar pukul 04.00 WIB pada 20 Juni 2024.
Imigrasi merupakan salah satu dari ratusan tenant PDN. Imigrasi kini kembali beroperasi normal setelah menghidupkan kembali data cadangannya, sementara PDN sebagai pusat data sentral nasional tak mem-back up data para tenant. Sekarang Imigrasi menyimpan datanya di Amazon Web Services (AWS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar