2.333 Desa Belum Tersentuh Internet, Pelaku Industri ICT Didorong Kolaborasi - SINDOnews
2 min read
2.333 Desa Belum Tersentuh Internet, Pelaku Industri ICT Didorong Kolaborasi
views:
Masih ada ribuan desa yang belum tersentuh internet sehingga butuh kolaborasi dari para pelaku industri ICT. Foto: Komdigi
BANDUNG - Di tengah sorotan tajam terhadap masih terisolirnya ribuan desa dari akses internet, para pelaku industri teknologi informasi dan komunikasi (ICT) serentak menyuarakan deklarasi dukungan mereka.
Aksi ini jadi panggung kolaborasi, disaksikan langsung Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid, sebagai komitmen mempercepat digitalisasi nasional sesuai program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Deklarasi yang dibalut dalam upacara peringatan Hari Bhakti Postel ke-80 di Bandung, Sabtu (27/9), seolah menjadi jawaban atas kritik keras terhadap lambatnya pemerataan digital.
Menteri Meutya Hafid, tak menutupi fakta pahit: "Masih ada 2.333 desa di Indonesia yang belum terkoneksi internet. Terdiri dari 2.017 desa belum mendapat layanan 4G, serta 316 desa tidak berpenghuni namun tetap tercatat dalam peta pembangunan."
Angka tersebut bukan sekadar statistik, melainkan cermin nyata dari kesenjangan yang harus segera dijembatani.
Ia juga menyinggung persentase fixed broadband rumah tangga yang baru mencapai 27,4 persen, sinyal bahwa perjuangan masih panjang.
Menyambut seruan itu, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif, mengakui tantangan besar ini.
"Kita sadar industri ini tidak bisa bergerak sendiri, tapi butuh dukungan," ujarnya, menekankan bahwa Indonesia dengan topografi dan masyarakat yang beragam membutuhkan upaya bersama. APJII siap menggerakkan lebih dari 1.300 anggotanya, menjadikan mereka 'jembatan' bagi ribuan desa yang masih gelap digital.
Dari sisi penyedia infrastruktur, Direktur ICT Strategy & Business Huawei Indonesia, Mohamad Rosidi, menegaskan keseriusan pihaknya. “Huawei sebagai penyedia infrastruktur TIK Indonesia bersama ekosistem industri, mendukung penuh percepatan pemerataan broadband konektivitas, transformasi digital, dan pengembangan talenta digital di Indonesia,” aku Rosidi.
Di sisi lain, Setia Gunawan, Wakil Pemimpin Redaksi IndoTelko dan salah satu inisiator deklarasi, mengungkap peran kritis media dalam mengawal proses ini.
Deklarasi dibacakan oleh Co-Founder IndoTelko Heru Sutadi, disusul penandatanganan dukungan perwakilan dari industri dan asosiasi terkemuka, seperti PT Telkom Indonesia, PT Telkomsel, PT Indosat Tbk, PT. XL Axiata Tbk, Huawei Indonesia, Ericsson Indonesia, APJII, dan Bakti Komdigi.
Aksi ini jadi panggung kolaborasi, disaksikan langsung Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid, sebagai komitmen mempercepat digitalisasi nasional sesuai program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Deklarasi yang dibalut dalam upacara peringatan Hari Bhakti Postel ke-80 di Bandung, Sabtu (27/9), seolah menjadi jawaban atas kritik keras terhadap lambatnya pemerataan digital.
Menteri Meutya Hafid, tak menutupi fakta pahit: "Masih ada 2.333 desa di Indonesia yang belum terkoneksi internet. Terdiri dari 2.017 desa belum mendapat layanan 4G, serta 316 desa tidak berpenghuni namun tetap tercatat dalam peta pembangunan."
Angka tersebut bukan sekadar statistik, melainkan cermin nyata dari kesenjangan yang harus segera dijembatani.
Ia juga menyinggung persentase fixed broadband rumah tangga yang baru mencapai 27,4 persen, sinyal bahwa perjuangan masih panjang.
Menyambut seruan itu, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif, mengakui tantangan besar ini.
"Kita sadar industri ini tidak bisa bergerak sendiri, tapi butuh dukungan," ujarnya, menekankan bahwa Indonesia dengan topografi dan masyarakat yang beragam membutuhkan upaya bersama. APJII siap menggerakkan lebih dari 1.300 anggotanya, menjadikan mereka 'jembatan' bagi ribuan desa yang masih gelap digital.
Dari sisi penyedia infrastruktur, Direktur ICT Strategy & Business Huawei Indonesia, Mohamad Rosidi, menegaskan keseriusan pihaknya. “Huawei sebagai penyedia infrastruktur TIK Indonesia bersama ekosistem industri, mendukung penuh percepatan pemerataan broadband konektivitas, transformasi digital, dan pengembangan talenta digital di Indonesia,” aku Rosidi.
Di sisi lain, Setia Gunawan, Wakil Pemimpin Redaksi IndoTelko dan salah satu inisiator deklarasi, mengungkap peran kritis media dalam mengawal proses ini.
Deklarasi dibacakan oleh Co-Founder IndoTelko Heru Sutadi, disusul penandatanganan dukungan perwakilan dari industri dan asosiasi terkemuka, seperti PT Telkom Indonesia, PT Telkomsel, PT Indosat Tbk, PT. XL Axiata Tbk, Huawei Indonesia, Ericsson Indonesia, APJII, dan Bakti Komdigi.
(dan)