Dianggap Monopoli, Google Terancam Pecah Bisnis Iklan Digital - IDN Times - Opsitek

Informasi Teknologi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Dianggap Monopoli, Google Terancam Pecah Bisnis Iklan Digital - IDN Times

Share This
Responsive Ads Here

 

Dianggap Monopoli, Google Terancam Pecah Bisnis Iklan Digital

Jakarta, IDN Times - Tanggal 2 Mei yang jatuh pada Jumat pekan lalu diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Berkaitan dengan itu, banyak orang tua di Indonesia masih menghadapi tantangan berupa biaya pendidikan yang meningkat setiap tahunnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada 2024 uang pangkal sekolah swasta rata- rata naik 10-15 persen per tahun. Sayangnya, sebagian besar keluarga di Indonesia belum memiliki dana khusus yang dialokasikan untuk pendidikan anak.

Sementara itu, survei Katadata Insight Center untuk Astra Life yang dilakukan pada September 2021 menunjukkan, 67,7 persen responden keluarga Indonesia belum menyiapkan dana pendidikan anak. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka akses dan keberlanjutan pendidikan anak di masa depan dapat terhambat.

"Perencanaan keuangan yang baik, termasuk menyiapkan dana pendidikan sejak dini adalah kunci untuk memastikan masa depan anak tetap terjaga di tengah ketidakpastian ekonomi. Kami mengajak keluarga muda di Indonesia untuk mulai mengurangi gaya hidup konsumtif dan lebih memprioritaskan investasi jangka panjang, khususnya dalam hal pendidikan anak, agar mimpi mereka tidak terhambat karena kesalahan pengelolaan keuangan," kata Marketing, Alternate & Direct Business Group Head Astra Life, Windy Riswantyo, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/5/2025).

Nah, berikut ini tiga tips penting dari Astra Life untuk mempermudah menyiapkan dana pendidikan anak.

1. Kurangi impulsif dan gaya hidup konsumtif

3 Tips Siapkan Dana Pendidikan Anak, Yuk Mulai dari Sekarang!Ilustrasi kebiasaan konsumtif (pexels.com/Mew wy)

Di era digital saat ini, banyak keluarga muda terdorong untuk mengikuti tren konsumsi yang dipicu oleh fenomena FOMO (fear of missing out) dan tekanan sosial. Media sosial memainkan peran besar dalam membentuk pola konsumsi untuk selalu tampil sesuai tren agar tidak merasa tertinggal.

Data BPS menunjukkan, pola belanja masyarakat Indonesia bergeser dalam 10 tahun terakhir. Pengeluaran untuk kebutuhan hiburan meningkat dari 0,22 persen pada 2014 menjadi 0,38 persen pada 2024.

Hal ini karena masyarakat Indonesia lebih banyak menghabiskan untuk bersenang-senang dibandingkan dengan pengeluaran di sektor pendidikan. Tidak ada salahnya untuk memenuhi kebutuhan hiburan, tetapi harus tetap bijak dengan cara menyesuaikan dengan keadaan.

"Tanpa perencanaan bijak, kebiasaan konsumtif dapat mengalihkan dana yang seharusnya untuk pendidikan anak. Kesulitan dalam menyiapkan biaya pendidikan anak dapat diatasi apabila para orang tua dapat membangun kesadaran finansial dengan membedakan kebutuhan dan keinginan, mengurangi paparan konten media sosial yang menimbulkan sifat konsumtif, menetapkan anggaran belanja realistis, dan berdiskusi dengan suami atau istri tentang prioritas keuangan. Dengan cara tersebut, pengeluaran dapat lebih terkendali dan fokus pada kebutuhan esensial seperti pendidikan anak," ujad Windy.

Baca Juga: Kriteria Bantuan Pendidikan Rp3 Juta Kemendikdasmen bagi 12 Ribu Guru

2. Pilih instrumen keuangan yang pasti

3 Tips Siapkan Dana Pendidikan Anak, Yuk Mulai dari Sekarang!ilustrasi memilih instrumen investasi untuk dana pendidikan anak (freepik.com/freepik)

Fokus finansial keluarga sering kali terbagi untuk kebutuhan jangka pendek, tanpa adanya alokasi khusus atau instrumen keuangan yang dapat menjamin keberlangsungan rencana pendidikan jika terjadi risiko tak terduga.

Perencanaan yang matang dan proteksi tepat dapat menjadi penentu apakah anak bisa mendapatkan akses pendidikan terbaik tanpa terhalang kondisi finansial keluarga.

Dalam kondisi tertentu seperti kehilangan pencari nafkah utama atau krisis ekonomi mendadak, keluarga tanpa perlindungan finansial bisa kehilangan kemampuan untuk melanjutkan rencana pendidikan anak minimal hingga lulus kuliah.

Sebagai solusi untuk membantu keluarga merencanakan keuangan dana pendidikan anak di masa depan, Astra Life memiliki AVA Proteksi Pasti, sebuah produk asuransi jiwa dwiguna yang memberikan perlindungan terhadap risiko meninggal dunia dan Terminal Illness, serta memberikan manfaat tahapan hingga 300 persen dari total Premi Asuransi Dasar (Rupiah) yang dibayarkan nasabah.

"Produk ini dirancang untuk membantu keluarga mengelola keuangan dengan lebih terstruktur melalui pilihan masa pembayaran premi yang fleksibel (tiga, lima, 10, hingga 15 tahun), serta pilihan masa pembayaran manfaat tahapan tunai selama lima, 10, atau 15 tahun sesuai kebutuhan," kata Windy.

Wendy menjelaskan, produk AVA Proteksi Pasti memberi kepastian, PASTI ada Manfaat Akhir Pertanggungan, PASTI dapat Manfaat Tahapan hingga 300 persen, PASTI bebas pilih masa pembayaran Manfaat Tahapan.

Dengan premi yang terjangkau dan manfaat perlindungan menyeluruh, AVA Proteksi Pasti juga menyediakan opsi asuransi tambahan, seperti AVA Death Premium Waiver dengan manfaat Pembebasan Premi Dasar dan Premi Asuransi Tambahan (jika ada), apabila Pemegang Polis meninggal dunia.

Kemudian, AVA Total Permanent Disability Premium Waiver dengan manfaat Pembebasan Premi Dasar dan Premi Asuransi Tambahan (jika ada), apabila Pemegang Polis didiagnosis menderita Cacat Total dan Tetap.

Terakhir, AVA Critical Illness Premium Waiver dengan manfaat Pembebasan Premi Dasar dan Premi Asuransi Tambahan (jika ada), apabila Pemegang Polis didiagnosis menderita salah satu atau lebih dari 34 Penyakit Kritis yang ditanggung.

"Produk ini menjadi wujud nyata dari perencanaan finansial yang bijak, tidak hanya untuk memberikan ketenangan bagi orang tua, tetapi juga untuk memastikan masa depan anak tetap terencana dengan baik," kata Windy.

3. Tentukan jenjang pendidikan anak

3 Tips Siapkan Dana Pendidikan Anak, Yuk Mulai dari Sekarang!ilustrasi sistem pendidikan di Indonesia (pexels.com/Irgi Nur Fadil)

Hitung kebutuhan dana pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikan anak dari mulai TK, SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi.

Pilihlah jenis sekolah swasta maupun negeri sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga. Proyeksikan biaya sekolah per tahun ini dan inflasi setiap tahunnya dengan rata-rata naik 10-15 persen per tahun.

"Perhatikan juga jarak tahun anak pertama, kedua, dan seterusnya, agar lebih mudah menyiapkan dana pendidikan. Paling penting, pisahkan dana pendidikan dengan tabungan lainnya, seperti salah satunya melalui instrumen asuransi dwiguna. Jangan lupa untuk menyisihkan dana pendidikan secara rutin dan disiplin," kata Windy.

Baca Juga: 4 Tips Memulai Investasi Properti untuk Pemula

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages