MENTERI Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa merekrut sejumlah hacker untuk memperkuat sistem Coretax atau sistem inti administrasi perpajakan yang dikelola Direktorat Jenderal Pajak. Sistem yang sedianya bertujuan untuk mempermudah wajib pajak tersebut masih sering dikeluhkan sejak diluncurkan pada 1 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan,

“Kami sudah panggil para hacker, orang Indonesia, yang jago-jago. Orang Indonesia tuh hackernya jago-jago banget, di dunia juga ditakuti rupanya. Saya panggil yang ranking-ranking dunia itu, yang jagoan," kata Purbaya kepada wartawan di Kementerian Keuangan, Jumat, 24 Oktober 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Baca berita dengan sedikit iklan,

Menurut Purbaya, langkah ini dilakukan untuk mendeteksi dan memperbaiki berbagai kelemahan dalam program dan kode aplikasi Coretax. Dari hasil pemeriksaan, para hacker rekrutan Kemenkeu itu menemukan sejumlah celah dan kesalahan dalam sistem Coretax yang seharusnya bisa dicegah sejak awal. 

Purbaya melanjutkan, masalah utama Coretax muncul karena lemahnya proses quality control dan quality assurance saat sistem dikembangkan. Purbaya menduga proses tender dan kerja sama dengan penyedia teknologi sebelumnya tidak diikuti pengujian menyeluruh sebelum peluncuran. “Seharusnya sistem diuji dulu di skala kecil sebelum digunakan secara penuh. Tapi tampaknya itu tidak dilakukan,” ujarnya.

Meski berlatar belakang ekonomi, Purbaya mengaku memahami prinsip dasar pengembangan sistem karena dirinya juga seorang insinyur. Ia menegaskan pendekatan teknis harus diperkuat agar Coretax benar-benar andal dan tidak lagi membebani wajib pajak. “Sekarang kami rapikan semua dalam waktu sebulan, padahal anggarannya disusun untuk empat tahun,” kata dia.

Sistem Inti Administrasi Perpajakan atau Coretax resmi diterapkan pada 1 Januari 2025 lalu. Coretax menjadi sistem teknologi informasi terbaru yang dikembangkan Direktorat Jenderal Pajak untuk mengintegrasikan seluruh layanan administrasi perpajakan di Indonesia.

Ilona Eshterina berkontribusi dalam penulisan artikel ini