Fakta-fakta QRIS yang Disorot AS: Dari Sejarah hingga Target 58 Juta Pengguna di 2025 - Medcom - Opsitek

Informasi Teknologi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Fakta-fakta QRIS yang Disorot AS: Dari Sejarah hingga Target 58 Juta Pengguna di 2025 - Medcom

Share This
Responsive Ads Here

 

Fakta-fakta QRIS yang Disorot AS: Dari Sejarah hingga Target 58 Juta Pengguna di 2025

t_6805bf9c9b755

Jakarta: Quick Response Indonesian Standard (QRIS) kembali menjadi sorotan. Kali ini dalam forum negosiasi perdagangan antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat. Dalam proses tersebut, AS menyoroti penggunaan sistem pembayaran domestik seperti QRIS dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), yang dianggap membatasi ruang gerak perusahaan asing. 

Sorotan ini membuka babak baru dalam perjalanan sistem pembayaran digital Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menegaskan bahwa mereka telah menindaklanjuti perhatian tersebut bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. 

"Kami sudah berkoordinasi dengan OJK dan Bank Indonesia, terutama terkait dengan payment yang diminta oleh pihak Amerika," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang dikutip, Sabtu, 19 April 2025.

Meski mendapat sorotan, QRIS tetap menjadi salah satu kebijakan strategis nasional untuk memperluas inklusi keuangan. Berikut ini adalah daftar tonggak penting perjalanan QRIS sejak awal diluncurkan hingga saat ini:

1. Diluncurkan Saat HUT RI ke-74, Jadi Simbol Kedaulatan Finansial

QRIS pertama kali diperkenalkan pada 17 Agustus 2019, tepat di hari kemerdekaan Republik Indonesia. Peluncuran ini merupakan bagian dari implementasi Visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025, yang dicanangkan sejak Mei 2019. QRIS diciptakan sebagai standar nasional QR code agar transaksi antar-penyedia layanan pembayaran bisa lebih efisien dan aman.

Menurut Peraturan Anggota Dewan Gubernur BI No.21/18/PADG/2019, QRIS bertujuan menyatukan berbagai sistem pembayaran digital berbasis QR agar terstandarisasi secara nasional.

Baca juga: Ini Deretan Transaksi yang Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

2. Wajib Digunakan Semua Merchant Sejak 2020

Per 1 Januari 2020, semua merchant di Indonesia diwajibkan menggunakan QRIS sebagai sistem pembayaran berbasis QR code. Langkah ini tidak hanya menyederhanakan sistem, tapi juga memacu adopsi digitalisasi sektor UMKM di seluruh Indonesia.

Bank Indonesia mencatat, hingga 2021 saja, terdapat 12 juta merchant yang telah terdaftar sebagai pengguna QRIS.

3. Dua Mode Transaksi: MPM dan CPM

QRIS menyediakan dua mode transaksi:
  • Merchant Presented Mode (MPM): merchant menampilkan QR code dan pembeli memindainya.

  • Customer Presented Mode (CPM): pembeli menampilkan QR code dan merchant yang memindainya.

Dengan ini, transaksi jadi lebih fleksibel dan cepat, baik untuk toko fisik maupun transaksi daring.

4. Solusi Masa Pandemi: QRIS Tanpa Tatap Muka (TTM)

Pada masa pandemi, BI meluncurkan fitur QRIS Tanpa Tatap Muka (TTM) untuk menjaga keamanan transaksi. Prosesnya cukup dengan mengunggah gambar QRIS yang dikirimkan merchant ke aplikasi pembayaran pengguna. Langkah ini mendukung skenario transaksi tanpa interaksi fisik.

5. Inovasi Terbaru: QRIS Tap Hanya 0,3 Detik

Pada 2025, inovasi QRIS Tap diperkenalkan. Dengan teknologi ini, pengguna cukup men-tap ponsel mereka ke alat pemindai tanpa perlu membuka aplikasi atau memindai QR code.

“So far uji coba kita bisa sampai 0,3 detik, kalau dibandingkan dengan chip based itu 4-5 detik. Kalau digunakan di transportasi, itu mengurangi antrian,” terang Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Dicky Kartikoyono, Jumat, 14 Maret 2025. 

QRIS Tap kini sudah digunakan di moda transportasi seperti MRT Jakarta, Transjakarta, hingga rumah sakit dan merchant parkir.

6. Target 58 Juta Pengguna QRIS di 2025

Bank Indonesia menargetkan 58 juta pengguna QRIS pada akhir tahun 2025. Saat ini, jumlah pengguna sudah mencapai 55 juta, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 180%. Nilai transaksi mencapai Rp86–90 triliun per tahun.

“Jadi bisa disebut sebagai game changer, ini merubah kultur. Dengan adanya digital culture menurunkan transaksi tunai, kita lebih seneng bayar menggunakan digital,” ucap Dicky Kartikoyono.

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages