Meutya Hafid Sebut Cilincing Jadi Wilayah Judi Online Tertinggi di Jakarta - Bagian all
Menkomdigi, Meutya Hafid menuturkan, Cilincing, Jakarta Utara menjadi salah satu wilayah pengguna judi online (judol) tertinggi di DKI Jakarta.
Meutya Hafid Sebut Cilincing Jadi Wilayah Judi Online Tertinggi di Jakarta (foto mnc media)
IDXChannel - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid menuturkan, Cilincing, Jakarta Utara menjadi salah satu wilayah pengguna judi online (judol) tertinggi di DKI Jakarta.
Hal itu disampaikan Meutya saat menghadiri acara edukasi dan pelatihan literasi digital dengan Tema "Pencegahan dan Penanganan Judi Online di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa (12/11/2024) bersama Pj Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi.
“Saya ke sini ada karena beberapa poin alasan, salah satunya karena katanya di Cilincing ini salah satu yang judolnya tertinggi di DKI Jakarta,” ujar Meutya dikutip Rabu (13/11/2024).
“Kita harus melihat data. Ini data PPATK ya. Karena itu saya ingin mengajak ibu-ibu semua, kalau di Kemkomdigi saja alatnya terbatas. Karena alat saja secanggih apapun, meskipun nanti kan kita bersihkan, kita bereskan ya, tapi seberes apapun, sebersih apapun, alat dan pengawasan tidak akan cukup,” ujarnya.
Meutya menyebut, ada 80 ribu anak di bawah usia 10 tahun yang terpapar judi online. Anak-anak tersebut, kata dia, terpapar judol melalui games di handphone.
“Karena sekarang, tadi kalau datanya di bawah 19 tahun ada 200 ribu yang terlibat. Di bawah 10 tahun ada kurang lebih 80 ribu. Dia pakai akun-akun orangtuanya. Bisa mengakses biasanya lewat games,” kata Meutya.
Meutya menjelaskan, Kementerian tidak bisa menjangkau sendiri melakukan pengawasan terhadap anak-anak dari judi online. Dia meminta orangtua turut mengawasi anaknya saat mengakses handphone.
Meutya menyebut siapa saja bisa terlibat judol, tanpa memandang apa pekerjaannya. Menurutnya, orangtua harus berperan penting dalam pertumbuhan anak-anak.
“Saya sebutkan saja supaya adil ya, mulai dari karyawan, pengusaha. Jadi orang mampu juga banyak. Kemudian pedagang, pelajar, dan yang terakhir mohon maaf, ibu rumah tangga,” tutur Meutya.
(Fiki Ariyanti)
Komentar
Posting Komentar