Matahari Lepaskan Semburan Terkuat, Picu Pemadaman Radio di Australia hingga Jepang - detik inet

 

Matahari Lepaskan Semburan Terkuat, Picu Pemadaman Radio di Australia hingga Jepang

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 19 Jul 2024 08:45 WIB
Solar Dynamics Observatory milik NASA baru saja merekam solar flare atau suar Matahari, yaitu ledakan terbesar yang terjadi di bintang tersebut sejak tahun 2017. Kini dengan terjadinya solar flare itu, ada kemungkinan Matahari bakal sangat aktif kembali.
Ilustrasi suar Matahari. Foto: 20detik
Jakarta -

Saat para peneliti mulai berpikir Matahari agak tenang akhir-akhir ini, ia beraksi tiba-tiba dengan semburan kelas X yang eksplosif, kelas semburan Matahari yang terkuat.

Suar dari bintik Matahari AR3738 terjadi Sabtu (13/7) pukul 10.34 malam EDT (atau Minggu 14/7 09.34 pagi WIB) dan Solar Dynamics Observatory milik NASA menangkap pemandangan dinamis tersebut dari luar angkasa.

Sayangnya bagi para pemburu aurora, suar berumur pendek ini tidak menghasilkan lontaran massa koronal (cornal mass ejection/CME), yakni lontaran plasma dan medan magnet dalam jumlah besar dari Matahari.

Baca juga:

Ahli fisika surya Keith Strong telah mengawasi tanda-tanda CME dari letusan baru-baru ini, tetapi menurut postingannya baru-baru ini di X/Twitter, "Tidak mungkin ada aktivitas geomagnetik akibat aktivitas Matahari yang tinggi."

Namun, flare tersebut menyebabkan pemadaman sinyal radio gelombang pendek di seluruh Australia, Asia Tenggara, dan Jepang tak lama setelah letusan. Pemadaman ini umum terjadi setelah flare Matahari yang kuat karena semburan sinar-X yang intens dan radiasi ultraviolet ekstrem yang dipancarkan selama peristiwa ini.

Radiasi dari semburan Matahari bergerak ke Bumi dengan kecepatan cahaya dan mengionisasi (mengisi daya listrik) atmosfer bagian atas saat tiba. Ionisasi ini menciptakan lingkungan yang lebih padat agar sinyal radio gelombang pendek frekuensi tinggi dapat melewatinya, untuk memfasilitasi komunikasi jarak jauh.

Baca juga:
Pemadaman sinyal radio gelombang pendek di Asia Tenggara, Australia, dan Jepang. Foto: NOAA/SWPC

Saat gelombang radio berinteraksi dengan elektron dalam lapisan terionisasi, gelombang tersebut kehilangan energi karena meningkatnya tabrakan, yang dapat menurunkan atau menyerap sinyal radio sepenuhnya.

Pemadaman radio akibat jilatan api Matahari dapat berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam.

20D

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)