Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home Denmark Featured Internet Keamanan Digital Rusia Serangan Siber Spesial

    Denmark Tuding Rusia Dalangi Dua Serangan Siber, Sebut Bukti Perang Hibrida di Eropa - Tribunnews

    7 min read

     

    Denmark Tuding Rusia Dalangi Dua Serangan Siber, Sebut Bukti Perang Hibrida di Eropa - Tribunnews.com


    SERANGAN SIBER. Gambar merupakan ilustrasi serangan siber. Denmark menuding Rusia berada di balik dua serangan siber ke sistem air dan pemilu, menyebutnya bukti nyata perang hibrida di Eropa. Dinas Intelijen Pertahanan Denmark (DDIS) pada Kamis (18/12/2025) menyatakan Moskow bertanggung jawab atas serangan siber terhadap perusahaan penyedia air di Denmark pada 2024. 
    Ringkasan Berita:
    • Pemerintah Denmark menuduh Rusia berada di balik dua serangan siber terhadap sistem air dan situs pemilu, yang disebut sebagai bukti nyata perang hibrida di Eropa.
    • Dinas Intelijen Pertahanan Denmark (DDIS) menyatakan serangan dilakukan kelompok pro-Rusia Z-Pentest dan NoName057(16) untuk menciptakan ketidakamanan serta menghukum negara pendukung Ukraina.

    TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Denmark secara resmi menuduh Rusia berada di balik dua serangan siber yang dinilai merusak dan mengganggu, serta menyebutnya sebagai bukti kuat terjadinya perang hibrida di Eropa.

    Dinas Intelijen Pertahanan Denmark (DDIS) pada Kamis menyatakan Moskow bertanggung jawab atas serangan siber terhadap perusahaan penyedia air di Denmark pada 2024.

    Serangan tersebut juga mencakup aksi distributed denial-of-service (DDoS) yang menargetkan sejumlah situs di Denmark.

    Menurut DDIS, rangkaian serangan itu terjadi menjelang pemilihan dewan kota dan regional pada November lalu.

    The Guardian melaporkan DDIS menyebut serangan tersebut sebagai bagian dari “perang hibrida Rusia melawan Barat” yang bertujuan menciptakan ketidakamanan di negara sasaran dan menghukum pihak-pihak yang mendukung Ukraina.

    Menurut DDIS, serangan terhadap sistem air dilakukan oleh kelompok pro-Rusia Z-Pentest, sementara serangan DDoS menjelang pemilu dikaitkan dengan kelompok NoName057(16) yang memiliki hubungan dengan negara Rusia.

    “Negara Rusia menggunakan kedua kelompok ini sebagai instrumen perang hibrida melawan Barat,” kata DDIS dalam pernyataannya.

    Operasi siber tersebut disebut sebagai bagian dari kampanye pengaruh yang lebih luas untuk melemahkan dukungan Barat terhadap Ukraina.

    DDIS juga menilai pemilu Denmark dimanfaatkan sebagai platform untuk menarik perhatian publik.

    Pola tersebut disebut telah terlihat dalam sejumlah pemilihan umum di negara Eropa lainnya.

    Direktur DDIS Thomas Ahrenkiel mengatakan pihaknya “sangat yakin” bahwa kelompok-kelompok tersebut merupakan aktor pro-Rusia yang memiliki keterkaitan langsung dengan negara Rusia.

    Menteri Pertahanan Denmark Troels Lund Poulsen mengecam keras serangan tersebut dan menyebutnya “sama sekali tidak dapat diterima”.

    Ia menilai insiden ini sebagai bukti nyata bahwa perang hibrida yang selama ini dibahas kini benar-benar terjadi di Eropa.

    Dalam serangan terhadap perusahaan penyedia air di kota Køge pada Desember 2024, seorang peretas sempat mengendalikan instalasi pengolahan air.

    Peretas tersebut mengubah tekanan pompa, yang menyebabkan tiga pipa pecah.

    Meski kerusakan terbatas, pemerintah menilai insiden itu menunjukkan kerentanan infrastruktur vital.

    Poulsen mengatakan Kementerian Luar Negeri Denmark akan memanggil duta besar Rusia.

    “Sama sekali tidak dapat diterima bahwa serangan hibrida dilakukan di Denmark oleh pihak Rusia,” ujarnya.

    Sementara itu, Menteri Ketahanan dan Kesiapsiagaan Denmark Torsten Schack Pedersen menyebut serangan tersebut memperlihatkan adanya pihak yang mampu mengganggu layanan penting masyarakat.

    Ia mengakui Denmark belum sepenuhnya siap menghadapi ancaman siber semacam itu.

    Kyiv Post melaporkan Denmark yang merupakan sekutu dekat Ukraina telah berulang kali melaporkan insiden yang diklasifikasikan sebagai serangan hibrida terkait Rusia.

    Pada September lalu drone tak dikenal terbang di atas sejumlah bandara dan fasilitas militer Denmark.

    Insiden tersebut memicu penutupan sementara dan mengungkap celah pertahanan.

    Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen sebelumnya menyerukan “jawaban tegas” terhadap sabotase dan serangan yang dipimpin Rusia.

    Ia menegaskan bahwa Eropa kini menghadapi situasi paling berbahaya sejak Perang Dunia II.

    (Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

    Bupati-Bekasi-Ade-Kuswara-Kunang-ditangkap-KPK.jpg
    Komentar
    Additional JS