7 Alasan Publik RI Gunakan Fitur Ad Blockers saat Kunjungi Website - GoodStats
7 Alasan Publik RI Gunakan Fitur Ad Blockers saat Kunjungi Website - GoodStats
Saat menjelajahi internet menggunakan peramban seperti Google Chrome atau Mozilla Firefox, pengguna biasanya dihadapkan dengan berbagai website di laman mesin pencari. Tak sedikit dari website tersebut menghadirkan beragam iklan yang cukup mengganggu dan menghambat pengguna dalam mencari informasi.
Iklan pada sebuah situs memang lumrah ditemukan karena beberapa website mengandalkan adsense atau iklan untuk mengelola situsnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa pengguna yang terganggu biasanya menggunakan adblock, yaitu fitur ekstensi pada browser yang berfungsi untuk memblokir iklan.
Menurut laporan dari We Are Social dan Meltwater yang bertajuk Digital 2026: Indonesia yang melibatkan 230.000 responden pengguna Internet di seluruh Indonesia pada Oktober 2025, terdapat beberapa alasan pengguna internet menggunakan fitur ad blockers.
Hasilnya, sebanyak 73,2% pengguna Internet di Indonesia menggunakan fitur ad blockers karena terlalu banyak iklan. Sementara itu, 61,3% responden mengaku merasa terhalangi dengan keberadaan iklan di website dan 50,9% responden lainnya merasa iklan yang ditayangkan tidak relevan.
Ketiga faktor ini menunjukkan bahwa keberadaan iklan pada sebuah situs sangat memengaruhi kenyamanan pengguna saat berselancar di dunia maya. Dengan menggunakan ad blockers, perangkat lunak akan otomatis memblokir iklan-iklan yang biasanya muncul di website. Dengan begitu, fitur ini dapat membuat pengalaman menjelajah situs pengguna lebih baik dan fokus pada konten yang akan dicari.
Selain itu, sebanyak 45,8% responden pengguna internet juga mengaku menggunakan ad blockers untuk mencegah konten tidak pantas muncul di laman website. Selain tampilan iklan yang berantakan dan mengganggu konten, beberapa pengguna juga merasa terganggu dengan visual dan konten yang tidak pantas.
Kemudian, 39,2% responden menggunakan fitur ad blockers untuk melindungi privasi, 34,1% untuk mengembangkan performa device, dan 18,7% lainnya untuk mencegah perusahaan mengumpulkan data pribadi. Hal ini menunjukkan bahwa privasi data menjadi perhatian utama para pengguna selama berselancar di internet.
Dalam laporannya, We Are Social juga mencatat beberapa aktivitas yang berhubungan dengan perlindungan privasi dan keamanan pengguna saat mengakses internet.
Hasilnya, sebanyak 35,1% pengguna khawatir perusahaan menggunakan data mereka secara online, 37,1% responden menolak "cookies" pada website, dan sisanya menggunakan fitur ad blockers (40,1%) dan Virtual Private Network atau VPN (31,4%) setidaknya dalam beberapa waktu.
Sumber:
https://wearesocial.com/id/blog/2025/10/digital-2026/