Kebocoran Data Grup Volkswagen Berdampak pada 800.000 Mobil Listrik - Beritasatu

 

Kebocoran Data Grup Volkswagen Berdampak pada 800.000 Mobil Listrik

Selasa, 31 Desember 2024 | 12:43 WIB
Alfi Dinilhaq / AD

VW ID3 yang dibagikan Volkswagen di akun X resminya. (Volkswagen/Volkswagen)

Jakarta Beritasatu.com - Industri otomotif menghadapi tantangan besar dalam melindungi privasi konsumen setelah kasus kebocoran data pengguna mobil listrik menimpa Grup Volkswagen (VW). Hal ini menunjukkan bahwa keamanan siber harus menjadi prioritas utama pada era digital.

Melansir Arena EV, Selasa (31/12/2024), insiden kebocoran data ini melibatkan sekitar 800.000 pemilik mobil listrik dari merek-merek dalam naungan Grup VW, termasuk Volkswagen, Audi, Seat, dan Skoda.

Kebocoran ini terjadi akibat konfigurasi yang salah pada sistem penyimpanan cloud Amazon yang digunakan oleh Cariad, divisi perangkat lunak VW. Akibatnya, data penting, seperti koordinat GPS, status daya baterai, dan informasi kendaraan lainnya dapat diakses secara tidak sah.

Data yang bocor tersebut dapat dimanfaatkan melalui perangkat lunak yang tersedia secara umum, memungkinkan siapa pun dengan kemampuan teknis untuk melacak lokasi kendaraan. Bahkan, dalam 466.000 kasus, informasi lokasi yang terekspos cukup detail untuk mengungkap pola aktivitas harian pemilik kendaraan.

Korban kebocoran ini termasuk politisi, pengusaha, aparat penegak hukum, hingga individu yang dicurigai bekerja di badan intelijen. Kasus ini pertama kali terungkap melalui laporan seorang whistleblower anonim kepada Chaos Computer Club (CCC), organisasi peretas terbesar di Eropa.

CCC segera menghubungi pihak berwenang dan memberikan VW Group serta Cariad waktu 30 hari untuk mengatasi masalah kebocoran data mobil listrik tersebut. Tim teknis Cariad bertindak cepat dengan memblokir akses tidak sah ke data, meskipun langkah ini dilakukan setelah kebocoran terlanjur terjadi.

Kejadian ini menambah daftar panjang insiden serupa di industri otomotif. Sebelumnya, Toyota juga mengalami pelanggaran data yang memengaruhi lebih dari 2 juta pengguna di Jepang.

Tren ini menggarisbawahi pentingnya penguatan keamanan siber, terutama dengan semakin berkembangnya fitur kendaraan terhubung dan layanan berbasis cloud.

Untuk menjaga kepercayaan pelanggan, perusahaan otomotif harus mengambil langkah lebih serius dalam memastikan perlindungan data pribadi di tengah era teknologi yang terus berkembang agar kejadian kebocoran data mobil listrik tidak terjadi lagi pada masa depan.

Simak berita dan artikel lainnya di
Google News

Bagikan

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)