Internet 10 Kali Lebih Cepat usai 10 Tahun Jokowi, Ranking 82 Dunia
Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Komunikasi dan Informatika mengungkap kecepatan internet Indonesia sudah meningkat 10 kali lipat selama 10 tahun terakhir. Namun, data Speedtest mengungkap RI masih terbelakang secara global.
"Kecepatan internet di Indonesia telah meningkat sepuluh kali lebih cepat. Pada tahun 2014, kecepatan internet rata-rata mencapai 2,5 Mbps. Satu dekade kemudian, pada Tahun 2024, kecepatan internet rata-rata telah meningkat menjadi 25 Mbps," demikian keterangan pers Kominfo, dikutip dari situsnya, Jumat (30/8) malam.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan momentum kemajuan dimulai saat Presiden Joko Widodo meluncurkan layanan telekomunikasi 4G di frekuensi 1.800 Mhz secara nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumat sore, 11 Desember 2015 atau sembilan tahun yang lalu, Presiden Joko Widodo peluncurkan layanan 4G di frekuensi 1.800 Mhz secara nasional, di Museum Nasional, Jakarta Pusat," kata dia, dalam sambutan Peluncuran Film Dokumenter 'Derang Daring' di Jakarta, Jumat (30/8).
Menurutnya, peluncuran layanan 4G menjadi langkah krusial dan tonggak penting dalam evolusi teknologi digital di Indonesia. Lima penyelenggara layanan telekomunikasi besar yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL, Hutchison 3, dan Smartfren, mulai mengoperasikan layanan 4G.
"Dengan kehadiran teknologi 4G LTE pada frekuensi 1.800 MHz, masyarakat Indonesia kini dapat menikmati akses internet dengan kecepatan dan kemampuan yang jauh lebih tinggi dibandingkan teknologi sebelumnya," tandasnya.
Menkominfo menyatakan layanan 4G juga mendorong revolusi digital yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi digital.
"Saat peluncuran 4G LTE sembilan tahun lalu di Musem Gajah, Presiden Jokowi menyampaikan harapan revolusi digital akan mendorong revolusi ekonomi. Pernyataan tersebut terbukti benar karena perekonomian digital Indonesia tumbuh pesat, bahkan mampu bertahan dan berkembang di tengah tantangan pandemi Covid-19," jelasnya.
Menkominfo menyatakan perhatian Pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk melakukan percepatan transformasi digital nasional dengan mengedepankan percepatan perluasan akses internet dan peningkatan infrastruktur digital, terutama di wilayah Terdepan, Terpencil, dan Terluar (3T).
"Kami mengamati dampak dari kehadiran internet di daerah 3T dan bagaimana hal tersebut telah mengubah perekonomian dan kehidupan masyarakat setempat," tegasnya.
Budi Arie menekankan pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dari semua pihak, baik pemerintah, industri, maupun pemangku kepentingan lain.
"Capaian ini adalah fondasi bagi pemerintah untuk terus mendorong transformasi digital, memperkuat ekonomi, dan mempersiapkan Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju pada tahun 2045," tandasnya.
Berdasarkan data Speedtest Global Index dari Ookla, peringkat Indonesia saat ini masih ada di tingkat bawah.
Dalam hal kecepatan sinyal seluler (mobile), dari 111 negara yang didata, Indonesia ada di ranking 82. Kecepatan downloadnya, menurut data per Juli, mencapai 29,05 Mbps, dengan upload 13,58 Mbps.
Bandingkan dengan Uni Emirat Arab (UEA) yang ada di peringkat teratas. Kecepatan downloadnya 359,85 Mbps, kecepatan upload 26,08 Mbps.
Dalam hal kecepatan jaringan tetap (fixed broadband), Indonesia ada di peringkat 121 dari total 162 negara.
Kecepatan download di RI terdata 31,75 Mbps, kecepatan upload 19,13 Mbps. Juaranya kembali UEA dengan kecepatan unduh 291,85 Mbps, dan kecepatan unggah 140,04 Mbps.
(tim/arh)
Komentar
Posting Komentar