Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home AI Dunia Internasional Featured israel Kecerdasan Buatan NVIDIA

    Nvidia Tegaskan Israel sebagai Rumah Kedua: Bangun Kampus AI Raksasa dengan 10.000 Pekerja - SindoNews

    4 min read

     

    Nvidia Tegaskan Israel sebagai Rumah Kedua: Bangun Kampus AI Raksasa dengan 10.000 Pekerja

    views: 

    Nvidia Sulap Kota Kecil Kiryat Tivon Jadi Markas Riset Pesaing Silicon Valley. Foto: Nvidia
    ISRAEL - Nvidia mempertegas cengkeramannya di Timur Tengah dengan membangun kampus riset raksasa di Israel yang diproyeksikan menyerap 10.000 tenaga kerja. Bahkan Nvidia juga menyebut Israel sebagai "rumah kedua" bagi sang raja cip dunia.

    Kiryat Tivon, kota tenang di perbukitan utara Israel yang biasanya hanya disapa oleh angin lembah dan keheningan kelas menengah atas, kini bersiap menyambut deru mesin inovasi masa depan ketika Nvidia, sang titan teknologi global, memutuskan untuk memancangkan bendera "rumah kedua"-nya di sana.

    Bukan sekadar ekspansi bisnis biasa, ini adalah langkah ambisius berupa proyek pembangunan kampus riset dan pengembangan (R&D) raksasa yang dijadwalkan menelan investasi ratusan triliun rupiah dan menyerap ribuan talenta digital.

    Raksasa pembuat cip asal Amerika Serikat tersebut mengonfirmasi pada hari Kamis bahwa mereka akan membangun pusat R&D kedelapannya di Israel, kompleks masif yang dirancang menyerupai markas besar mereka di Santa Clara, California.

    Dengan desain futuristik bak pesawat ruang angkasa, kampus ini tidak hanya akan mengubah lanskap fisik Kiryat Tivon, tetapi juga peta ekonomi wilayah utara yang selama ini hidup di bawah bayang-bayang dominasi teknologi Tel Aviv.

    Skala Proyek yang Mengubah Wajah Ekonomi

    Nvidia Tegaskan Israel sebagai Rumah Kedua: Bangun Kampus AI Raksasa dengan 10.000 Pekerja
    Di atas kertas, angka-angka yang disodorkan Nvidia membuat banyak pengamat terhenyak. Kampus ini akan berdiri di atas lahan seluas 90 dunam atau setara 22 hektar, dengan total luas bangunan mencapai 160.000 meter persegi.

    Konstruksi megaproyek ini dijadwalkan mulai membelah tanah pada tahun 2027 dan diproyeksikan rampung sepenuhnya pada 2031.

    Dampak ekonominya diprediksi akan sangat seismik bagi pasar tenaga kerja lokal. Nvidia memperkirakan kampus ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi 10.000 orang, angka yang secara efektif menggandakan jumlah tenaga kerja Nvidia yang saat ini sudah mencapai lebih dari 5.000 orang di Israel.

    Fasilitas ini tidak hanya berisi barisan meja kerja, melainkan juga laboratorium canggih, pusat kolaborasi, area hijau luas, pusat pengunjung, hingga kafe-kafe yang dirancang untuk memacu kreativitas para insinyur.

    Jensen Huang, pendiri sekaligus CEO Nvidia, dengan puitis menyebut investasi ini sebagai bukti komitmen abadi.

    "Israel adalah rumah bagi beberapa teknolog paling brilian di dunia dan telah menjadi rumah kedua bagi Nvidia," ujar Huang, menegaskan bahwa investasi ini mencerminkan kontribusi unik talenta Israel pada era kecerdasan buatan.

    Strategi Pasar dan Insentif Pemerintah

    Nvidia Tegaskan Israel sebagai Rumah Kedua: Bangun Kampus AI Raksasa dengan 10.000 Pekerja
    Otoritas Tanah Israel mengungkapkan bahwa Nvidia membeli lahan strategis tersebut dengan harga sekitar 90 juta shekel atau USD29 juta. Namun, yang menarik perhatian adalah insentif yang diberikan pemerintah setempat; pembuat cip ini dilaporkan mendapatkan diskon sebesar 70 juta shekel untuk pembelian tanah tersebut.

    Kementerian Keuangan Israel mencatat bahwa di luar diskon lahan, Nvidia tidak meminta ataupun menerima keringanan pajak tambahan.

    Pasar global saat ini sedang dalam demam kecerdasan buatan, di mana perusahaan seperti Microsoft, Amazon, Alphabet, dan Tesla berlomba membangun pusat data AI. Cip canggih Nvidia adalah bahan bakar utama perlombaan ini, dan banyak dari prosesor high-end serta cip jaringan esensial untuk melatih model AI tersebut justru lahir dari laboratorium-laboratorium di Israel.

    Shlomi Kofman, Wakil Presiden Kemitraan Global di Otoritas Inovasi Israel, menganalisis bahwa langkah strategis perusahaan sekelas Nvidia akan menempatkan Israel sebagai inti dari solusi AI global.

    Menurutnya, kehadiran kampus ini akan menciptakan konsentrasi pengetahuan dan pengalaman yang menarik investasi jauh melampaui sekadar perusahaan rintisan di sekitarnya.

    Ekspansi yang Tak Terbendung

    Jejak kaki Nvidia di Israel memang telah mengakar kuat. Sebelum proyek Kiryat Tivon, perusahaan ini telah mengoperasikan tujuh pusat R&D yang tersebar dari Yokne’am, Tel Aviv, Jerusalem, Ra’anana, hingga Beersheba di selatan. Sejarah mencatat akuisisi monumental Mellanox Technologies Ltd. pada 2020 senilai USD7 miliar sebagai titik balik, yang kemudian disusul oleh pembelian startup manajemen beban kerja AI, Run:ai, pada Desember 2024 dengan estimasi nilai USD700 juta.

    Tak hanya fokus di utara, pada akhir Oktober lalu, Nvidia juga mengumumkan rencana melipatgandakan kehadiran R&D-nya di Beersheba dengan situs baru seluas 3.000 meter persegi di taman teknologi Gav Yam, yang diharapkan beroperasi penuh pada paruh pertama 2026.

    Keputusan memilih Kiryat Tivon, komunitas kelas menengah atas dengan populasi kurang dari 20.000 jiwa yang berjarak 30 menit dari Haifa, dinilai strategis. Ido Greenblum, kepala dewan regional Kiryat Tivon, menyambutnya dengan tangan terbuka, menjanjikan infrastruktur pendukung mulai dari bisnis kecil, hotel, hingga restoran untuk melayani ribuan pekerja baru tersebut.

    Bagi Nvidia, yang nilai sahamnya meroket hingga sempat menjadikannya perusahaan bernilai USD5 triliun dolar AS pada akhir Oktober 2025, Israel bukan lagi sekadar cabang operasional. Ia adalah dapur pacu utama, "rumah kedua" di mana masa depan komputasi dunia sedang dirakit keping demi keping.
    (dan)
    Komentar
    Additional JS