Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home Featured Jerman

    Modal Login, 270 Ribu Data Pelanggan Samsung Jerman Bocor - Selular ID

    5 min read

     

    Modal Login, 270 Ribu Data Pelanggan Samsung Jerman Bocor

    Modal Login, 270 Ribu Data Pelanggan Samsung Jerman Dibocorkan Peretas

    Selular.ID – Sebanyak 270.000 data pelanggan Samsung di Jerman dibocorkan oleh peretas hanya bermodalkan login ke akun dari komputer milik karyawan Spectos GmbH. Spectors GmbH adalah perusahaan yang mengelola portal layanan pelanggan Samsung di alamat samsung-shop.spectos.com.

    Seorang peretas dengan nama samaran ‘GHNA’ membagikan data sensitif para pelanggan Samsung di Jerman di situs BreachForums. Data yang dicuri bukan hanya data pribadi pelanggan, tapi juga detail pesanan dan komunikasi internal dari sistem layanan pelanggan Samsung.

    Bisa dibilang, serangan ini bukanlah serangan canggih, namun hanya bermodal login saja. Sejak 2021, data login Samsung dicuri oleh malware bernama Raccoon Infostealer. Ironinya, kebocoran data ini sudah diketahui sejak lama oleh perusahaan keamanan siber Hudson Rock, namun Samsung dan mitranya Spectos justru tidak pernah mengganti atau memusnahkan akun yang sudah diretas.

    Akibatnya, peretas bisa masuk ke sistem dengan akses administrator dan mengambil data pelanggan dalam jumlah besar. Sebagian besar data yang dibocorkan berasal dari tahun 2025. Diketahui, Raccoon Infostealer sendiri adalah malware spesialis pencuri data login yang eksis sejak 2019. Malware ini dijual secara bebas di Darknet dengan model Malware-as-a-Service, dan sudah berdampak di banyak perusahaan di seluruh dunia.

    Baca juga: Sengsara Apple dan Samsung Gegara Kebijakan Tarif Impor Besar-besaran Donald Trump

    Data yang dibocorkan Raccoon Infostealer dari Samsung berbentuk file JavaScript Object Notation (JSON). File ini merupakan format yang mudah dibaca oleh orang awam dan komputer.

    Dari peretasan itu, data pribadi seperti nama lengkap, alamat email, nomor telepon, hingga alamat rumah ikut dibeberkan. Data lain adalah data transaksi seperti nomor pesanan, model produk, serta metode pembayaran. Sedangkan data internal Samsung yang dibocorkan adalah email staf layanan pelanggan, dan status eskalasi kasus. Dalam data lain juga diunggah, file berupa tangkap layar data internal, dan bukti pengiriman.

    Di situs penjualan data gelap, data 270.000 pelanggan Samsung Jerman tersebut dijual senilai 2 euro. Harga yang sangat terjangkau untuk diakses oleh para pelaku penipuan.

    Data dasar pelanggan Samsung di Jerman yang bocor bisa disalahgunakan untuk serangan phishing, klaim garansi palsu, atau pencurian identitas. Dengan bantuan alat AI modern, analisis data untuk kejahatan semacam ini bisa dilakukan dengan cepat dan otomatis.

    Mengutip WinFuture, Samsung belum memberikan tanggapan apapun terkait peretasan 270.000 data pelanggannya di Jerman. Keaslian data tersebut dianggap valid karena adanya metadata, ID tiket internal, dan kontak agen layanan pelanggan. Selain merusak reputasi, Samsung juga bisa menghadapi denda besar akibat melanggar aturan perlindungan data General Data Protection Regulation (GDPR) Uni Eropa.

    Simak berita menarik lainnya dari Selular.id di Google News

    Rahmawati Fitria Tia
    Rahmawati Fitria Tia

    Selular.ID – Sebanyak 270.000 data pelanggan Samsung di Jerman dibocorkan oleh peretas hanya bermodalkan login ke akun dari komputer milik karyawan Spectos GmbH. Spectors GmbH adalah perusahaan yang mengelola portal layanan pelanggan Samsung di alamat samsung-shop.spectos.com.

    Seorang peretas dengan nama samaran ‘GHNA’ membagikan data sensitif para pelanggan Samsung di Jerman di situs BreachForums. Data yang dicuri bukan hanya data pribadi pelanggan, tapi juga detail pesanan dan komunikasi internal dari sistem layanan pelanggan Samsung.

    Bisa dibilang, serangan ini bukanlah serangan canggih, namun hanya bermodal login saja. Sejak 2021, data login Samsung dicuri oleh malware bernama Raccoon Infostealer. Ironinya, kebocoran data ini sudah diketahui sejak lama oleh perusahaan keamanan siber Hudson Rock, namun Samsung dan mitranya Spectos justru tidak pernah mengganti atau memusnahkan akun yang sudah diretas.

    Akibatnya, peretas bisa masuk ke sistem dengan akses administrator dan mengambil data pelanggan dalam jumlah besar. Sebagian besar data yang dibocorkan berasal dari tahun 2025. Diketahui, Raccoon Infostealer sendiri adalah malware spesialis pencuri data login yang eksis sejak 2019. Malware ini dijual secara bebas di Darknet dengan model Malware-as-a-Service, dan sudah berdampak di banyak perusahaan di seluruh dunia.

    Baca juga: Sengsara Apple dan Samsung Gegara Kebijakan Tarif Impor Besar-besaran Donald Trump

    Data yang dibocorkan Raccoon Infostealer dari Samsung berbentuk file JavaScript Object Notation (JSON). File ini merupakan format yang mudah dibaca oleh orang awam dan komputer.

    Dari peretasan itu, data pribadi seperti nama lengkap, alamat email, nomor telepon, hingga alamat rumah ikut dibeberkan. Data lain adalah data transaksi seperti nomor pesanan, model produk, serta metode pembayaran. Sedangkan data internal Samsung yang dibocorkan adalah email staf layanan pelanggan, dan status eskalasi kasus. Dalam data lain juga diunggah, file berupa tangkap layar data internal, dan bukti pengiriman.

    Di situs penjualan data gelap, data 270.000 pelanggan Samsung Jerman tersebut dijual senilai 2 euro. Harga yang sangat terjangkau untuk diakses oleh para pelaku penipuan.

    Data dasar pelanggan Samsung di Jerman yang bocor bisa disalahgunakan untuk serangan phishing, klaim garansi palsu, atau pencurian identitas. Dengan bantuan alat AI modern, analisis data untuk kejahatan semacam ini bisa dilakukan dengan cepat dan otomatis.

    Mengutip WinFuture, Samsung belum memberikan tanggapan apapun terkait peretasan 270.000 data pelanggannya di Jerman. Keaslian data tersebut dianggap valid karena adanya metadata, ID tiket internal, dan kontak agen layanan pelanggan. Selain merusak reputasi, Samsung juga bisa menghadapi denda besar akibat melanggar aturan perlindungan data General Data Protection Regulation (GDPR) Uni Eropa.

    Simak berita menarik lainnya dari Selular.id di Google News

    Komentar
    Additional JS