Lawan Hoaks Pilkada, Indonesia Gelar Cek Fakta Terbesar
Presiden Prabowo Subianto menunjukkan jari yang sudah dicelup tinta usai memberikan hak pilihnya di TPS 008 Desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/11/2024). Presiden Prabowo Subianto menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww)
JAKARTA, investor.id – Melawan hoaks pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, Indonesia secara tak langsung sedang menggelar cek fakta terbesar. Koalisi Cek Fakta sedang bekerja menjernihkan informasi yang beredar di tengah masyarakat pada momen Pilkada 2024, dengan mengadakan kegiatan pemeriksaan fakta serentak terbesar di Indonesia pada Rabu (27/11/2024).
Kolaborasi pemeriksaan fakta atas dugaan informasi bohong atau hoaks ini secara daring dengan melibatkan setidaknya 40 media dan komunitas pemeriksa fakta yang tersebar di Tanah Air.
Adapun Koalisi Cek Fakta digagas oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (MAFINDO).
"Dari beberapa monitoring, hoaks seputar pilkada ini masih tinggi. Masyarakat mendapat informasi yang salah sehingga besar kemungkinan memilih dengan pertimbangan salah. Kegiatan ini salah satu cara untuk melawan hoaks tersebut sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang tepat," jelas Sekretaris Jenderal (Sekjen) AJI Indonesia Bayu Wardhana dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
AJI Indonesia menilai sinergi dalam pengecekan fakta penting agar masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya dengan pertimbangan matang dari informasi akurat.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wahyu Dhyatmika menerangkan soal bertambahnya jumlah media dan pemeriksa fakta yang terlibat pada momen Pilkada 2024.
Menurutnya, hal ini memperlihatkan peran media dalam melayani pembacanya menjadi makin signifikan.
"Peran cek fakta pada hari pencoblosan ini luar biasa penting agar suara rakyat benar-benar murni dari nuraninya dan tidak dicemari hoaks maupun upaya disinformasi apa pun," sambungnya.
Mengacu catatan MAFINDO, terdapat 670 hoaks terkait dengan pemilu sepanjang Januari-Juni 2024. Secara rinci, peredaran hoaks di media sosial TikTok diketahui sebesar 26,7%, YouTube 25,4%, Facebook 23,7%, Twitter 12,8%, dan WhatsApp 5,2%.
Kegiatan pemeriksaan fakta ini juga mendapatkan dukungan dari Google News Initiative dengan target menekan dan memperlambat peredaran hoaks kepada publik.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Follow Channel Telegram Official kami untuk update artikel-artikel investor.id
FollowBaca Berita Lainnya di Google News
Read Now
Komentar
Posting Komentar