Ledakan Starship SpaceX Guncang Penerbangan Komersial
JurnalPatroliNews – Washington – Roket Starship milik SpaceX mengalami kegagalan dalam uji terbarunya setelah meledak di luar angkasa beberapa menit usai peluncuran dari Texas pada Kamis (16/1/2025). Peristiwa ini mengakibatkan sejumlah maskapai penerbangan yang melintasi Teluk Meksiko mengubah rute untuk menghindari kemungkinan jatuhan puing. Insiden ini menjadi pukulan bagi ambisi luar angkasa Elon Musk.
SpaceX kehilangan kontak dengan roket Starship yang telah diperbarui sekitar delapan menit setelah lepas landas dari fasilitas peluncuran di Texas Selatan pada pukul 17:38 EST (22:38 GMT). Roket ini membawa muatan uji coba berupa satelit tiruan dan tidak berawak.
Video yang diabadikan oleh Reuters menunjukkan bola-bola api oranye melesat melintasi langit Port-au-Prince, ibu kota Haiti, meninggalkan jejak asap yang dramatis. “Kami kehilangan seluruh komunikasi dengan roket ini, yang mengindikasikan adanya anomali pada tahap atas,” kata Dan Huot, Manajer Komunikasi SpaceX, seperti dikutip oleh Reuters pada Jumat (17/1/2025). Tak lama setelahnya, Huot mengonfirmasi bahwa Starship telah hancur di angkasa.
Gangguan pada Lalu Lintas Udara
Kegagalan tahap atas Starship sebelumnya terakhir kali terjadi pada Maret tahun lalu saat memasuki kembali atmosfer Bumi di atas Samudra Hindia. Namun, kali ini insiden tersebut berdampak pada lalu lintas udara.
Situs pelacak penerbangan FlightRadar24 melaporkan bahwa puluhan penerbangan komersial harus mengubah jalur atau dialihkan guna menghindari kemungkinan serpihan puing roket. Selain itu, keberangkatan penerbangan dari bandara Miami dan Fort Lauderdale di Florida mengalami keterlambatan sekitar 45 menit.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) yang mengawasi peluncuran luar angkasa komersial mengatakan bahwa pihaknya sempat menunda dan mengalihkan penerbangan di sekitar area jatuhnya puing. Namun, operasi penerbangan kini telah kembali normal.
FAA memang secara rutin menutup wilayah udara selama peluncuran dan pendaratan kembali roket. Namun, jika terjadi anomali di luar zona yang telah ditutup, FAA dapat menetapkan “zona respons puing” untuk mencegah pesawat masuk ke area berisiko.
Komentar
Posting Komentar