Alasan Banyak Orang Keturunan India Jadi Bos Perusahaan Teknologi Dunia - Selular ID - Opsitek

Informasi Teknologi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Alasan Banyak Orang Keturunan India Jadi Bos Perusahaan Teknologi Dunia - Selular ID

Share This
Responsive Ads Here

 Internasional

Alasan Banyak Orang Keturunan India Jadi Bos Perusahaan Teknologi Dunia

CEO-Google-Sundar-Pichai

Terungkap Alasan Banyak Orang Keturunan India Jadi Bos Perusahaan Teknologi Dunia

Selular.ID – Banyak orang berdarah India berhasil memimpin perusahaan teknologi global, baik di Amerika Serikat (AS) bahkan Indonesia.

Sebut saja, Satya Nadella yang merupakan bos Microsoft dan Sundar Pichai pemimpin Alphabet (induk perusahaan Google).

Ada juga CEO IBM Arvind Krishna hingga CEO Adobe Shantanu Narayen.

Di Indonesia ada CEO Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Vikram Sinha hingga CEO XLSmart, Rajeev Sethi.

Fenomena itu ternyata berasal dari cara masyarakat India berkembang.

Mantan Direktur Eksekutif Tata Sons, R. Gopalakrishnan mengatakan orang-orang di sana dilatih dengan cara seperti gladiator dengan keadaan negara yang tidak terlalu baik.

“Dari akta kelahiran hingga akta kematian, dari penerimaan sekolah hingga mendapatkan pekerjaan, dari ketidakcukupan infrastruktur hingga kapasitas yang tidak memadai, tumbuh di India melengkapi orang India jadi manajer alami,” jelasnya yang merupakan salah satu The Made in India Manager, melansir BBC.

Ternyata persaingan dengan keadaan yang kacau tak berdampak negatif bagi masyarakat. Melainkan diubah menjadi sosok yang dapat memecahkan masalah dan beradaptasi.

Banyak orang India juga dikenal sebagai orang yang memprioritaskan profesionalisme daripada bantuan pribadi dalam budaya kantor Amerika yang banyak bekerja.

Melansir BBC, CEO di perusahaan dunia berasal dari kelompok minoritas dengan jumlah 4 juta orang.

Baca juga: Indosat dan WF Siapkan Pelatihan Berbasis AI untuk Talenta Muda

Dari jumlah itu, 1 juta orang adalah ilmuwan dan insinyur sementara 70% adalah pemegang visa HB-1 yang diberikan bagi pekerja asing di AS untuk insinyur software India. Sementara 40% semua insinyur Seattle dari India.

Fakta itu, para penulis The Other One Percent: Indian in America menyebutkannya terjadi karena adanya perubahan drastis dalam kebijakan imigrasi AS pada 1960-an.

Kuota nasional digantikan dengan mengutamakan keterampilan dan penyatuan keluarga. Dokter dan sebagian besar pemrogram software dari India kemudian berdatangan ke AS.

Imigran India berbeda dari negara lain. Mereka mengenyam pendidikan dari kampus terkenal dan sebagian kecil bisa mendapatkan gelar master di AS.

Baca juga: Paket Haji XLSmart Bisa Tambah Kuota Internet di Tanah Suci

“Ini adalah hasil terbaik dan mereka bergabung dengan perusahaan di mana yang terbaik naik ke puncak,” kata pengusaha teknologi dan akademisi Viviek Wadhwa.

“Jaringan yang dibangun (di Silicon Valley) juga memberi keuntungan, idenya adalah mereka akan saling membantu,” tandasnya.

Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News

Suharno
Suharno

Selular.ID – Banyak orang berdarah India berhasil memimpin perusahaan teknologi global, baik di Amerika Serikat (AS) bahkan Indonesia.

Sebut saja, Satya Nadella yang merupakan bos Microsoft dan Sundar Pichai pemimpin Alphabet (induk perusahaan Google).

Ada juga CEO IBM Arvind Krishna hingga CEO Adobe Shantanu Narayen.

Di Indonesia ada CEO Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Vikram Sinha hingga CEO XLSmart, Rajeev Sethi.

Fenomena itu ternyata berasal dari cara masyarakat India berkembang.

Mantan Direktur Eksekutif Tata Sons, R. Gopalakrishnan mengatakan orang-orang di sana dilatih dengan cara seperti gladiator dengan keadaan negara yang tidak terlalu baik.

“Dari akta kelahiran hingga akta kematian, dari penerimaan sekolah hingga mendapatkan pekerjaan, dari ketidakcukupan infrastruktur hingga kapasitas yang tidak memadai, tumbuh di India melengkapi orang India jadi manajer alami,” jelasnya yang merupakan salah satu The Made in India Manager, melansir BBC.

Ternyata persaingan dengan keadaan yang kacau tak berdampak negatif bagi masyarakat. Melainkan diubah menjadi sosok yang dapat memecahkan masalah dan beradaptasi.

Banyak orang India juga dikenal sebagai orang yang memprioritaskan profesionalisme daripada bantuan pribadi dalam budaya kantor Amerika yang banyak bekerja.

Melansir BBC, CEO di perusahaan dunia berasal dari kelompok minoritas dengan jumlah 4 juta orang.

Baca juga: Indosat dan WF Siapkan Pelatihan Berbasis AI untuk Talenta Muda

Dari jumlah itu, 1 juta orang adalah ilmuwan dan insinyur sementara 70% adalah pemegang visa HB-1 yang diberikan bagi pekerja asing di AS untuk insinyur software India. Sementara 40% semua insinyur Seattle dari India.

Fakta itu, para penulis The Other One Percent: Indian in America menyebutkannya terjadi karena adanya perubahan drastis dalam kebijakan imigrasi AS pada 1960-an.

Kuota nasional digantikan dengan mengutamakan keterampilan dan penyatuan keluarga. Dokter dan sebagian besar pemrogram software dari India kemudian berdatangan ke AS.

Imigran India berbeda dari negara lain. Mereka mengenyam pendidikan dari kampus terkenal dan sebagian kecil bisa mendapatkan gelar master di AS.

Baca juga: Paket Haji XLSmart Bisa Tambah Kuota Internet di Tanah Suci

“Ini adalah hasil terbaik dan mereka bergabung dengan perusahaan di mana yang terbaik naik ke puncak,” kata pengusaha teknologi dan akademisi Viviek Wadhwa.

“Jaringan yang dibangun (di Silicon Valley) juga memberi keuntungan, idenya adalah mereka akan saling membantu,” tandasnya.

Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages