SpaceX raih kontrak dari NASA untuk De-orbit ISS pada 2030
SpaceX raih kontrak $843 juta dari NASA untuk De-orbit ISS pada 2030
U.S. Deorbit Vehicle akan diambil alih kepemilikannya oleh NASA setelah pengembangan selesai dan akan dioperasikan sepenuhnya oleh NASA dalam menjalankan misinya.
NASA resmi menunjuk SpaceX untuk mengembangkan pesawat ruang angkasa khusus yang akan digunakan untuk mengorbitkan kembali Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada tahun 2030. Kontrak ini bernilai hingga $843 juta, demikian diumumkan oleh NASA pada hari Rabu.
Dikutip dari TechCrunch (27/6), ISS, yang telah beroperasi selama lebih dari dua dekade, kini mendekati akhir masa operasionalnya. Seiring dengan perkembangan rencana pembangunan stasiun luar angkasa komersial baru, ISS akan segera harus dipensiunkan dan dibuang dengan aman pada akhir dekade ini.
NASA menamakan pesawat baru ini U.S. Deorbit Vehicle. Berbeda dengan kapsul Dragon milik SpaceX yang saat ini mengirimkan kargo dan kru ke ISS, U.S. Deorbit Vehicle akan diambil alih kepemilikannya oleh NASA setelah pengembangan selesai dan akan dioperasikan sepenuhnya oleh NASA dalam menjalankan misinya.
Pesawat ini dirancang untuk memastikan bahwa ISS dan pesawat itu sendiri hancur sepenuhnya saat memasuki kembali atmosfer Bumi, tanpa membahayakan daerah berpenduduk. “Salah satu tugas terbesar SpaceX adalah memastikan proses masuk kembali ini berjalan aman,” kata juru bicara NASA.
NASA dan mitranya sebelumnya mempertimbangkan penggunaan pesawat ruang angkasa Progress milik Rusia, Roscosmos, untuk misi de-orbit ini. Namun, hasil studi menunjukkan bahwa diperlukan pesawat ruang angkasa baru untuk manuver ini.
ISS merupakan proyek bersama lima badan antariksa NASA, Badan Antariksa Kanada (CSA), Badan Antariksa Eropa (ESA), Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA), dan State Space Corporation Roscosmos. Namun, belum jelas apakah biaya kontrak ini akan dibagi di antara semua negara tersebut.
Komentar
Posting Komentar