Google Terancam Dibongkar! AS Desak Divestasi Chrome dan Android, Dominasi Pencarian Internet Terancam! - Katasulsel

 

Google Terancam Dibongkar! AS Desak Divestasi Chrome dan Android, Dominasi Pencarian Internet Terancam! - Katasulsel

banner 600x50

Jakarta, Katasulsel.com — Perang melawan monopoli Google semakin memanas! Pemerintah AS berencana memaksa induk Google, Alphabet, untuk melakukan divestasi beberapa unit bisnisnya, termasuk browser Chrome dan sistem operasi Android!

Langkah ini diambil setelah regulator AS menilai Google melakukan praktik monopoli ilegal pada pencarian online dengan menyalahgunakan ekosistem yang dimilikinya.

“Solusi ini tak hanya mengendalikan distribusi pencarian Google saat ini, tetapi juga memastikan Google tak bisa mengendalikan distribusi pencarian di masa depan,” kata perwakilan DOJ, dikutip dari Reuters, Rabu (9/10/2024).

Langkah ini berpotensi mengubah lanskap pencarian internet secara keseluruhan. Google, yang menguasai 90% pencarian internet di AS, terancam mengalami anjloknya pendapatan dan memberikan ruang kompetisi bagi para rival untuk berkembang.

“Ini adalah langkah bersejarah yang bisa menghentikan dominasi Google dalam dunia digital,” ujar salah satu pengamat teknologi. “Kita akan melihat era baru dalam pencarian internet, di mana kompetisi akan lebih sehat dan menguntungkan pengguna.”

Permintaan divestasi juga dianggap bisa mencegah dominasi Google dalam pengembangan bisnis kecerdasan buatan (AI) yang sedang naik daun.

DOJ juga berencana meminta pengadilan untuk memerintahkan Google mengakhiri pembayaran ke beberapa perusahaan untuk menjadikan mesin pencarinya sebagai layanan default di perangkat baru, misalnya iPhone buatan Apple.

Google dilaporkan mencatat pengeluaran tahunan senilai US$ 26,3 miliar pada 2021 ke perusahaan seperti Apple dan lainnya, untuk memastikan layanan pencariannya menjadi default di smartphone dan browser.

Menanggapi tekanan regulator AS, Google berulang kali mengatakan mesin pencarinya ‘memenangkan’ hati pengguna karena kualitas. Google berdalih pengguna bisa mengganti layanan pencari pada perangkat mereka jika tak puas.

Namun, langkah DOJ ini menunjukkan bahwa regulator AS tak lagi mempercayai alasan Google tersebut. Mereka melihat Google sebagai monopoli yang menghalangi kompetisi sehat dan merugikan konsumen. (*)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)