Meta Khawatir WhatsApp Kena Blokir Lagi dari Pemerintah Iran di Saat Perang dengan Israel Makin Memanas - Merdeka
Table of Content
Dunia Internasional, Internet,Media Sosial
Meta Khawatir WhatsApp Kena Blokir Lagi dari Pemerintah Iran di Saat Perang dengan Israel Makin Memanas - Merdeka


Meta khawatir bila saat sedang situasi yang memanas antara Israel dengan Iran, pemerintah justru memblokir layanan WhatsApp.
Meta, perusahaan induk dari WhatsApp, menyatakan kekhawatirannya atas kemungkinan pemblokiran layanannya di Iran. Mengutip AlJazeera, Senin (23/6), pernyataan ini disampaikan menyusul tudingan dari media pemerintah Iran bahwa WhatsApp digunakan oleh Israel untuk memata-matai warga negara Iran.
Tuduhan itu lantas dibantah keras oleh Meta. Mereka justru memperingatkan bahwa larangan terhadap WhatsApp justru bisa membatasi akses masyarakat terhadap komunikasi yang aman, terutama di tengah situasi konflik yang sedang berlangsung.
“Kami khawatir laporan keliru ini akan dijadikan alasan untuk memblokir layanan kami, padahal masyarakat membutuhkannya lebih dari sebelumnya,” kata Meta dalam pernyataan resmi, Selasa waktu setempat.
Meta menekankan bahwa seluruh percakapan WhatsApp diamankan dengan enkripsi end-to-end, sehingga bahkan perusahaan tidak dapat membaca isi pesan pengguna. Selain itu, Meta mengklaim tidak pernah memberikan data massal kepada pemerintah mana pun dan hanya memenuhi permintaan informasi dalam situasi terbatas yang disertai proses hukum.
Kekhawatiran Meta dipicu oleh laporan Islamic Republic News Agency (IRNA), kantor berita milik negara Iran, yang menyerukan masyarakat untuk menghapus atau menonaktifkan akun WhatsApp. IRNA menuding WhatsApp telah dimanfaatkan oleh “rezim Zionis” untuk mengakses informasi pribadi pengguna, termasuk lokasi, pesan, dan daftar kontak.
“Sebagian dari kita punya kerabat atau teman dekat yang bisa jadi ilmuwan nuklir atau tokoh publik penting. Jangan lupa itu,” ujar seorang presenter IRNA dalam siaran yang juga dibagikan oleh media Irak, Rudaw.
Meski sistem enkripsi WhatsApp menjamin kerahasiaan isi pesan, platform ini tetap mengumpulkan metadata seperti waktu pengiriman pesan, daftar kontak, dan jenis perangkat. Data tersebut dapat diminta otoritas hukum melalui jalur resmi, meskipun Meta menyebut permintaan seperti itu sangat jarang dan selalu diverifikasi secara ketat.
Iran memiliki riwayat pemblokiran terhadap WhatsApp dan layanan Meta lainnya. Pada September 2022, akses ke WhatsApp dan Instagram ditutup setelah kematian Mahsa Amini memicu gelombang demonstrasi nasional. Pemerintah saat itu menilai aplikasi-aplikasi tersebut sebagai alat mobilisasi massa. Pemblokiran dicabut dua bulan kemudian sebagai bagian dari upaya pemerintah Presiden Masoud Pezeshkian dalam membuka ruang digital lebih luas.
Namun, situasi geopolitik yang memburuk antara Iran dan Israel membuat potensi pelarangan layanan digital kembali meningkat. Tekanan politik dan keamanan nasional kini menjadi alasan kuat bagi pemerintah Iran untuk kembali menutup akses aplikasi asing, khususnya yang berasal dari Amerika Serikat.
Meta memperingatkan bahwa jika WhatsApp diblokir, jutaan warga Iran akan kehilangan akses terhadap alat komunikasi yang aman dan privat. Di tengah ketegangan yang memuncak, perusahaan teknologi global semakin terjebak dalam tarik menarik antara tuntutan pemerintah dan perlindungan hak digital pengguna.
Trump 'Tabrak' Konstitusi AS, Keras Desakan Pemakzulan Usai Serang 3 Situs Nuklir Iran - merdeka

- Fauzan Jamaludin
Mark Zuckerberg mengungkap bahwa meski pesan WhatsApp terenkripsi, akses fisik ke perangkat memungkinkan lembaga tertentu membaca isi pesan secara langsung.
Anwar bahkan menyebut Meta sebagai budak zionis setelah perusahaan media sosial itu menghapus otomatis postingannya di Facebook dan Instagram.
Penghapusan ini dilakukan di China. Pemerintah negara itu meminta Apple "memblokir" dua aplikasi tersebut di App Store-nya.
Selain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel bisa memicu gangguan ekonomi ke semua negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Kementerian Luar Negeri juga meminta para WNI segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapatkan informasi terkini terkait penerbangan mereka.
Teknologi berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelegence (AI) dari OpenAI justru dilarang penggunaannya di sejumlah negara.
WhatsApp kini menghadirkan fitur terbaru yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan mengedit gambar berbasis AI ChatGPT.
Pengamat menilai wajar bila pemerintah Iran minta warganya hapus Whatsapp.
Pelajari cara buat video bulat yang bisa dikirim lewat chat di Whatsapp tanpa aplikasi tambahan dan nikmati kemudahan berbagi.
Meta menginformasikan bahwa iklan akan muncul di status WhatsApp dalam format konten bersponsor, mirip dengan yang ada di Instagram Stories.
Pengumuman ini disampaikan di tengah memanasnya perang Iran-Israel yang berlangsung sejak 13 Juni 2025.
Menurut Mendikdasmen, media sosial yang seharusnya menjadi ruang membangun kebersamaan, justru kerap menjadi tempat munculnya sikap pertikaian.
Kim Jong-un mengecam serangan Amerika Serikat terhadap Iran. Dia memperingatkan kemungkinan keterlibatan militer Korea Utara jika ketegangan terus meningkat.
Israel dan AS perang lawan Iran. Korea Utara mengecam Israel dan mendukung Iran. Kecanggihan rudal Korea Utara menjadi perhatian.
Amerika Serikat resmi bergabung dalam perang Iran-Israel. AS menyerang tiga situs nuklir Iran, Sabtu (21/6/2025) malam.
Strategi militer Iran dalam menghadapi serangan gabungan Israel dan AS berfokus pada target warga sipil dan infrastruktur militer.
Video deepfake hoaks AI perang Israel dan Iran makin meresahkan, terlebih beredar cepat di media sosial.
Amerika Serikat meminta China untuk mendorong Iran agar tidak menutup Selat Hormuz setelah Washington melakukan serangan terhadap situs nuklir Iran.