Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home ChatGPT Featured Kecerdasan Buatan pinfo ptekno

    ChatGPT Divonis Bikin Rusak Otak, Ini Penjelasan Ilmiahnya | Sindonews

    4 min read

     Kecerdasan Buatan,

    ChatGPT Divonis Bikin Rusak Otak, Ini Penjelasan Ilmiahnya | Halaman Lengkap

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Selasa, 01 Juli 2025 - 10:47 WIB

    ChatGPT Divonis Bikin...

    ChatGPT Divonis Bikin Rusak Otak. FOTO/ DAILY

    LONDON 

    - Pada tahun 2025,

     ChatGPT 

    telah menjadi lebih dari sekadar asisten digital bagi sebagian orang, ChatGPT menjadi teman sehari-hari. Baik itu menawarkan saran karier, membuat resep, atau menulis ulang CV, jutaan orang mengandalkannya untuk mendapatkan jawaban dan dukungan cepat.

    BACA JUGA - Indonesia Mulai Kecanduan ChatGPT, Ahli Ungkap Dampak Buruknya

    Namun, sebuah studi baru yang mengungkap menunjukkan bahwa kemudahan ini mungkin menimbulkan biaya kognitif — dan bahwa mengalihdayakan terlalu banyak pemikiran ke AI sebenarnya dapat memperburuk kinerja otak kita.

    Berjudul 'Otak Anda di ChatGPT: Akumulasi Utang Kognitif Saat Menggunakan Asisten AI untuk Tugas Penulisan Esai', peneliti MIT menggunakan elektroensefalogram (EEG), analisis linguistik, dan wawancara pascatugas untuk mengeksplorasi apakah penggunaan AI memiliki dampak pada otak.

    Mereka mempelajari 54 peserta, membagi mereka menjadi tiga kelompok selama tiga bulan. Satu kelompok secara eksklusif menggunakan ChatGPT untuk menulis esai, kelompok lain mengandalkan mesin pencari tradisional seperti Google (tanpa AI ), dan kelompok ketiga hanya menggunakan ingatan dan penalaran mereka.

    Peserta diminta untuk menulis esai berdasarkan perintah SAT, dengan sesi keempat memungkinkan mereka untuk berganti kelompok.

    Tidak mengherankan, hasil penelitian menunjukkan bahwa ketergantungan yang berlebihan pada chatbot, seiring waktu, dapat menumpulkan kognisi, pemikiran kritis, dan kreativitas.

    Para peneliti menyebut fenomena itu sebagai "utang kognitif" — istilah yang menunjukkan bahwa penggunaan perangkat AI secara sering dapat menghambat proses mental yang terlibat dalam berpikir mandiri.

    Dibandingkan dengan kelompok lain, peserta yang menggunakan mesin pencari tradisional secara konsisten lebih puas dengan esai mereka. Sebaliknya, mereka yang mengandalkan AI melaporkan perasaan campur aduk tentang kualitas pekerjaan mereka.

    Dalam hal mengingat konten, pengguna AI mengalami kesulitan yang lebih besar. Banyak yang tidak dapat mengingat atau mengutip esai yang telah mereka tulis dengan bantuan ChatGPT secara akurat.

    Studi ini juga mengungkap penurunan keterlibatan mental di antara pengguna AI. Pemindaian otak menunjukkan aktivitas yang berkurang dan konektivitas yang lebih lemah di area yang bertanggung jawab atas perhatian, memori, dan fungsi eksekutif.

    Rasa kepemilikan peserta atas pekerjaan mereka berubah dengan keterlibatan AI. Sementara beberapa merasa esai itu sepenuhnya milik mereka, yang lain tidak yakin atau tidak terhubung dengan apa yang telah mereka tulis.

    Berbicara tentang temuan dalam studi tersebut, para peneliti menyimpulkan: "Hasil ini menimbulkan kekhawatiran tentang implikasi pendidikan jangka panjang dari ketergantungan pada LLM dan menggarisbawahi perlunya penyelidikan lebih dalam tentang peran AI dalam pembelajaran."

    (wbs)

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    Resmi Dibuka, Ini Formasi...

    Resmi Dibuka, Ini Formasi Sekolah Kedinasan 2025

    Komentar
    Additional JS