Indonesia Peringkat Dua Dunia Masalah Spam Call
Indonesia Peringkat Dua Dunia Masalah Spam Call, Begini Komentar Komdigi
Selular.ID – Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dalam masalah spam call paling banyak.
Hal tersebut dari laporan perusahaan keamanan digital yang berbasis di Amerika Serikat, Global Call Threat Report pada 2023.
Dari total keseluruhan panggilan, sebanyak 56,5 persen panggilan yang diterima di Indonesia adalah spam.
Angka tersebut membuat Indonesia menjadi negara kedua dengan tingkat spam tertinggi di dunia, hanya terpaut tipis dari Chile (57%).
Di bawah Indonesia terdapat Argentina (56%), Hong Kong (56%), dan Brasil (46%).
Spam didefinisikan sebagai panggilan yang tidak diinginkan, termasuk upaya penipuan dan gangguan.
Studi tersebut mencatat bahwa secara global, seperempat dari seluruh panggilan tak dikenal yang diamati tergolong spam.
Baca juga: Lama, Implementasi PP Tunas Untuk Lindungi Anak di Ruang Digital Butuh 2 Tahun
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid merespons soal Indonesia yang menempati peringkat kedua spam call terbanyak di dunia.
Ia menyebut, nantinya Indonesia akan mengatur ulang penggunaan SIM card.
“Makanya kemarin kan kita mau ngatur SIM card ya,” kata Meutya dalam keterangannya, Kamis (15/5/2025).
Karenanya, Meutya memohon dukungan masyarakat. Ia menjelaskan bahwa hal itu bukan untuk menyulitkan masyarakat, tetapi untuk mengatur agar tidak terjadi hal serupa ke depannya.
“Jadi mohon dukungan, jadi ketika kita mengatur itu bukan ingin menyulitkan masyarakat, di antaranya kita meminta kepada operator untuk menegakkan bahwa per-NIK itu maksimal tiga, itu harus dilakukan pemutakhiran data oleh operator,” ucap dia.
Baca juga: 6 Kelebihan dan Kekurangan eSIM dari Kartu SIM Fisik
Meutya mendorong agar masyarakat melakukan migrasi dari SIM card ke e-SIM karena hal itu merupakan salah satu pengamanan data.
Informasi penting disajikan secara kronologis
“Karena ada data biometrik yang dilakukan untuk memastikan bahwa orang ini benar dengan NIK yang tepat, gitu ya. Jadi tidak ada atau meminimalisir pencurian data. Jadi mungkin itu kita akan melakukan tata kelola SIM card,” tandas dia.
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News
Selular.ID – Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dalam masalah spam call paling banyak.
Hal tersebut dari laporan perusahaan keamanan digital yang berbasis di Amerika Serikat, Global Call Threat Report pada 2023.
Dari total keseluruhan panggilan, sebanyak 56,5 persen panggilan yang diterima di Indonesia adalah spam.
Angka tersebut membuat Indonesia menjadi negara kedua dengan tingkat spam tertinggi di dunia, hanya terpaut tipis dari Chile (57%).
Di bawah Indonesia terdapat Argentina (56%), Hong Kong (56%), dan Brasil (46%).
Spam didefinisikan sebagai panggilan yang tidak diinginkan, termasuk upaya penipuan dan gangguan.
Studi tersebut mencatat bahwa secara global, seperempat dari seluruh panggilan tak dikenal yang diamati tergolong spam.
Baca juga: Lama, Implementasi PP Tunas Untuk Lindungi Anak di Ruang Digital Butuh 2 Tahun
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid merespons soal Indonesia yang menempati peringkat kedua spam call terbanyak di dunia.
Ia menyebut, nantinya Indonesia akan mengatur ulang penggunaan SIM card.
“Makanya kemarin kan kita mau ngatur SIM card ya,” kata Meutya dalam keterangannya, Kamis (15/5/2025).
Karenanya, Meutya memohon dukungan masyarakat. Ia menjelaskan bahwa hal itu bukan untuk menyulitkan masyarakat, tetapi untuk mengatur agar tidak terjadi hal serupa ke depannya.
“Jadi mohon dukungan, jadi ketika kita mengatur itu bukan ingin menyulitkan masyarakat, di antaranya kita meminta kepada operator untuk menegakkan bahwa per-NIK itu maksimal tiga, itu harus dilakukan pemutakhiran data oleh operator,” ucap dia.
Baca juga: 6 Kelebihan dan Kekurangan eSIM dari Kartu SIM Fisik
Meutya mendorong agar masyarakat melakukan migrasi dari SIM card ke e-SIM karena hal itu merupakan salah satu pengamanan data.
Informasi penting disajikan secara kronologis
“Karena ada data biometrik yang dilakukan untuk memastikan bahwa orang ini benar dengan NIK yang tepat, gitu ya. Jadi tidak ada atau meminimalisir pencurian data. Jadi mungkin itu kita akan melakukan tata kelola SIM card,” tandas dia.
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar