Liputan6.com, Jakarta Tren fesyen yang semakin dinamis menjadikan kacamata lebih dari sekadar alat bantu penglihatan. Kini, kacamata hadir sebagai bagian gaya hidup modern dan simbol kepercayaan diri. Pergeseran perilaku konsumen ini membuka peluang lahirnya brand-brand lokal yang inovatif. Dari kisah inspiratif UMKM Shopee “Sukses Berkarya Sebelum 30”, muncul Kacamata Demodas, brand lokal yang digagas Priyanto Utomo ketika masih berusia 23 tahun.

Lima tahun silam, Priyanto memulai perjalanan dari sebuah kamar yang bersebelahan dengan tempat jemuran baju dan berbekal tekad, lahirlah sebuah produk kacamata berkualitas, fungsional, dan estetik menjadi banyak masyarakat Indonesia.

Pemilik Kacamata Demodas, Priyanto Utomo menjelaskan bahwa berawal dari menjadi kacamata, saya belajar banyak tentang seluk-beluk membangun bisnis.

“Bekal itu menjadi modal utama saya mendirikan Kacamata Demodas, dengan visi menghadirkan produk kacamata lokal yang unggul secara fungsi, serta desain yang unik sebagai aksesoris. Peran kemajuan teknologi seperti Shopee berdampak signifikan dalam mendorong pertumbuhan UMKM lokal seperti Demodas. Konsisten berpartisipasi dalam rangkaian kampanye belanja angka kembar, seperti Shopee Big Ramadan Sale tahun ini, usaha saya berhasil meningkatkan penjualan Kacamata Demodas hingga 3 kali lipat dibandingkan hari biasa,” ujarnya.  

Dari Kamar Sempit, Tommy Merajut Mimpi Lewat Kacamata

Pria yang akrab disapa Tommy ini memulai perjalanan bisnis Kacamata Demodas dengan modal terbatas. Dari sebuah kamar yang sempit, ia menata hari-harinya dengan penuh ketekunan. Mulai bangun pagi untuk menyiapkan pesanan, memotret produk sendiri, menjawab pertanyaan pelanggan, hingga begadang membungkus paket agar bisa terkirim tepat waktu. 

Kacamata Demodas menyasar anak muda hingga dewasa yang ingin tampil percaya diri dengan kacamata stylish, berkualitas, namun tetap terjangkau. Keunikan Kacamata Demodas terletak pada kualitas ringan, lentur, awet, serta desain stylish yang cocok dipakai ke kampus, kantor, maupun santai.

Awalnya, Kacamata Demodas hanya menerima beberapa order per minggu. Namun, setiap order selalu Tommy perlakukan dengan istimewa, bahkan tak jarang ditambahkan catatan kecil berisi ucapan terima kasih agar pelanggan merasa diperhatikan.

“Saya ingat betul rasanya menunggu notifikasi order pertama di Shopee. Itu sederhana, tapi jadi bahan bakar semangat untuk terus melangkah,” kenang Tommy.

Perjalanan membangun brand kesayangannya tentu tidak mudah. Industri kacamata penuh persaingan dengan dominasi brand internasional, sementara tren fashion bergerak cepat. Model yang populer bulan ini bisa saja usang bulan berikutnya.

“Bagi saya, tantangannya bukan hanya mengikuti tren, tapi bagaimana menciptakan tren baru yang sesuai dengan karakter brand. Hal yang memang terlihat sulit, tapi justru lebih menantang,” tambahnya.

Tak hanya fokus pada kualitas produk, Demodas juga menempatkan pelayanan sebagai prioritas utama. Mulai dari proses produksi yang cepat, pengiriman instan, hingga layanan gratis untuk perbaikan ringan seperti sekrup longgar atau bantalan hidung.

“Kami ingin setiap pelanggan merasa dilayani secara personal. Itu yang membuat mereka loyal. Prinsip pelayanan tulus inilah yang membedakan Demodas dari kompetitor,” tambah Tommy.