Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home Featured Gadget Keamanan Digital Smartphone Spesial

    Hypeabis - Samsung Temukan Risiko Keamanan Kritis, Pengguna Diminta Perbarui Sistem Perangkat

    3 min read

     Smartphone, Gadget, 

    Hypeabis - Samsung Temukan Risiko Keamanan Kritis, Pengguna Diminta Perbarui Sistem Perangkat

    15 September 2025   |   15:30 WIB
    Image
    Peringatan serius datang dari raksasa teknologi asal Korea Selatan, Samsung. Perusahaan menemukan serangan aktif yang menargetkan ponsel pintar Galaxy, seperti terjadi pada model S25 dan S25 Edge, serta telah mengambil tindakan cepat dengan memperbarui patch keamanan bulan September untuk memperbaiki kerentanan tersebut.

    Berdasarkan laporan resmi dari blog keamanan siber Samsung, kerentanan yang dimaksud adalah sebuah cacat perangkat lunak dengan tingkat keparahan yang kritis. Kerentanan ini teridentifikasi dengan kode CVE-2025-21043 dan berpotensi sangat merusak. 

    Mengutip Phone Arena, kerentanan ini memengaruhi perangkat yang menjalankan Android 13 atau yang lebih baru. CVE-2025-21043, dilaporkan oleh WhatsApp dan disinyalir mempengaruhi platform per pesanan lainnya.

    Baca Juga: Samsung Pamer Fitur Kualitas Tidur di Ajang World Sleep 2025

    Adapun cacat ini ditemukan dalam sebuah pustaka pengolah gambar dari pihak ketiga yang bernama Quramsoft, yang dapat memungkinkan penyerang mengeksekusi kode berbahaya pada perangkat Galaxy. Dikenal sebagai serangan zero-click, peretas memanfaatkan celah verifikasi data untuk mengendalikan perangkat dari jarak jauh.

    Peretas tidak memerlukan korban untuk mengklik tautan, mengunduh lampiran, atau bahkan membuka pesan. Hanya dengan mengirimkan sebuah file gambar yang sudah dimodifikasi secara khusus ke perangkat yang rentan, peretas bisa memicu eksploitasi dan mendapatkan akses tak terbatas ke data serta fungsi ponsel.

    File ini bisa dikirim melalui aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, Telegram, atau bahkan melalui pesan teks biasa. Pada saat pengguna ponsel membaca notifikasi pesan, peretas mungkin sudah berhasil masuk ke dalam sistem ponsel.
     
    Laporan keamanan Samsung. (Sumber gambar: Samsung)

    Laporan keamanan Samsung. (Sumber gambar: Samsung)


    Saat ini, belum diketahui apakah masalah keamanan tersebut terbatas pada WhatsApp saja atau meluas ke platform perpesanan lainnya. Mengingat basis pengguna WhatsApp yang luas, yaitu sekitar 3 miliar pengguna, jumlah korban potensial yang rentan terhadap upaya peretasan semacam ini sangat besar.

    Jenis serangan zero-click terbilang sangat jarang terjadi karena biasanya digunakan dalam spionase dengan target politisi, diplomat, sektor pertahanan hingga jurnalis. Mereka adalah target empuk karena memiliki informasi sensitif. Namun, dengan semakin canggihnya teknologi peretasan, tidak ada jaminan bahwa serangan ini tidak akan menyebar ke target yang lebih luas. 

    Bagi pengguna Galaxy, sebaiknya segera perbarui sistem operasi dan aplikasi secara berkala untuk meningkatkan keamanan perangkat. Genhype juga bisa mengaktifkan opsi pembaruan otomatis. 

    Pastikan untuk segera menginstal patch pembaruan keamanan bulanan Samsung. Pertimbangkan untuk menjalankan salah satu aplikasi antivirus Android terbaik karena sebagian besar tidak hanya diperbarui secara lebih sering tetapi juga menyertakan tambahan yang berguna seperti akses ke salah satu VPN terbaik atau pengelola kata sandi untuk membantu melindungi privasi dan kredensial.

    Sementara itu, Samsung terus menghadirkan pengaturan privasi yang dapat dilakukan dengan mudah dan intuitif. Security and Privacy Dashboard di Galaxy memberikan kendali penuh atas data , termasuk siapa yang dapat melihatnya dan bagaimana data digunakan, melalui interface yang mudah digunakan. 

    Pada fitur tersebut, pengguna dapat meninjau dan memperbarui izin aplikasi, pengaturan serta fungsi berbagi data, hingga mengidentifikasi data mana yang berpotensi berisiko lewat ikon status keamanan yang intuitif. Dengan fitur Permission Usage, pengguna juga bisa memantau aplikasi mana saja yang baru-baru ini mengakses data pribadi. 
     
    Salah satu pilar penting lain dalam pengaturan privasi Galaxy adalah Auto Blocker, fitur utama yang dirancang untuk mengamankan perangkat mobile tanpa mengurangi kenyamanan penggunaan. Auto Blocker melindungi perangkat dengan memindai malware dan ancaman keamanan lainnya, sekaligus memblokir aktivitas berbahaya. Fitur ini mencegah instalasi aplikasi yang tidak sah, memblokir perintah dan pembaruan melalui USB, serta melindungi serangan zero-click dengan Message Guard.
     
    Bagi yang menginginkan perlindungan lebih kuat akan ancaman siber saat ini, Maximum Restrictions menghadirkan rangkaian perlindungan perangkat tambahan. Langkah-langkah ekstra ini memberikan lapisan kontrol lebih bagi pengguna, termasuk opsi untuk memblokir layanan 2G guna mencegah penyadapan data saat terhubung ke jaringan yang tidak aman. Fitur ini juga mencegah perangkat terhubung kembali secara otomatis ke jaringan Wi-Fi tertentu yang mungkin kurang aman.

    Baca Juga: Samsung Hadirkan Fitur AI di Galaxy A17 5G, Dibanderol Rp3 Jutaan
    Komentar
    Additional JS